MOANEMANI (PB)—Setelah melakukan kampanye di Nabire, Calon Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP.MH melanjutkan kampanye terbatas ke kabupaten tetangga, Dogiyai, Selasa (13/03/2018). Ratusan masyarakat, simpatisan, dan pendukung LUKMEN menyambut Lukas dan isrinya Yulce Enembe beserta rombongan saat tiba di Bandara Moanemani Dogiyai.
Lukas dan rombongan kemudian melakukan blusukan di Pasar Moanemani dan pabrik pengolahan Kopi P-5 hasil swadaya Ir. Didimus Tebai di kampung Moanemani Distrik Kamu.
Pada kesempatan itu, Calon Gubernur Papua nomor urut 1 ini mengatakan, jika menang, dirinya dan Klemen Tinal pada periode kedua akan fokus memperkuat kemandirian rakyat dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di sentra-sentra ekonomi khas.
“Misanya di Dogiyai terkenal dengan kopi (Moanemani), kami akan menyiapkan satu formula program agar Dogiyai ini lebih fokus pada potensi perkebunan kopi. Karena memang hasil sumber daya alamnya di sini ya kopi dan itulah yang harus dilakukan Provinsi agar Pemerintah Kabupaten Dogiyai dapat lebih fokus mengembangkan potensi ini,” kata kata Lukas.
Menurut Lukas, jika pun ke depan LUKMEN diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas pemerintahan periode kedua, pihaknya tidak akan memberikan janji-janji muluk kepada masyarakat. Yang terpenting adalah bagaimana setiap daerah diberikan dukungan program dan dana agar potensi unggul di setiap daerah dapat dikembangkan.
“Sekarang kita bisa saja didorong alokasikan besar, persoalannya begini, masyarakat bisa ka tidak? Karena untuk pengembangan ini juga harus mendapat dukungan serta pengawasan pemerintah daerah,” katanya.
Kopi Moanemani
Kopi Moanemani merupakan jenis kopi arabica yang ditanam secara organik oleh petani tradisional suku Mee, di Kabupaten Dogiyai, Papua. Kopi ini sangat terkenal bagi penikmat kopi di Eropa dan Amerika.
Kopi Moanemani ditanam oleh petani suku Mee di kebun dekat hutan, lereng gunung maupun dekat rumah mereka. Kopi ini pada awalnya diperkenalkan oleh misionaris pada tahun 1960-an. Pada waktu itu, pesawat kecil setelah drop logistik di pedalaman, ketika kembali ke Kota Nabire, kondisi pesawat dalam keadaan kosong.
Para misionaris dan pilot berpikir komoditas jenis apa yang bernilai tinggi yang bisa untuk mengisi pesawat yang kosong dan komoditas ini bisa mensejahterakan penduduk pedalaman.
Maka sejak saat itulah, mulai dilakukan penanaman kopi. Karena Dogiyai terletak di ketinggian 1000 hingga 2000 meter di atas permukaan laut, maka kopi jenis arabica yang dipilih.
Ternyata hasil panen di luar dugaan. Kopi ini menghasilkan rasa yang unik dan khas, perpaduan rasa dan aroma gurihnya kacang, legitnya karamel, rempah-rempah dan coklat. Rupanya kopi Moanemani lebih dikenal di luar negeri daripada di dalam negeri.
Untuk mengenalkan Dogiyai sebagai penghasil kopi dengan rasa unik, maka setiap tahun perlu diadakan festival kopi Moanemani.
Oleh karena itu, menurut Lukas, LUKMEN akan mendorong agar ke depan produksi dan pemasaran kopi Moanemani ini bisa merambah seluruh Indonesia dan dunia. “Kita akan dorong, dan Pemda Dogiyai juga harus demikian. Kita berikan konsentrasi penuh untuk pengembangan kopi ini dan jadikan Dogiyai sebagai ladang kopi terbesar di Papua,” tandasnya.
Lukas juga berharap masyarakat dan Pemerintah Daerah Dogiyai ke depan dapat lebih mandiri mengejar dan mengelola sentra ekonomi yang menjadi keunggulan daerah, terutama melalui perkebunan kopi ini.
“Kalau potensi di Dogiyai ini kopi, maka harus fokus kembangkan kopi, jangan dulu potensi lain. Pemerintah harus menggalakkan gerakan tanam kopi bagi seluruh masyarakat baik di halaman maupun di kebun,” kata Lukas sambal menambahkan bahwa usaha tersebut belum terlambat asalkan Pemda Dogiyai dan masyarakat setempat memiliki satu komitmen dimana LUKMEN akan mendukung itu pada periode kedua pemerintahan.
Pada kegiatan kampanye itu, Lukas Enembe bersama Istri juga menyempatkan diri meresmikan sekretariat koalisi Papua Bangkit Jilid II di Distrik Kamu, hingga kembali ke Kabupaten Nabire dan melanjutkan Kampanye di Kabupaten Paniai dan Intan Jaya 14-15 Maret 2017. (Stysan/Humas KPB II)