Acara Pelepasan putra putri asli papua untuk berkuliah di Rusia oleh Gubernur Papua, Lukas Enembe berlangsung di Gedung Negara Dok V Jayapura, Jumat (27/9/2019).

JAYAPURA (PB.COM) – Gubernur Papua, Lukas Enembe melepas secara resmi 26 anak asli Papua yang akan menempuh pendidikan Strata Satu (S1) dan pascasarjana (S2) di Negara Federasi Rusia. Acara pelepasan berlangsung di Gedung Negara Dok V  Jayapura, Jumat (27/9/2019) siang.

Putra putri asli Papua ini mendapatkan beasiswa langsung dari pemerintah Rusia (untuk pendidikan S1) dan juga Provinsi Papua melalui program Siswa Unggul (untuk pascasarjana).

Gubernur dalam sambutannya menyatakan, pengiriman pelajar asli Papua ke Rusia adalah untuk pertama kalinya dan akan tercatat dalam sejarah pendidikan di Papua.

 “Hari ini adalah hari yang bersejarah bagi anak-anak kita karena akan berangkat ke Rusia. Saya sendiri belum tahu ada beasiswa dari Rusia, apa alasan atau sejarahnya di Papua, mengapa beasiswa ini diberikan bagi anak-anak di Papua. Tetapi ini patut kita apresiasi,” ucap Gubernur.

Dia berpesan agar putra putri Papua yang  akan menempuh pendidikan di Rusia fokus belajar dan tidak terpengaruh dengan situasi yang sedang terjadi di Papua saat ini.

“Papua saat ini lagi mengalami situasi yang kurang kondusif, karena ada mahasiswa yang disekolahkan oleh orangtua, pemerintah daerah, bahkan pemerintah provinsi untuk menimba ilmu di luar Papua namun memilih pulang ke Papua karena ada ujaran rasisme dan persekusi yang terjadi di Surabaya dan Malang,” kata Gubernur.

“Masyarakat Papua minta merdeka, merdeka, dan merdeka. Merdeka bukan hal yang gampang. Kita harus memiliki pendidikan yang terbaik baru Papua bisa merdeka, karena orang yang memiliki pindidikan yang ke depan bisa bekerja,” katanya lagi.

Oleh karena itu, dia berharap, mahasiswa yang dikirim ke jenjang pendidikan lebih tinggi untuk mempersiapkan diri dengan baik, belajar yang baik sehingga kembali untuk membangun Papua.

“Anak-anakku yang kita kirim ke Rusia, jangan bikin masalah di Rusia. Itu negara orang lain, jangan bikin masalah nanti pemerintah yang pusing harus memulangkan kalian ke Papua,” pesannya.

Kalau saat ini minta merdeka, bagaimana bisa merdeka? Pendidikan masih dibutuhkan, kata gubernur.

“Jangan berpikir yang tidak-tidak untuk merdeka. Ingat, orang yang berpendidikan akan menggeser orang yang tidak berpendidikan di tanah Papua,” ujarnya mengingatkan.

Gubernur menambahkan, saat ini Pemerintah Provinsi Papua  telah mengirim anak asli Papua sebanyak 887 orang untuk berkuliah di luar Papua,  Sebanyak 515 mahasiswa dan pelajar tersebar di berbagai negara di antaranya, 6 orang ke Eropa, 270 di Amerika, dan 161 ke Australia.

“Tahun 2021 dana Otsus akan berakhir karena Dana Otsus di Papua sudah berjalan selama 20 tahun. Kalau berakhir otomatis saya tidak tahu apakah masih berlanjut atau tidak (program  beasiswanya). Saya juga belum mengetahui itu,” aku Gubernur.

Sementara itu perwakilan Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia, ibu Dian membeberkan alasan mengapa Rusia  memberikan beasiswa terhadap pelajar di tanah Papua. Sebelumnya Rusia juga telah bekerjasama dengan dua Negara lainnya di Asia yakni PNG dan Timor Leste.

“Untuk di Papua, sudah terjadi sejak 2014 dan sudah meluluskan tiga putra terbaik Papua yaitu Magister jurusan olahraga yaitu Ebius Kogoya dari Tomsk State University, Magister Fisika yaitu John Gobay dari Novosibirsk State University, dan Magister Ekonomi yaitu Agustinus Sroyer dari National Research University – Higher School of Economics (HSE, Moscow),” katanya. (Andi/Frida)

Facebook Comments Box