Tampak dari kejauhan Tampak gedung Grapari Telkomsel yang dibakar massa

JAYAPURA (PB.COM)–Kota Jayapura, ibukota Provinsi Papua Kamis (29/08/2019) mencekam. Aktivitas sekolah dan perkantoran lumpuh total. Ini terjadi akibat ribuan massa yang turun ke jalan protokol melakukan demonstrasi melawan insiden persekusi dan rasisme yang menimpa mahasiswa Papua di Surabaya, Malang dan Jawa Timur, 16 Agustus silam.

Massa yang terdiri dari sejumlah besar aktivis pemuda dan mahasiswa Papua ini bergerak dari Lingkaran Abepura menuju kantor DPR Papua di jantung Kota Jayapura. Massa ini datang dari sejumlah titik kumpul, mulai dari Perumnas III Waena, Expo Waena dan Sentani.

Massa saat berkumpul di Lingkaran Abepura.

Namun berbeda dengan aksi demonstrasi yang terjadi pada Senin (19/08/2019) yang berlangsung dengan damai, kali ini massa benar-benar anarkis. Tak terkontrol. Sejumlah toko, hotel dan kantor pemerintah maupun swasta dari Abepura, Kotaraja, Entrop hingga Jayapura yang dilalui massa pendemo dilempar. Kaca-kaca berguguran.

Di Kotaraja, massa yang bergerak dari Lingkaran Abepura membakar ruang satpam Kantor Majelis Rakyat Papua dan merusak sejumlah fasilitas di dalamnya. Sejumlah ruko di Entrop pun tak luput dari lemparan batu.

Massa terus bergerak menuju Kota Jayapura. Setidaknya, ada tiga gelombang massa yang bergerak dalam waktu berbeda. Mereka tiba di Kota Jayapura sekira pukul 16.45 WIT. Saat berada di sekitar pelabuhan laut Jayapura, mereka membakar sejumlah pertokoan tepat di depan ruas jalan pelabuhan.

Begitu juga massa yang melintas dari Jalan Hamadi menuju kota Jayapura juga membakar sejumlah pertokoan dan unit usaha di jejeran Hotel 10’Der Loin Hamadi, Distrik Jayapura Selatan.

Tiba di Jalan Koti No. 1 Kelurahan Numbay, ribuan massa itu membakar gedung Grapari Telkomsel yang terletak tepat di samping kantor Dewan Perwakilan Rakyat Papua.

Tak hanya itu, sejumlah mobil yang terparkir di depan toko buku Gramedia pun ikut dibakar.

Polisi memblokade jalan utama di depan Polda Papua dan Polres Jayalura Kota, lalu memukul mundur para pendemo dengan mengeluarkan tembakan peringatan disertai water canon. Bahkan, tembakan gas air mata pun diarahkan guna memukul mundur ribuan pendemo.

Kapolda Papua, Irjen Pol. Rudolf Alberth Rodja sempat melakukan negosiasi dengan kordinator aksi, hingga sepakat menyampaikan aspirasi dengan damai di depan halaman kantor Gubernur Papua.

Hingga pukul 20.00 WIT, massa masih berada di Kantor Gubernur Papua. Jalanan Kota Jayapura sepi. Warga memilih tinggal di rumah dan waspada. Belum ada keterangan resmi dari kepolisian terkait insiden ini. (Gusty Masan Raya/DBS)

Facebook Comments Box