JAYAPURA (PB) – Kedatangan Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik yang ketiga kalinya ke Tanah Papua adalah ingin mempertegas komitmen Negeri Ratu Elisabeth itu adalah mendukung Papua dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Komitmen Pemerintahan Inggris sangat jelas, yakni mempertegas kebijakan Pemerintahan Inggris menjaga negara kesatuan NKRI. Ini jelas sudah tiga kali berturut-turut beliau kemari (Papua-red) selalu berbicara mengenai hal ini,” kata Gubernur yang dalam sesi wawancara itu didampingi Sekda Papua Hery Dosinaen, usai pertemuan tertutup selama 1,5 jam lebih pada Jumat (17/11) malam di Gedung Negara Dok V Atas Jayapura.
Namun demikian, kata Gubernur, pemerintah Inggris juga meminta kepada pemerintah pusat untuk ikut melihat dan mengutamakan keinginan dan aspirasi rakyat Papua menjaga NKRI, tetapi harus juga mengutamakan kepentingan masyarakat Papua. “Ini tegas – tegas dibicarakan. Kita menjaga NKRI, tetapi kalau tidak memperhatikan keinginan masyarakat Papua kepada pemerintah pusat dan itu yang harus jelas, menurut Pak Dubes,” terangnya.
Sebagai gubernur, Lukas juga berharap pada semua duta besar yang datang di Papua bisa melihat keadaan di Papua. Apa yang terjadi, termasuk peristiwa seperti di Timika. Kelompok yang berseberangan dengan pemerintah, apa keinginan mereka kemudian maunya mereka apa. Hal inilah juga yang harus dilihat dan didengar.
“Selain itu juga kalau mau dialog ,libatkan orang Papua di luar negeri juga. Karena masalahnya bukan kita yang di dalam tetapi orang Papua di luar negeri yang mendorong – dorong hal ini. Orang Papua diluar negeri dalam bentuk organisasi apapun juga harus ikut dilibatkan dalam dialog,” sarannya.
Bantu Konsep Tata Ruang
Selain memperjelas komitmen Inggris kepada Pemerintah Indonesia, kedatangan Dubes Inggris untuk Indonesia Moazam Malik bersama 8 orang staf kedutaan ke Papua dan Papua Barat juga menyampaikan terkait kerjasama pendidikan dan lingkungan hidup. “Terutama adalah kerjasama yang sudah kita buat dibawah bimbingan Pemerintah Inggris. Soal tata ruang. Kita harap ini berguna untuk masyarakat Papua,” kata Gubernur Lukas.
Gubernur mengatakan keinginan dari Pemerintahan Inggris terkait sumber daya alam Papua yakni menggunakan, memanfaatkan alam untuk ekonomi akan tetapi juga wajib melestarikannya. “Sejauh kita tidak merusak lingkungan itu yang Pak Dubes bilang masyarakat bisa gunakan alam. Tetapi lestarikan alam dengan menjaga lingkungannya. Itu keinginan Pemerintahan Inggris,”ucapnya.
Di kesempatan itu juga saat ini Pemerintah Provinsi Papua mendapat bantuan dari Pemerintah Kerajaan Inggris terkait tata ruang wilayah. “Tata ruangnya sudah dibuat dan kita dibantu oleh Pemerintah Inggris. Sebab puluhan tahun belum ada tata ruang,” ungkapnya.
Konsep ini akan disaring dulu oleh Pemprov Papua dan setelah itu disahkan. Nantinya ini akan menjadi contoh bagi provinsi lain. “Sekian tahun di bawah pengawasan Kedutaan Inggris membantu kita untuk menyiapkan tata ruang lebih bagus dan akhirnya kita menetapkan,” terangnya.
Oleh karena itu pada kesempatan ini gubernur menyampaikan kepada seluruh kabupaten/kota di Provinsi Papua tata ruang yang sudah diputuskan dalam Peraturan Dasar Provinsi (Perdasi) dan Peraturan Dasa Khusus (Perdasus) dapat dilaksanakan dengan mengacu pada tata ruang provinsi.
Bicara Soal Kemajuan Putra Asli Papua
Duta Besar Kerajaan Inggris Untuk Indonesia Moazzam Malik juga membicarakan untuk memajukan masa depan dan prospek Papua khususnya putra putri daerah asli Papua.
“Kita membahas soal hal politik, prospek dan masa depannya, aspirasi putra – putri Papua untuk diberdayakan dan diperhatikan. Pemerintah saya melalui beberapa program kerjasama pada dasarnya kami siap memberikan dukungan,” kata Moazzam yang dikenal cukup dekat dengan pers itu.
Pemerintah Inggris sudah bekerjasama di Provinsi Papua selama 10 tahun dan sudah menunjukkan beberapa hasil yang nyata. “Termasuk program Bapak Gubernur yakni SIMTARU, membuat tata ruang yang terbuka bagi masyarakat agar masyarakat bisa melihat tata ruangnya,” terangnya.
Moazzam memuji ketegasan Gubernur Papua Lukas Enembe yang telah mencabut perizinan beberapa perusahaan yang tidak mempunyai izin dan tidak sesuai konsep tata ruang dan wilayah. “Ini salah satu contoh kerjasama ke depan. Pemprov bisa bekerjasama di bidang tata ruang dan juga mempromosikan aktifitas perekonomian yang ramah lingkungan. Jadi orang Papua bisa menggunakan lingkungannya secara ramah dan bukan untuk merusak pohon dan hutannya,” urainya.
Dalam pertemuan itu juga di antara keduanya saling diskusi dan rencananya tahun depan di Kedutaan besar Inggris akan bekerjasama dengan Pemprov Papua di bidang energi terbarukan. Selain itu juga akan melihat kalau ada kesempatan mendukung keperluan listrik tetapi harus dengan ramah lingkungan.
Sedangkan untuk bidang pendidikan untuk jangka waktu panjang di mana anak – anak Putra – putri daerah Papua akan bersaing dengan provinsi lain di Indonesia maka harus berinvestasi dengan pendidikannya.
Ada usulan dari Canbrige English untuk meningkatkan kapabilitas kefasihan bahasa Inggrisnya. “Ini salah satu keperluan untuk perekonomian yang modern dan maju. Kalau programnya berhasil saya kira itu akan sangat banyak bermanfaat untuk putra putri daerah Papua ke depan,” katanya yakin.
Program yang ditawarkan oleh Perusahaan Canbrige Inggris terkait dengan investasi yang terkenal di seluruh dunia. “Hanya beberapa putra putri cerdas untuk membawa mereka ke Inggris. Karena itu bermanfaat tetapi yang akan menggunakan kesempatan ini terbatas. Jadi programnya adalah untuk meningkatkan kapabilitas bahasa Inggris di Papua,” terangnya.
Hal ini dilakukan agar jauh lebih banyak putra putri daerah lebih menikmati kesempatan untuk belajar. Sebagian dari mereka juga akan keluar negeri untuk mengambil pendidikan tinggi yang bertaraf internasional. Usahanya untuk memaksimalkan kelompok yang bisa bermanfaat melalui dana Pemprov dan kerjasama dengan Cambridge Inggris.
Sementara itu Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan, terkait kerjasama dengan Cambridge dirinya meminta kepada anak – anak Papua untuk belajar berbahasa Inggris. “Kita baru komitmen jadi kalau ada keinginan kerjasama lagi maka mereka harus memperdalam Bahasa Inggris untuk nanti kita kirim ke Inggris,” kata Lukas Enembe. (YMF/Ed-Fri)