Oleh Dr. Robby Kayame, SKM,M.Kes* Dr. dr. Arry Pongtiku, M.HM, Elianus Tabuni, Mgr, MSc, Arief Rahman, SKM**
—————
BADAN KESEHATAN DUNIA atau World Health Organization (WHO) serta riset epidemiologi terbaik menjadikan Reproduction Number (Rt) sebagai parameter penting untuk menentukan strategi dan durasi lockdown. Seiring rencana pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), penting untuk terus memantau angka Rt demi memahami implikasi kebijakan tersebut pada tingkat persebaran virus.
Bappenas (Badan Pembangunan Nasional) memberikan 3 (tiga) syarat memasuki new normal. Pertama, angka tingkat penularan (Ro) basic reproduction number di Indonesia dan daerah yang hendak dilonggarkan PSBB-nya berada di bawah 1. WHO mensyaratkan Ro-nya atau Ro pada waktu T(tertentu) Rt-nya, setidaknya dalam waktu 14 hari di bawah 1. Kedua, perbandingan jumlah kasus Covid-19 tak boleh melebihi 60 persen infrastruktur kesehatan yang digunakan. Artinya jika suatu rumah sakit memiliki 100 tempat tidur, hanya 60 tempat tidur digunakan untuk merawat pasien Covid-19. Ketiga,jumlah tes yang cukup tinggi dibandingkan dengan jumlah penduduk suatu negara atau daerah.
Angka Rt dihitung dengan pemodelan matematika. Model pelacakan Rt terinspirasi oleh karya Bettencourt & Ribeiro (2008) serta Systrom (2020). Ro atau R naught s Covid-19 diperkirakan di Indonesia .Ro = 2,5 artinya 1 orang dapat menularkan 2 sampai 3 orang atau dalam 10 orang positif Covid-19 dapat menularkan 25 orang. Angka Rt yang diharapkan adalah dibawah 1 sehingga laju virus terkendali dan tidak dapat menularkan kasus-kasus baru lagi. Tulisan ini memberikan gambaran situasi perkembangan laju virus Covid-19 di Papua dan beberapa kabupaten yang ada berdasarkan modeling matematika dengan menggunakan aplikasi EpiEstim.
Data kasus harian di Provinsi dan Kabupaten/ Kota dimasukkan ke dalam aplikasi dan dihitung. Provinsi Papua per tanggal 2 Juni 2020 Rt = 1 , perlu terus diturunkan di bawah Rt=<1 , dipertahankan paling sedikit 14 hari ke depan. Dari 14 kabupaten /kota telah terjadi penurunan Rt signifikan terutama Kota Jayapura (0,7); Kabupaten Mimika (1,06); Kabupaten Jayapura (1); Kabupaten Merauke (1,6), Kabupaten Sarmi, Supiori, Waropen dan Yapen memiliki Rt=0 karena jumlah kasusnya kecil dan berkurang karena sembuh terbaca. Jayawijaya mempunyai potensi penularan yang terbesar Rt= 5,89. Kabupaten Keerom dan Kabupaten Nabire juga potensi penularan masih tinggi lebih dari 2 yaitu Rt=2,18 dan Rt=2,43.
Beban Covid-19 dapat dilihat dari angka pasien masih dirawat dan tercatat dibagi jumlah penduduk disebut Point Prevalensi Rate (PR) paling tinggi di Kota Jayapura (310 dalam perawatan), Mimika (174 dalam perawatan), Kabupaten Jayapura (40 dalam perawatan) dan Biak (20 dalam perawatan).
Cara-cara yang sangat efektif dan murah untuk mengurangi angka tingkat penularan adalah melakukan upaya pencegahan Social distancing (hindari berkumpul di keramaian/tinggal di rumah), physical distancing (jaga jarak minimal 2 meter satu dengan yang lain), hygiene (cuci tangan, kebersihan), menggunakan masker, dan meningkatkan stamina (olah raga dan gizi). Kita harus disiplin melakukan Protokol Kesehatan dengan kesadaran yang tinggi untuk mencegah penularan.
Rt juga dipengaruhi dengan kemampuan kita untuk melakukan pemeriksaan Rapid Test dan PCR. Dengan tes masif dan screening penduduk yang beresiko kita akan menemukan kasus positif dan selanjutnya kita obati dan disolasi sehingga tidak menularkan ke orang lain dalam bahasa Inggris dikenal test, tracing, treat, and isolation.
