JAYAPURA (PB.COM) – Untuk mengurangi beban pemerintah menangani Covid-19, orang dari luar untuk sementara jangan datang di Papua.
“Orang jangan datang di Papua. Kita tidak bicara lockdown, kita bicara pakai akal sehat. Katakan jangan datang ke Papua, kami urus warga kami saja, kami tidak mampu apalagi kalau Anda datang ke Papua,” kata Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Papua, Silwanus Sumule.
Menurutnya, fasilitas penunjang yang ada di Papua tidak cukup, apalagi kalau ada yang datang lagi ke Papua. “Ini fakta yang harus kita sampaikan, barang dan jasa boleh datang tetapi manusia jangan datang selama tanggap darurat ditetapkan,” katanya lagi.
Sementara mengenai data hingga pukul 12.00 WIT, PDP 19 orang dengan rincian 6 orang di Merauke, 9 orang di Kota Jayapura, 2 orang di Biak, 1 orang di Mimika dan 1 orang di Kabupaten Jayapura. “Jumlah ODP 716 orang atau mengalami kenaikan, WNI 711 orang dan WNA 5 orang,” tandasnya.
Ia mengaku Dinas Kesehatan berjuang mencari orang-orang yang terdata pada ODP dengan menggunakan data by name by adress. “Kami tidak akan terima data yang tidak ada alamat dan sebagainya, sehingga kami bisa tahu orangnya dimana,” ucapnya.
Ia juga mengatakan, jika menggunakan hitungan statistik jumlah orang Papua, diperkirakan yang akan terinveksi Covid-19 akan mencapai angka ratusan ribu orang. Bila menggunakan hitungan statistik apabila diambil angka 20 persen maka sekitar 800 ribu orang akan terinfeksi Covid-19. Dari 800 ribu orang tersebut, 160 ribu orang harus dirawat di rumah sakit.
“Dari jumlah 160 ribu orang, sebanyak 24 ribu orang akan dirawat di ruang perawatan biasa dan 8000 orang akan dirawat di ruang isolasi atau rawat instensif care,” jelasnya.
Sementara jumlah tempat tidur hanya berjumlah 4.200 dari total 45 rumah sakit dan 15 rumah sakit rujukan. “Data kita menyatakan dengan jelas sampai hari ini jumlah tempat tidur dari 45 RS dan 15 Rumah sakit rujukan dengan jumlah tempat sekitar 4200,” tandasnya.
Untuk ruang isolasi hanya 202, sementara jumlah pasien yang harus dirawat sebanyak 800 ribu orang. Dengan demikian, kapasitas tempat tidur tidak sebanding dengan jumlah penderita. “Apa kesimpulannya? Aapa yang bisa kita buat, kita lakukan karantina mandiri,” tegasnya. (Toding)