AMBON (PB)—Kota Ambon, Sabtu (27/10/2018) menjadi saksi sejarah perdana perhelatan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik I. Misa pembukaanan yang digelar di Lapangan Merdeka Kota Ambon dipimpin oleh delapan uskup dan puluhan imam dengan konselebran utama Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) sekaligus Uskup Agung Jakarta Mgr. Suharyo. Sekitar 5.000-an umat hadir.
Uskup lain yang menjadi konselebran dalam Misa Pembukaan tersebut adalah Uskup Denpasar yang juga menjadi Administrator Apostolik Keuskupan Ruteng Mgr Silvester San, Uskup Agung Makassar Mgr Johanes Liku Ada, Uskup Agung Palembang Mgr. Aloysius Sudarto, Uskup Agung Merauke Mgr Niko Adi Saputra, Uskup Banjarmasin Mgr Petrus Boddeng Timang, Uskup Samarinda Mgr Yustinus Harjosusanto, dan Uskup Ambiona Mgr Petrus Canisius Mandagi.
Di tengah hangatnya suhu perpolitikan di Indonesia, Pesparani menjadi ajang penyejuk bangsa. Adalah Uskup Keuskupan Amboina Mgr. C. Mandagi MSC yang meniupkan suara sejuk di balik momen ini.
“Mari kita siarkan kesejukan, kebaikan dan perdamaian. Ketidakhadiran Presiden jangan membuat kita kehilangan sukacita. Kita harus tetap sukacita,” ujarnya dalam konferensi pers menjelang pembukaan Pesparani pada 27 Oktober di Ambon.
Uskup didampingi Ketua Lembaga Pembinaan, Pengembangan, PESPARANI Katolik Nasional (LP3KN) Adrianus Meliala dan sekretaris panitia pelaksana Titus Fl. Renuarin.
Lebih lanjut kata Mandagi, Pesparani adalah saat yang tepat untuk menunjukkan indahnya keberagaman di negeri ini. Pesparani ini harus menjadi altar perdamaian yang menyebarkan suara perdamaian. Kita orang Ambon sudah suskses selenggarakan MTQ, Perparawi dan Pesparani ini juga harus berhasil.
Sedianya, Pesparani akan dibuka oleh Presiden Jokowi, tapi karena Presiden memiliki kegiatan lain, maka yang membuka adalah Menteri ESDM Ignatius Jonan.
Atas ketidakhadiran Presiden ini Mandagi mengajak untuk tetap berpikir positif. “Barangkali Presiden punya kegiatan yang sangat penting. Kita harus mengerti. Jangan sampai ketidakhadiran Presiden membuat kita kehilangan sukacita. Kita harus tetap bersukacita,” imbaunya.
Pesan senada disampaikan Mgr Suharyo dalam khotbahnya, yang mengingatkan acara Pesparani Katolik 1 bukan hanya perlombaan semata.
“Pesparani bukan sekadar perlombaan apalagi lomba panduan suara saja. Ini adalah ajang merawat persaudaraan,” tutur Mgr Suharyo.
Sementara itu, Ketua Umum LP3KN Adrianus Meliala menjelaskan bahwa penyelenggaraan Pesparani tingkat nasional ini tidak terlepas dari organisasi pelaksana bernama Lembaga Pembinaan, Pengembangan, PESPARANI Katolik Nasional (LP3KN). LP3KN adalah lembaga yang direstui oleh Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan difasilitasi oleh pemerintah.
Di dalam struktur LP3KN terdapat unsur pastor yg menjadi pejabat KWI, pejabat dari jajaran Ditjen Bimas Katolik Kementerian Agama, dan sejumlah awam yg diangkat oleh KWI.
“Pengurus LP3KN memiliki dua amanat, yakni dari KWI dan pemerintah. Hal yang sama terjadi pula dengan LP3KD. Restu dari uskup setempat dan Pemda masing-masing. Tugasnya adalah mengembangkan seni budaya Gereja antara lain melalui Pesparani ini,” ujar Adrianus menjelaskan kedudukan lembaga ini
Diketahui, Pesparani Katolik I diselenggarakan di Kota Ambon, Maluku selama sepekan, dari 27 Oktober 2018 hingga 2 November 2018. Acara pembukaan dilakukan pada Sabtu (27/10) sore dan dihadiri sekitar 5.000 umat katolik dari seluruh provinsi Indonesia.