I. PROVINSI PAPUA
II. KOTA JAYAPURA
Kota Jayapura seiring dengan pemeriksaan Rapid test masif hingga saat ini kurang lebih 15,000 dan pemeriksaan PCR maka banyak ditemukan kasus positif. Mereka diobati dan disolasi sampai sembuh. Penemuan kasus positif yang tinggi berguna menekan laju penularan Covid-19. Laju penularan Virus di kota Jayapura telah terjadi penurunan signifikan Rt=0,7, perlu terus dipertahankan usaha-usaha penemuan aktif yang dilakukan sehingga virus ini tidak dapat menyebar lebih luas.
Usaha pencegahan seperti social distancing, physical distancing, wajib masker, cuci tangan terus dilakukan dan kesiapan masyarakat untuk memasuki new normal. Kota Jayapura perlu mempertahankan angka Rt di bawah 1 paling tidak selama 14 hari ke depan.
III. KABUPATEN MIMIKA
Grafik Kabupaten Mimika dari pertama dilaporkan terlihat usaha untuk menekan perkembangan virus dengan konsisten. Dinas Kabupaten Mimika melakukan pemeriksaan Rapid Test dan PCR yang masif dibantu oleh PT Freeport dari waktu ke waktu dan mereka terus mendapatkan kasus baru dan ditangani. Telah terjadi penurunan yang signifikan dan gap garis putus-putus mengecil. Laju Reproduksi Virus Covid-19 sebesar Rt= 1,18.
Perlu terus dipertahankan pemeriksaan Rapid dan PCR hingga mendapatkan kasus positif. Rt yang diharapkan adalah di bawah 1. Usaha-usaha pencegahan yang murah (Low cost effective interventions) seperti social distancing, physical distancing, hygiene dan wajib masker terus dilakukan dengan displin.
IV. KABUPATEN JAYAPURA
Kabupaten Jayapura per tanggal 2 Juni 2020 menunjukkan penurunan Rt=1,06. Namun gap pada garis putus-putus masih besar sehingga kabupaten Jayapura harus banyak melakukan pemeriksaan Rapid Test dan PCR, karena kemungkinan kasus-kasus penularan masih dalam range itu. Grafik dari awal sampai ke belakang fluktuatif. Surveilans mengharapkan positif rate yang diperiksa harus kurang dari 5%.
Misalnya dalam populasi di Kabupaten Jayapura dengan sampel yang besar hasil Rapid test yang positif harus < 5% dan kemudian dikonfirmasi dengan PCR. Usaha-usaha pencegahan harus terus dikedepankan dan penyiapan masyarakat menuju new normal.
V. KABUPATEN BIAK NUMFOR
Laju Reproduksi Virus Covid-19 pada tanggal 2 Juni 2020 , Rt=1. Artinya, satu orang positif Covid -19 dapat menularkan satu orang lagi. Kita melihat gap garis putus-putus masih lebar di ujung sehingga penting sekali meningkatkan pemeriksaan laboratorium Rapid test dan PCR untuk menjamin bahwa penularan berkurang. Usaha-usaha pencegahan dengan mengikuti Protokol Kesehatan perlu dipertahankan dan dikedepankan.
VI. KABUPATEN KEEROM
Angka Reproduksi Virus Covid-19 di Keerom adalah Rt=2,18, artinya dalam 10 orang dapat menularkan 21 orang lainnya. Gap garis putus-putus masih sangat besar, Kabupaten Keerom perlu meningkatkan pemeriksaan Rapid Test dan PCR karena potensi penularan masih dalam rentang ini.
VII. KABUPATEN NABIRE
Angka Reproduction Number (Rt) kabupaten Nabire masih tinggi yaitu 2,43 artinya 1 orang dapat menginfeksi 2-3 orang lain. Garis putus-putus yang merupakan gap masih terbuka lebar potensi penularan bisa lebih tinggi seperti rentang/ range yang ada. Perlu peningkatan jumlah tes pemeriksaan untuk menurunkan laju reproduksi virus. Kita juga mengedepankan usaha-usaha pencegahan dengan mengindahkan Protokol Kesehatan itu.
VIII. KABUPATEN JAYAWIJAYA
Angka Laju Reproduksi Virus Covid -19 sebesar Rt=5,89 sangat tinggi. Artinya, 1 orang dapat menginfeksi 5-6 orang lainnya. Telah terjadi penurunan dari hari ke 32 dan kemudian naik lagi di hari ke 46 diperkirakan ada kasus penularan terjadi. Gap garis putus-putus atas dan bawah cukup lebar artinya range penularan bisa di antara itu , bisa lebih tinggi oleh karena penting sekali pemeriksaan Rapid test dan Rapid test diperbanyak dan diperluas .Pada saat yang sama displin Protokol Kesehatan ditegakkan. Jayawijaya adalah pintu masuk ke daerah Pegunungan Tengah sehingga penjagaan pintu/karatina adalah penting.
