JAYAPURA (PB.COM)—Kasus orang yang positif terinfeksi Covid-19 di Provinsi Papua menembus angka 308 orang, dimana 228 pasien saat ini sedang dirawat, 73 orang dinyatakan sembuh, dan 7 orang meninggal dunia. Sedangkan Orang Dalam Pemantauan juga bertambah menjadi 2.908 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 412 orang.
“Hari ini ada tambahan 31 pasien positif Covid yang baru. Tambahan itu berasal dari Kabupaten Mimika 15 orang, Biak Numfor 11 orang dan Keerom sebanyak 5 orang. Ada 1 pasien yang sembuh yaitu dari Keerom, selama ini dirawat di RS Provita Jayapura,” kata Juru Bicara Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua, dr. Silwanus Sumule, Sp.OG(K) saat memberi keterangan pers secara virtual dari Posko Satgas Covid-19 Provinsi Papua, Minggu (10/05/2020).
Menurut Sumule, de facto di Papua hanya terdapat 2 ruangan isolasi yang memenuhi syarat atau standard untuk penanganan pasien Covid. Keduanya berada di dua rumah sakit di Kota Jayapura. Tetapi, menghadapi penambahan jumlah pasien akibat wabah ini, maka suka tidak suka, walau dalam keterbatasan, 16 rumah sakit yang sudah ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan Covid-19 harus bekerja merawat pasien dengan fasilitas yang ada.
“Kami harus sampaikan bahwa saat ini ada kurang lebih 640 pasien yang sedang kita rawat, dimana 228 pasien positif dan 412 Pasien PDP. Ini artinya, rumah sakit penuh dengan pasien Covid-19. Petugas medis saat ini bekerja luar biasa, bahkan sampai lembur. Karena itu kami minta secara tegas masyarakat tolong patuhi himbauan pemerintah dan protokol kesehatan agar kita bisa tekan kasus,” tegas Sumule.
Adapun 16 rumah sakit rujukan covid yang tengah melayani pasien di Provinsi Papua yakni RSUD Jayapura, RSUD Abepura, RSUD Yowari, RS Bhayangkara, RS Marthen Indey, RS Angkatan Laut, RS Dian Harapan dan RS Provita, RSUD Wamena, RSUD Biak, RSUD Merauke, RSUD Nabire, RSUD Mimika, RS Tembagapura dan RS Mitra Masyarakat.
Sumule mengatakan, hingga kini pihaknya memang belum menyiapkan lokasi khusus untuk mengisolasi pasien positif yang sakitnya ringan, Pasien Dalam Pengawasan, dan orang yang hasil rapid test-nya reaktif. Namun ke depan, khusus bagi Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Keerom, pihaknya sudah menjajaki akan menggunakan ruangan di Badan Diklat Provinsi, Wisma Atlit, atau hotel bila kasus makin bertambah.
“Idealnya, mereka yang positif tapi sakit ringan, yang hasil rapid test positif maupun PDP bisa kita lakukan isolasi. Problemnya, banyak pasien itu tidak mampu lakukan isolasi mandiri karena ada penolakan masyarakat. Kemudian, mungkin juga karena kondisi rumahnya yang banyak penghuni dan tak ada sekat, yang sangat beresiko terjadinya penularan,” ujarnya.
Sekretaris Dinas Kesehatan Papua ini juga menambahkan, guna membantu penanganan medis, dalam rencana aksi, Satgas Covid Papua siap mendatangkan tenaga kesehatan sebagai relawan Covid-19. Tetapi untuk saat ini, tenaga-tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit dan Dinas Kesehatan masih diandalkan. Sedangkan ada bantuan tenaga surveilans yang berasal dari 20-an dokter muda yang baru lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih Jayapura.
“Peningkatan ini menggambarkan dua hal. Pertama, ada kinerja baik Litbangkes Papua maupun Tim Surveilans untuk menemukan kasus baru. Namun ini juga mengindikasikan bahwa sebanyak 31 orang yang hasilnya positif ini belum melaksanakan social distancing, physical ditancing, tidak pakai masker dan tidak rajin cuci tangan sebagaimana himbauan pemerintah dan protokol kesehatan. Karena itu, sekali lagi kami himbau masyarakat, tolong taati himbauan pemerintah dan protokol kesehatan,” tegasnya. (Gusty Masan Raya)