Pesawat Hercules saat mendarat di Bandara Dekai Yahukimo, 2017 lalu.

DEKAI (PB.COM)—Bupati Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua, Abock Busup, MA menegaskan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Yahukimo dalam waktu dekat berencana akan membuka rute pesawat Hurcules milik TNI dari Jayapura ke Dekai, Ibukota Yahuhimo guna mensuplai kebutuhan bahan pokok (bapok) masyarakat.

Bupati Abock kepada pers di Jayapura mengatakan, selama ini, kebutuhan bahan pokok maupun BBM di Dekai Yahukimo mayoritas di datangkan dari Timika melalui jalur sungai. Sayangnya, ketika air sungai surut, maka suplai kebutuhan bapok maupun BBM akan terhenti. Akibatnya, harga bapok dan BBM melambung tinggi.

“Untuk mengatasihal ini, maka Pemkab Yahukimo, menyurat ke Panglima TNI melalui Danlanud Sentani, meminta agar Hercules bisa masuk ke Dekai, karena runway-nya sudah bisa didarati pesawat berbadan besar. Awalnya panjang runway Bandara Nop Goliat 1.900 meter, sesuai  janji Jokowi tahun 2018 harus  2.500 meter agar bisa didarati pesawat berbadan besar, seperti boeing dan hercules,” kata Bupati Abock.

Menurut Abock, pesawat Hercules sudah dua kali mendarat di Bandara Nop Goliat, saat kedatangan presiden Jokowi dan kedatangan  Kepala Staf Angkatan Udara II Makasar.

“Setelah mengajukan permohonan kepada Panglima TNI melalui Danlanud, ternyata respon dari Panglima cepat sekali, hanya satu minggu. Dan dijadwalkan, Hercules akan melayani masyarakat Yahukimo antara 3 kali sebulan atau 2 kali sebulan,” jelasnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, Danlanud akan survey ke Yahukimo bertemu dengan masyarakat terutama pada pedagang dan kepala suku.

“Hercules ini selain mengakut barang juga penumpang, harapan saya dengan masuknya hercules tidak ada lagi penumpukan penumpang di bandara Nop Goliat Dekai, terutama saat hari besar keagamaan, seperti natal, tahun baru dan lebaran,” katanya.

Sebagaimana diketahui Bandar Udara Nop Goliat adalah salah satu dari tujuh bandar udara perintis yang menghubungkan 517 desa di wilayah Yahukimo. Bandar udara Nop Goliath dibangun di atas lahan seluas 230 hektar, dan sudah mulai dikerjakan pada periode 2004-2010 dengan menggunakan anggaran sebesar Rp 321 miliar. Bandara ini dibangun sebagai pusat distribusi logistik di wilayah dataran tinggi Papua, serta untuk mendukung mobilitas barang dan jasa.

Setelah penundaan yang panjang, bandar udara ini akhirnya diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 18 Oktober 2016. Jokowi menginginkan bandar udara ini bisa terus dikembangkan dan meminta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk memperpanjang landasan pacu dari 1.950 m menjadi 2.500 meter selama 2 tahun ke depan.

Kemudian, Kementerian Perhubungan mengalokasikan Rp 350 miliar untuk memperluas landasan pacu, sehingga dapat melayani Boeing 737-200 dan Boeing 737-300. Perluasan ini diperkirakan akan selesai pada tahun 2017.

Saat ini, landasan pacu bandar udara Nop Goliath beroprasi dengan luas 1.950 m x 30 m, luas masing-masing 2 jalur darurat 75 m x 23 m, landasan beton 320 m x 60 m dan peralatan serta fasilitas pendukung lainnya. Sementara itu, bangunan terminal bandara itu sendiri memiliki luas 1,900 m2 dan dapat menampung 300 penumpang pada jam sibuk. (dbs/gusty)

Facebook Comments Box