Sekertaris Umum Persipura, Rocky Bebena didampingi Manajer Persipura Tolikara, Usman Wanimbo (kanan) dan Asisten Manajer saat memberikan keterangan pers di Jayapura/Andi

JAYAPURA (PB.COM) – Manajemen Persipura Tolikara bakal mengajukan banding terkait surat keputusan Komdis PSSI yang menyatakan tim Persipura Tolikara kalah WO pada semi final leg kedua putri melawan PS Tira-Kabo Kartini saat bertanding di Biak, 7 Desember 2019 lalu.

Sekertaris Umum Persipura, Rocky Bebena mengatakan, SK Komdis keluar pada 13 November, namun baru diterima manajemen pada 17 November lalu.

Dalam surat itu menyebutkan jika Persipura Tolikara melakukan tingkah laku buruk terhadap pertandingan dan tidak melanjutkan pertandingan dan menyelesaikan pertandingan. Sehingga dikenakan pasal 13 ayat 1 dan pasal 67 ayat 2 regulasi liga 1 putri.

“Untuk keputusan SK Komdis PSSI ini  manajemen melihat bahwa ada beberapa poin yang perlu diajukan banding. Kemudian ada lima poin yang sudah di ajukan bahkan kita sudah menyurat kepada PSSI yang juga kita tidak lanjuti dengan tembusan ke Exco, asprov dan Kemenpora,” ungkap Rocky di Jayapura, Senin (17/12/2019) malam.

Adapun pengajuan banding ini, beber Rocky,  berkaitan dengan apa yang diputuskan oleh komdis pasal 13 ayat 1 hanya memuat tentang durasi pertandingan yaitu pertandingan kedua tim sudah menyelesaikan 2x 45 menit dan berjalan aman tanpa gangguan apapun.

Sedangkan pasal 67 ayat 2 itu adalah SK Komdis itu menyatakan bahwa tim persipura dikalahkan WO. “Sementara pada pasal itu ada sedikit kesalahan tafsir dari Komdis yang jelas menyebutkan apabila ada kekeliruan yang nyata sepanjang ikut kompetisi di semua seri tidak ada kekeliruan. Yang justru menurut kami  adalah kekeliruan yang dibuat sewaktu tanggal 14 itu merubah fase semifinal yang harusnya di regulasi itu dihitung selisih gol tiba tiba harus dilanjutkan dengan penalti,” beber Rocky yang saat memberikan keterangan pers didampingi Manajer Persipura Tolikara, Usman Wanimbo dan Asisten

“Penafsiran ini yang menurut kami tidak sesuai dengan yang tertera pada pasal 67 ayat 2 ini,” terangnya. Tingkah laku buruk? Circular itu tidak kuat dalam dasar hukum dan regulasi Liga 1 Putri. Dan kedua sidang komdis PSSI yang menyebutkan persipura putri melakukan tingkah laku buruk ini seperti apa? Tidak ada tingkah laku buruk yang kami lakukan,” katanya.

“Kemudian fakta selanjutnya itu sebenarnya sudah dibahas pada saat MCM tentang dlanjutkan dengan adu penalti itu, tapi Match com tidak bisa menghentikan pertandingan, dan mereka meminta kami menyurat kepada PSSI, karena tugas mereka hanya melaporkan,” jelasnya.

“Melihat itu menurut kami surat yang dikeluarkan PSSI itu agak sedikit menimbulkan kecurigaan karena harusnya itu dilakukan sebelum semifinal leg pertama. Ini kan mencederai sportifitas dengan mengeluarkan regulasi baru karena paling tidak dibuat emergency meeting dengan mengundang empat peserta semifinal,” lanjut Rocky panjang lebar.

“Ini sangat melukai kami orang papua. Kami bukan karena meminta menjadi juara, masuk final atau lolos ke final tapi kami ingin minta bagaimana federasi itu bisa menegakkan regulasi,” ujar Rocky kecewa.

Pengadilan Arbitrase

Rocky menambahkan, untuk saat ini pihaknya akan mengikuti proses banding federasi. Jika tidak ditanggapi, maka jalan terakhir kasus ini akan diajukan ke pengadilan Arbitrase Internasional

Seharusnya, kata Rocky, komdis memanggil kedua tim untuk meminta keterangan atau klarifikasi dari tim bukannya langsung menjatuhkan hukuman.

“Ini liga 1, bukan liga RT ataupun kampung, ini kasta tertinggi di republik ini untuk level wanita. Kami atas nama manajemen sangat kecewa dengan ini,” akunya.

Sementara itu manajer, Usman Wanimbo mempertanyakan apakah putusan Komdis PSSI ini apakah memang benar keputusan PSSI atau ada oknum atau sekelompok orang yang bermain

“Yah kita tidak tahu, sepak bola wanita ini baru bergulir jadi apa yang dilakukan PSSI ini jelas sudah mencederai sepak bola yang baru mau bertumbuh di level wanita. Dan ini merusak kepercayaan yang diberikan oleh negara ini kepada PSSI,” ujarnya

“Kita mau mengikuti aturan baku dari FIFA, tapi di tengah tengah ada sesuatu yang terjadi mendadak yang sebenarnya menyimpang dari aturan atau regulasi FIFA. Kami minta kepada menpora untuk melihat ini supaya ada dukungan terhadap sepak bola ataupun olahraga di Indonesia untuk bisa lebih baik,” sambungnya.

Menurut Bupati Tolikara ini, sampai hari ini dimana mana tidak ada prestasi karena kelakuan seperti ini. “Ini harus diberantas dan dibenahi, ini merusak klub klub sepak bola indonesia. Tim kita berharap bisa ke level asia maupun dunia, saya kecewa terhadap isi surat yang tidak benar dan relevan sama sekali dengan aturan PSSI maupun FIFA,” tandasnya. (Andi/Frida)

Facebook Comments Box