IX. KABUPATEN MERAUKE
Kabupaten Merauke pertama kali melaporkan kasus Covid-19 di Papua dan laju pertumbuhan virus terkendali. Kemudian di antara hari 31 ke hari 41 ditemukan kasus lagi juga pada hari ke 52 sehingga grafik fluktuasi . Laju reproduksi virus sebesar Rt= 1,63. Namun gap garis putus-putus atas dan bawah cukup lebar kemungkinan insiden kasus sebenarnya bisa lebih daripada itu. Merauke harus meningkatkan pemeriksaan Rapid Test dan PCR dalam waktu yang sama terus melakukan Protokol Kesehatan yaitu tidak berkumpul, jaga jarak, cuci tangan dan memakai masker. Merauke juga adalah pintu masuk di wilayah Selatan Papua sehingga penanganan karantina juga dikedepankan.
X. KABUPATEN BOVEN DIGOEL
Kabupaten Boven Digoel terjadi kenaikan kasus pada hari ke 26 dan grafiknya kemudian melandai dan mencapai Rt =0,52. Boven Diguel terus mempertahankan grafik ini di bawah 1 dan terus mengedepankan usaha-usaha pencegahan untuk mempersiapkan memasuki era new normal.
XI. KABUPATEN LAINNYA
Laju Reproduksi Virus (Rt =0)terjadi karena memang kabupaten tersebut tidak pernah ada kasus atau pernah ada kasus kemudian kasus nya 0 sehingga tidak dapat diproses modellingnya. Angka yang sangat kecil misalnya kasusnya 1 juga terbaca Rt=0. Kabupaten yang Rt=0 pertanggal 2 Juni 2020 adalah Paniai, Puncak Jaya, Mappy, Asmat, Yahukimo, Pegunungan Bintang,Tolikara, Mamberamo Raya, Nduga,Lanny jaya, Yahukimo, Puncak, Dogiyai, Intan Jaya dan Deiyai.
Penting sekali memastikan tidak terjadi penularan dengan melakukan kegiatan Surveilans dan melakukan screening Rapid Test dan jika ada positif dilakukan konfirmasi PCR. Pintu masuk lewat sistem karantina perlu diperhatikan sehingga tidak masuk virus ke daerah tersebut serta upaya-upaya pencegahan terus ditingkatkan dan disosialisasikan. Pada gambar 12 di bawah ini, diperlihatkan pula beban Covid-19 dengan menggunakan warana yaitu jumlah pasien yang sedang tercatat atau dirawat ditiap kabupaten /kota. Jika kita membaginya dengan jumlah penduduk kita dapat menghitung Point Prevalence Rate. Beban Covid-19 masih tinggi di kabupaten yang berwarna merah.
Kesimpulan
Laju Reproduksi Virus Covid-19 atau Rt menjadi salah satu indikator memasuki new normal. Rt menggambar kemampuan virus menginfeksi orang lain. Rt Provinsi Papua per 2 Juni 2020 adalah 1. Indikator Rt harus dibawah 1 dan perlu dipertahankan minimal 14 hari dan seterusnya. Angka Rt dipengaruhi oleh jumlah tes dan penemuan kasus positif. Walaupun virus Corona tidak hilang sama sekali tetapi terkendali dan tidak menimbulkan masalah kesehatan bagi masyarakat. Partisipasi segenap masyarakat adalah mutlak dalam menekan laju virus ini. Kebijakan pemerintah daerah akan mendukung usaha-usaha ini.
Selain indikator Rt masih ada indikator lain yang secara simultan harus dilihat. Akhirnya Johann Wolfgang von Goethe mengatakan Knowing is not enough, we must apply. Willing is not enough, we must do it ( Tahu saja tidak cukup, kita harus terapkan, Mau saja tidak cukup ,kita harus lakukan). Mari kita kedepankan usaha pencegahan dan Protokol Kesehatan dan menjadi bagian dari kehidupan kita memasuki new normal.
* Para Penulis Adalah Kepala Dinas kesehatan Provinsi Papua, Tim Data dan Informasi Posko Dinkes Covid-19. Korespondensi : [email protected]