JAYAPURA (PB)-Anggota Bidang Evaluasi dan Monitoring KONI Papua Benny Maniani menilai, cabang olahraga (Cabor) Bowling dan Criket dinilai tidak layak untuk dipertandingkan di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2020 di Tanah Papua. Alasannya, kedua Cabor tersebut bukan cabang Olimpiade dan bukan cabor unggulan Papua. Cabor ini pun tidak memiliki atlet maupun pengurus daerah di Provinsi Papua, sehingga tidak wajib untuk dipertandingkan di PON.
“Siapa yang punya kepentingan untuk Cabor Bowling dan Criket ? Kita di Papua tidak tau Cabor ini. Bowling itu barang apa, kita tidak tau Cabor tersebut,” kata Benny di Jayapura, Senin (21/08/2017) di Kantor KONI Papua Kompleks Gedung Olagraga (GOR) Cenderawasih, Jayapura
Dalam rilis yang diterima redaksi Papua Bangkit, mantan petinju Papua peraih mendapat medali emas di Kejuaraan Asia tahun 1977 di Bangkok Thailand ini mengatakan, dari sejarah keikutsertaan Provinsi Papua dalam PON ke PON, Cabor Bowling maupun Criket tidak pernah diikuti kontingen dari Tanah Papua.
’’Semenjak Papua ikut dari pertama sampai dengan PON XIX 2016 Jawa barat, Papua tidak pernah ikut cabor ini. Nah, tiba-tiba Cabor ini muncul tiba-tiba, untuk kepentingan siapa,” tanyanya, heran.
Tolak GOR Jadi Venue Bowling
Sementara itu, anggota Bidang Pemassalan dan Pembibitan, Ulrich Latumahina mengatakan kantor KONI dan GOR Cenderawasih merupakan sejarah awal bangkitnya olahraga di Papua, sehingga gedung tersebut harus tetap dipertahahankan. Oleh karena itu, para pengurus KONI menolak rencana untuk pembangunan venue Bowling di areal Kantor KONI Papua.
“Apalagi kantor KONI mau dibongkar. Kantor ini sejarah bagi olahraga di Papua. Sejarah boleh hilang pada satu waktu, tetapi tidak bisa hilang selama-lamanya karena dia abadi,’’ ungkap Ulricht Latumahina, mengutip kata-kata Michael Stoner sejarawan.
Benny Maniani menambahkan, Kantor KONI Papua dan GOR Cenderawasih adalah tonggak lahirnya prestasi olahraga Papua. Fajar kejayaan olahraga menyingsing di ufuk timur dimulai dari ide cemerlang Gubernur Acub Zainal untuk membangun olahraga di tanah Papua.
“Karena itu, jika ada keinginan untuk lokasi tersebut dibongkar, tentu kami selaku pelaku olahraga menolak dengan tegas kantor KONI diratakan untuk dijadikan sebagai gedung cabor Bowling,” tukasnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Audit Internal Benny Yensenem meminta agar segera digelar workshop untuk membahas secara detail tugas-tugas dan tanggung jawab Panitia Besar (PB) PON. (YMF)