Pesparani yang bertemakan “Membangun Persaudaraan Sejati” akan digelar berbagai perlombaan seperti lomba Paduan Suara Dewasa Campuran, Paduan Suara Pria, Paduan Suara Dewasa Wanita, Paduan Suara Anak, Paduan Suara Gregorian Dewasa, Paduan Suara Gregorian Anak-Remaja, Menyanyikan Mazmur Dewasa, Menyanyikan Mazmur Remaja, Menyanyikan Mazmur Anak, Cerdas Cermat Rohani Anak, Cerdas Cermat Rohani Remaja, dan Bertutur Kitab Suci Anak.
Jaga Nama Baik Papua
Sebelumnya, pada, Selasa (23/10/2018), Wakil Gubernur (Wagub) Papua Klemen Tinal, SE.MM melepas peserta Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Nasional I Kontingen Provinsi Papua ke Kota Ambon, Provinsi Maluku di Hotel Aston, Jayapura,
Peserta yang mewakili Papua, Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Merauke, Mappi, Asmat, Mimika dan Waropen sebanyak 300 orang, termasuk tim official.
Turut hadir dalam acara tersebut, Pimpinan SKPD di lingkungan Pempov Papua dan Pemkot Jayapura, Ketua Lembaga Pembinaaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik Daerah (LP3KD) Provinsi Papua Drs. FX Mote, M.Si Wakil Ketua Kontingen Pesparani Papua Konstantinus Bahang dan para anggota kontingen.
Wagub Klemen mengatakan, Pemprov Papua, pemerintah kabupaten/kota di Papua dan juga masyarakat Papua mengucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat yang telah memberikan kesempatan kepada saudara-saudara dari umat Katolik, untuk melakukan suatu pesta rohani melalui Pesparani I yang akan diadakan di Kota Ambon, Provinsi Maluku.
“Kami mendukung sepenuhnya acara ini karena ini merupakan Pesparani pertama, sehingga tentu yang kita siap hari ini adalah semangat dulu kemudian kebersamaan dari seluruh Kabapaten/Kota yang ada, walaupun memang belum mewakili semua Kabupaten/Kota yang ada,” ujar Wagub Klemen.
Oleh karena itu, terang Wagub, pihaknya mengharapkan Papua bisa memberikan satu perspektif baru dalam rohani dengan karakter ke-Papua-an.
“Jadi kita berikan perspektif baru dari Papua kepada masyarakat yang lain, baik umat Katolik yang ikut Pesparani maupun saudara-saudara kita yang lain, yang hadir ataupun saudara-saudara kita di Maluku. Tapi juga eksternal ke dunia atau pun kemana kita tunjukan bahwa inilah wajah Indonesia bahwa Indonesia itu beragam-ragam kita ada beragam suku, agama. Tapi kita selalu satu, saling mendukung dan saling membaur,” ungkapnya.
Ia mengatakan, Pesparani adalah pesta rohani. Jadi bukan untuk berlomba-lomba, karena yang menilai sebenarnya Tuhan, walaupun nanti ada Juri. Tapi itu hal biasa yang tak terlalu penting.
Sementara itu, Ketua Lembaga Pembinaaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik Daerah (LP3KD) Provinsi Papua FX Mote mengatakan, Pesparani Nasional I ini mengusung Tema Membangun Persaudaraan Sejati.
“Pesparani ini hendaknya menjadi simbol perdamaian umat di seluruh Indonesia. Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terima kasih khususnya kepada Pemprov Papua, yang telah membantu biaya transportasi dan akomodasi selama di Kota Ambon,” kata Mote.
Menurut Mote, pasca Pesparani di Kota Ambon, pihaknya merencanakan menggelar Pesparani Provinsi Papua memanfaatkan APBD tahun 2019 di masing-masing Kabupaten/Kota. (Gusty Masan Raya/EDL/MDC)