Pendeta Nixon Kobak, S.Th sedang berkhotbah saat HUT GIDI ke-57 yang digelar di wilayah Toli di Bandara Karubaga Rabu (12/2/2020).

KARUBAGA (PB.COM) – Jemaat Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) seluruh dunia terutama wilayah Toli patut bersyukur memperingati hari jadi GIDI tanggal 12 Februari setiap tahunnya.  Karena melalui salah satu organisasi gereja pribumi Papua Indonesia ini, penginjilan terus dilakukan di daerah – daerah yang belum terjangkau ajaran Nasrani. Melalui GIDI ini juga iman bertumbuh.

Hal itu disampaikan Pendeta Nixon Kobak, S.Th dalam khotbahnya saat memperingati HUT GIDI yang ke-57, tanggal 12 Februari 2020 yang digelar dalam bentuk ibadah di halaman parkir pesawat Bandara Karubaga, Rabu (12/2/2020).

Peringatan HUT GIDI ke-57 kali ini mengusung tema, “Syukur Bagi-Mu Tuhan Allah”. Pendeta Nixon dalam khotbahnya mengajak jemaat Gereja GIDI seluruh dunia terutama jemaat GIDI di seluruh wilayah Toli menaikkan syukur kepada Tuhan Allah karena  atas kemurahan-Nya kita telah bertumbuh menjadi anak – anak Tuhan Allah.

“Melalui Misionaris pembawa ajaran Nasrani pertama kali masuk di Bokondini hingga masuk ke Lembah Toli oleh Pendeta Getwend dan Pendeta Webeend, Gereja Pribumi ini dibentuk dari Kampung Karubaga. Penginjil – penginjil pertama diutus dari Karubaga ke berbagai daerah seperti daerah Yahukimo, Mamberamo, Pegunungan Bintang, dan daerah Merauke dan sekitarnya,” ungkap Pdt Nixon.

Saat ini penginjilan sudah berkembang ke seluruh Indonesia bahkan ke seluruh dunia. Melaluinya keselamatan kekal diterima setiap Umat Tuhan Allah.  Karena itu pada momen HUT GIDI ke-57 tahun ini  jemaat Gereja GIDI patut bersyukur kepada Tuhan Allah.

“HUT GIDI merupakan salah satu momen penting bagi jemaat GIDI seluruh dunia untuk bersyukur, karena atas kemurahan Tuhan Allah para misionaris membawa ajaran nasrani di seluruh dunia dan melaluinya kita menerima keselamatan kekal,” kata Pdt Nixon.

Sementara itu, Pendeta Kondabaga, David Martin mengulas singkat sejarah datangnya terang dunia di lembah Toli. Pendeta Getwend dan Webeent, misionaris pertama mendatangi daerah Toli setelah membuka pelayanan di Bokondini dengan membuka lapangan terbang pesawat perintis di Karubaga. Lebih dari 1 tahun 6 bulan Pendeta Getwend dan Webeent membuka pelayanan di Toli, barulah Ia datang meneruskan pelayanan hingga jemaat mula – mula didirikan sebanyak 27 jemaat wilayah Toli.

Dari 27 jemaat itu, diutus 2 penginjil pertama orang Toli bernama Tuananggen dan Yana, diutus ke Kamur disusul penginjil – penginjil lain ke daerah Yahukimo, Mamberamo, Pegunungan Bintang, Merauke dan daerah Papua lainnya. Hingga kini penginjilan terus meluas ke seluruh wilayah Indonesia bahkan saat ini sudah menyebar seluruh dunia.

“Saya selalu terharu mengingat masa-masa sulit kita membuka pelayanan di daerah Toli ini setiap kali saya dengan istri datang kembali ke Karubaga bisa kami jumpa teman – teman kami dulu tapi yang lain sudah duluan dipanggil Tuhan Allah,” kenang Pdt Kondabaga.

HUT GIDI ke 57 tahun selain digelar di Karubaga, Badan Pekerja Harian (BPH) GIDI Wilayah Toli menggelar HUT GIDI  yang sama di dua  titik lain, yakni dipusatkan di Distrik Kanggime dan di Distrik Mamit di Kembu.

Seluruh Forkopimda Tolikara, di antaranya Kapolres Tolikara AKBP Leonard Akobiarek, Asisten III Sekda Tolikara Adi Wibowo, SH, Danramil Karubaga Kapten C.  Saroy serta ketua KPU Tolikara Jundi Wanimbo bersama seluruh jajaran pimpinan OPD Lingkungan Pemkab Tolikara turut menghadiri ibadah syukur HUT GIDI ke-57 itu. (Diskominfo Tolikara/Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box