Kepala Perwakilan BKKBN Papua Sarles Brabar, SE.M.Si menyerahkan bingkisan doorprize mewakili Asisten II Setda Supiori saat kegiatan sosialisasi di Kampung KB, Selasa (22/10/2019)

JAYAPURA (PB.COM)—Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Papua menggelar sosialisasi di Kampung Duber, Distrik Supiori Timur, Kabupaten Supiori, Provinsi Papua, Senin-Selasa (21-22/10/2019). Kegiatan bertajuk Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) melalui Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) ini digelar untuk menguatkan kesehatan keluarga, terutama ibu dan anak sekaligus membuka pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya membangun Keluarga Berencana.

“Kami turun untuk lakukan sosialisasi dan penguatan kesehatan keluarga. Beberapa waktu lalu kami bertemu Kepala BKKBN yang baru dr. Hasto dan beliau meminta kami agar pendekatan program BKKBN di Papua adalah pendekatan kesehatan. Artinya, jaga jarak kelahiran perhatikan kesehatan ibu dan anak. Jadi bukan batasi dua anak saja. Kedua, penguatan Program KB sebagai penguatan kesehatan ibu dan anak. Ketiga, bagaimana masyarakat pahami arti kependudukan dan pembangunam keluarga. Tiga hal ini adalah penopang IPM, juga berkaitan dengan bonus demografi dan generasi emas Papua,” kata Kepala Perwakilan BKKBN Papua Sarles Brabar, SE.M.Si kepada papuabangkit.com.

Menurut Sarles, masyarakat setempat sebelumnya memahami program KB hanya sebatas alat kontrasepsi yang membatasi jumlah anak. Oleh karena itu, berkat sosialisasi yang diberikan, para pasangan mulai memahami bahwa KB tidak berarti membatasi jumlah anak melainkan mengatur jarak kelahiran agar ibu dan anak tetap sehat.

Kepala Perwakilan BKKBN Papua Sarles Brabar, SE.M.Si saat memberikan pengarahan di Kampung Duber.

“Kita tekankan kualitas keluarga dan penguatan SDM melalui hidup sehat. Sekali lagi BKKBN tidak membatasi jumlah anak. Kesehatan menjadi dasar bagi kehidupan pendidikan dan ekonomi keluarga. Jadi tujuan KB adalah keluarga yang berpandangan ke depan, keluarga yang terencana untuk menghadapi segala sesuatu yang berubah ke depan,” katanya.

Sarles menjelaskan, Kampung Duber adalah salah satu dari tiga kampung KB di Kabupaten Supiori. Duber dicanangkan secara resmi sebagai Kampung KB pada 29 Juni 2016 oleh Wakil Bupati Supiori Onesias Rumere, S.Sos. Oleh karena itu, pada kesempatan itu, pihaknya juga ingin membangun kemitraan dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Supiori agar bersama-sama membangun masyarakat di kampung itu.

“Kita beri kesempatan kepada Pemda perkenalkan OPD untuk sama-sama bangun kolaborasi. Prinsipnya, kita pakai strategi keroyokan. Semua bendera dari berbagai lembaga atau instansi manapun silahkan masuk bantu masyarakat di Kampung Duber sebagai Kampung KB. Kami hanya membuka jalan lalu melakukan pendekatan promotif dan prefentif. Kalau hal fisik berupa sarana prasarana dilakukan oleh instansi atau OPD teknis. Dengan begini, masyarakat akan merasa bahwa mereka tidak terabaikan karena ekonomi, pendidikan dan kesehatan diperhatikan,” katanya.

Pada kesempatan itu, BKKBN Papua juga menngedukasi masyarakat Duber agar bijak menggunakan smartphone. Sebab dampak negatif penggunaan alat komunikasi ini sangat besar dan berpotensi menghancurkan tatanan etika, moral, sosial dan adat istidat masyarakat.

“Jangan gunakan handphone untuk maki atau provokasi satu sama lain, tapi untuk komunikasi yang positif,” tutup Sarles. (Gusty Masan Raya)

 

 

Facebook Comments Box