Warga Tolikara menangis saat jenazah Yunuma Warumu, guru kontrak asal Nias diberangkatkan dari Karubaga ke Jayapura menuju Pulau Nias, Jumat (27/12/2019).

KARUBAGA (PB.COM) – Tangis haru ratusan warga Tolikara mengiringi keberangkatan jenazah Yunuma Warumu guru kontrak asal Pulau yang Nias meninggal dunia akibat serangan jantung, Kamis (26/12/2019).

Almarhum Yunuma Warumu berangkat dari Kampung Kuari, berobat di RSUD Karubaga pada Selasa (24/12/ 2019) malam hari. Dokter UGD yang bertugas malam itu menyatakan almarhum sakit berat sehingga harus dirawat inap selama 2 hari. Sayangnya, nyawa almarhum tidak tertolong lagi dan dinyatakan meninggal dunia Kamis (26/12/2019) pada pukul 23.00 WIT.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Karubaga dokter Delwien Ester Jacop menerangkan, sejak almarhum datang berobat di RSUD Karubaga dengan keluhan nyeri dada dan ulu hati sehingga penanganan awal sudah dilakukan secara maksimal. Denyut hati almarhum Yunuma Warumu tidak stabil, selalu naik turun sehingga dokter memantau perkembangan kondisi kesehatan dengan berbagai upaya pertolongan melalui peralatan medis.

Lebih dari empat tahun, sejak tahun 2016 almarhum Yunuma Warumu diangkat menjadi guru kontrak oleh Pemerintah Tolikara melalui Yayasan Petra dan ditempatkan di Sekolah Dasar Inpres Kuari, Kabupaten Tolikara. Almarhum setiap harinya mengajar bahasa Inggris dan almarhum juga mengajar bidang pelajaran lainnya di SD itu.

Menurut Pendeta Menase Wanimbo, almarhum lahir di Pulau Nias pada tahun 1988 dan tutup usia muda di Tolikara, Papua. Selama bertugas di SD Inpres Kuari, almarhum dikenal warga Tolikara setia melayani anak – anak sekolah minggu. Selain itu almarhum juga selalu ambil bagian berkhotbah di gereja. Pada perayaan Natal gabungan 22 Desember yang digelar dewan pemuda wilayah Kuari, almarhum yang berkhotbah. Almarhum juga pelatih paduan suara Pesparawi Tolikara yang tahun lalu ikut lomba Pesparawi di Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua.

“Almarhum Yunuma Warumu telah menjadi keluarga masyarakat Tolikara karena almarhum selain setia melayani Jemaat di gereja, tetapi juga menjadi pelatih paduan suara baik lagu – lagu gereja maupun lagu – lagu nasional lainnya,” kenang Pendeta Menase Wanimbo.

Katanya, almarhum sempat pamit untuk pulang merayakan Natal bersama keluarga di kampungnya Pulau Nias. Namun entah kenapa almarhum balik dari Jayapura dan ketika ditanya almarhum mengatakan, “Saya merayakan Natal bersama keluarga di Kampung Kuari dan menurut rencana saya pada Jumat 27 Desember saya sudah booking tiket untuk pulang ke kampung di Nias untuk menyambut tahun baru 2020 bersama keluarga.” Ternyata almarhum Yunuma Warumu ini pamit pulang selamanya ke pangkuan Allah Yang Maha Kuasa di sorga.

“Saya sedih dan terharu karena semuanya almarhum sudah tahu, ternyata almarhum booking tiket itu untuk jemput jenazahnya,” beber Pdt Menase.

Atas permintaan keluarga almarhum di Nias, jenazahnya dipulangkan untuk disemayamkan dan dikuburkan di Pulau Nias. Karena itu pihak RSUD Karubaga memberangkatkan jenazah Yunuma Warumu dari Bandara Karubaga menuju Bandara Sentani menggunakan pesawat perintis Dimonim Air. Dari Sentani Jayapura menuju Jakarta, diberangkatkan menggunakan pesawat Garuda. Dan dari Jakarta menuju Nias diberangkatkan melalui Bandara Palembang. Tiga orang masing – masing Pendeta Menase Wanimbo, seorang guru kontrak teman guru di Kuari dan salah satu dokter dari RSUD Karubaga ikut mengantarkan jenazahnya ke Pulau Nias. (Diskominfo Tolikara)

Facebook Comments Box