DOGIYAI (PB.COM)—Bupati Dogiyai, Yakobus Dumupa didampingi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, drg. Aloysius Giyai, M.Kes meresmikan Rumah Sakit Umum (RSU) Pratama Kabupaten Dogiyai, Rabu,(29/05/2019). RSU tersebut sedianya sebagai salah satu pusat layanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah Kamuu dan Mapiha.
Bupati Dumupa mengatakan, pembangunan RSU Pratama Dogiyai merupakan salah satu program prioritas Kabupaten Dogiyai tahun 2019. Karena itu, ia memastikan adanya alokasi dana yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) dari Pemerintah Pusat untuk pendirian fasilitas kesehatan ini.
“Salah satu yang menjadi hal prioritas adalah penyelesaian pagar rumah sakit. Dan pembenahan rumah sakit ini di awal tahun depan. Kami mohon kami harus jadi prioritas dari Dinas Kesehatan Papua karena di wilayah Meepago, rumah sakit yang lain sudah dibantu. Hanya kami yang belum,” katanya.
Menurut Bupati Dumupa, walaupun pembangunan dan ketersediaan alat kesehatan belum rampung maksimal, ia menyatakan, pihaknya mencoba memulai dari keterbatasan itu. Sebab, apabila ditinggalkan maka berbagai persoalan atas lokasi tersebut datang bertubi-tubi.
“Kami akan terus mencukupi fasilitas penunjang, peralatan medis dan tenaga medis. Persoalan penyelesaian hak ulayat, baru beberapa hari lalu kami sepakat resmikan rumah sakit secepatnya supaya pemilik hak ulayat ketahui bahwa lokas rumah sakit sudah menajdi milik pemerintah, bukan lagi milik mereka,” katanya.
Bupati juga berpesan kepada masyarakat agar bijak menghadapi setiap peristiwa kematian jika kelak terjadi di rumah sakit.
“Ada orang tabrakan di jalan raya, orangnya dibawah ke rumah sakit lalu datang ngamuk dan rumah sakit jadi sasaran. Orang nafas sudah satu-satu lalu dibawah ke rumahs sakit, meninggal lalu keluarganya datang bongkar rumah sakit. Kebiasaan-kebiasaan itu saya tidak akan kompromi. Saya akan bertindak tegas,” bebernya.
Dia juga meminta kepada Kepala Distrik dan para Kepala Kampung untuk menjaga masyarakat dengan baik. Ia berkomitmen akan telusuri siapa perusuh yang menggangu pelayanan kesehatan di rumah sakit itu.
“Orang yang datang kasih hancur rumah sakit kita akan cari tahu. Orangnya dari kampung mana dan sangisnya dua yaitu kepala kampungnya dipecat dan dana desa saya tahan dari kampung itu untuk ganti barang yang dicuri atau dihancurkan,” tegasnya.
Harus Mulai Melayani
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Ppaua drg. Aloysius Giyai, M.Kes mengatakan, berdirinya rumah sakit tersebut dapat membantu melayani kesehatan masyarakat yang ada di lembah hijau dan Mapiha. Sebab faktanya, Dogiyai memang hanya memiliki sejumlah Puskemas, salah satunya di Moanemani sehingga selalu dirujuk ke RSUD Paniai.
“Jika ada warga yang sakit, harus menempuh sekitar empat jam dari sini. Padahal idealnya di bawah ke Ekimani,” kata dokter Giyai.
Menurut mantan Direktur RSUD Abepura ini, RS Pratama Dogiyai ini merupakan salah satu program dalam rangka peningkatan akses pelayanan kesehatan rujukan, utamanya bagi masyarakat tidak mampu.
“Kita tidak bisa tunggu rumah sakit rampung 100 persen baru beroperasi. Nanti akan jadi gudang tikus, nanti babi-babi masuk. Kita harus memulai dan melayani sambil kita lengkapi semua yang kekurangan. Tidak bisa tunggu sempurna. Nanti kita gotong royong,” ujarnya.
Menurut Aloysius, pihaknya membagi tugas kepada Bupati, Wakil Bupati dan DPRD Dogiyai guna mempercepat proses penyelesaian 30 persen yang masih sisa.
“Sesuai aturan, pagar RS itu tidak bisa dibantu oleh provinsi dan pusat. Pak Bupati, tahun ini atau tahun depan segera bangun pagar. Kami provinsi punya ada bagian yang bantu sesuai aturan. Kan saya yang pasti saya lengkapi sesuai dengan kewenangan,” ucapnya.
Dia menegaskan, rumah sakit merupakan tempat untuk menyembuhkann pasien dari penyakit yang diderita. Oleh karena itu, ia meminta Dinas Kesehatan Dogiyai dan manajemen rumah sakit tersebut harus professional bekerja dan melayani dengan hati dan kasih.
“Bukan pulang mayat, tapi di sini (rumah sakit) tempat untuk menyembuhkan dan orang pulang dengan penuh suka cita dan kedamaian. Saya juga minta kepada masyarakat, datang ke rumah sakit tidak boleh makan pinang, tidak boleh merokok dan tidak boleh mabuk-mabukan. Kita mau cari dokter dan perawat sangat susah, tidak boleh bikin mereka marah. Mereka siap melayani,” pungkasnya.
Dalam peresmian rumah sakit itu, turut hadir Wakil Bupati Dogiyai, Oscar Makai, Sekda Natalis Degei, Kadinkes dr. Daniel Rumangkun, Direktur RSU, Lukas Dumupa, belasan kepala OPD dan ribuan masyarakat setempat. (Alberth You/GMR)