JAYAPURA (PB) – Pemerintah Provinsi Papua meminta kepada aparat keamanan untuk selalu mengedepankan komunikasi persuasif dalam menangani kasus ribuan warga terisolasi sekitar Kampung Utikini, Kimberly hingga Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika yang diduga dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Asisten Bidang Pemerintahan Sekda Provinsi Papua Doren Wakerkwa, di Jayapura, Senin (13/11/2017) kepada pers di usai apel pagi halaman Kantor Gubernur Papua, mengatakan komunikasi persuasif tersebut dilakukan dengan mendorong tokoh agama, masyarakat dan adat untuk membangun negosiasi yang baik.
“Komunikasi persuasif yang dibangun para tokoh agama, masyarakat hingga adat ini diharapkan dapat membawa keluar warga yang terisolasi di sekitar Kampung Utikini, Kimberly hingga Banti, Distrik Tembagapura,” tuturnya.
Pemerintah provinsi juga membantah adanya aksi penyanderaan di wilayah tersebut. Pasalnya, wilayah yang menjadi lokasi isolasi warga hanya memiliki satu jalur keluar. “Jadi sekitar Kampung Utikini, Kimberly hingga Banti, Distrik Tembagapura tersebut dikelilingi oleh hutan, gunung dan tambang di mana jalan keluarnya kini diklaim telah dikuasai oleh KKB,” ujarnya.
Masyarakat yang berada di sekitar Kampung Utikini, Kimberly hingga Banti, Distrik Tembagapura tersebut bukan disandera, namun kata Doren, mereka sulit keluar dari wilayahnya karena keadaan antara KKB dan aparat memanas. “Sewaktu rapat bersama di Timika, kami sudah berkomitmen untuk membentuk tim khusus yang beranggotakan tokoh agama, masyarakat, kepala suku hingga orang berpengaruh agar dapat turun terlebih dahulu ke lokasi dan membangun negosiasi serta komunikasi baik,” akunya.
Jika TNI dan Polri tidak dapat masuk ke lokasi isolasi, maka diharapkan langkah persuasif dengan membangun komunikasi yang baik ini harus dilakukan sehingga masyarakat dapat keluar dari wilayah tersebut. (YMF/Ed-Fri)