Plt. Direktur RSUD Jayapura saat menjelaskan masterplan pembanguan rumah sakit kepada Menkes dr. Terawan Agus Putranto saat kunjungan, Rabu (27/11/2019)

JAYAPURA (PB.COM)—Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura sedang giat-giatnya membangun sarana dan prasarana. Di bawah nahkoda baru, Plt. Direktur, drg. Aloysius Giyai M.Kes, rumah sakit type B pendidikan yang menjadi rujukan tinggi di Provinsi Papua ini sedang diubah total dengan masterplan terbaru hingga 2024.

“Kami butuh dana sekitar Rp 1,6 triliun untuk rombak rumah sakit ini selama 4 tahun, mulai dari tahun ini. Saat kunjungan Menteri Kesehatan kemarin, saya sudah sampaikan ke beliau untuk tanggung setengah atau  Rp 800 miliar dan beliau minta saya buat proposal. Sedangkan Pemprov tanggung setengahnya” kata Aloysius saat giat sosialisasi perubahan paradigm pelayanan, Kamis (28/11/2019) di Aula RSUD Jayapura.

Menurut Aloysius, Gubernur selaku wakil pemilik rumah sakit ini sudah menyampaikan bahwa dirinya akan komitmen dengan usulan perbaikan RSUD Jayapura. Hanya saja, kata Aloysius, pembiyaan pembangunan Pemprov Papua untuk tahun 2020 masih terfokus pada penyelenggaraan PON XX Tahun 2020 di Papua.

“Tahap I pembangunan tahun 2019 kami sudah mulai dari dana DAK Pusat, dari Provinsi juga dari Dinkes Papua. Nilainya sekitar Rp 200 miliar. Tahap II tahun 2020 akan kami mulai dengan membangun pelayanan jantung terpadu tiga lantai, lalu tempat parkir empat lantai. Tahap III kami akan lakukan relokasi perawat dokter,” ujar lelaki yang juga Kepala Dinas Kesehatan Papua ini.

“Kita sudah punya Stadion sepak bola yang megah, gedung DPRP yang megah, maka harus juga punya RS yang lebih megah lagi. Tahun 2023 sebelum Gubernur Lukas Enembe dan Wakil Gubernur Klemen Tinal mengakhiri masa tugasnya, RSUD Jayapura wajib sudah rampung dan diresmikan sebagai rumah sakit dengan mutu terbaikdi kawasan Pasifik,” lanjut Aloysius.

Aloysius juga mengatakan saat ini pihaknya sudah mengusulkan kepada DPR Papua agar nama RSUD Jayapura diganti dengan nama RS dr TH OEI Jayapura. Nama ini diambil dari direktur pengganti direktur pertama dr. George Jacobs de Frice, dimana di masanyalah rumah sakit ini menjadi faskes terbaik di Kawasan Pasifik.

“Kita sudah rancang master plannya. Di dalamnya, selain bangunan untuk unit pelayanan, juga ada asrama perawat, perumahan dokter, pusat bisnis dua lantai, ada salon, toko kafe, minimart, pusar administrasi pendidikan dan pelatihan, gedung PMI dua lantai, Ruang VIP yang langsung hadap view ke APO,” urai mantan Direktur RSUD Abepura yang pernah menggondol 20-an penghargaan bergengsi ini. (Gusty Masan Raya)

 

 

Facebook Comments Box