JAYAPURA (PB.COM)—Pemerintah daerah di Papua dan media massa harus bergandengan tangan untuk menyampaikan informasi yang benar di tengah ketidakpastian informasi terkait wabah Corona Virus Desease (Covid-19).
“Kerjasama ini tentu bertujuan menghidupkan media yang juga menjadi salah satu industri yang ikut terpukul oleh Pandemi Covid-19,” kata Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wenseslaus Manggut saat Bincang-Bincang para Pemimpin Redaksi di Papua Bersama Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal, SE.MM secara virtual, Sabtu (06/06/2020).
Menurut Wens, selama masa Pandemi Covid-19, industri media dipaksa terus berdiri. Jurnalis terus bekerja menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dan di masa ini, justru jumlah pembaca terhadap media massa mainstream meningkat hingga 80-120 persen.
“Ini menjelaskan bahwa tingkat kepercayaan publik terhadap media pun naik. Media jadi corong untuk melawan hoax dan kabar yang belum pasti terkait Covid. Karena masyarakat ingin mencari media meinstream yang benar. Saya kira ini peluang yang harus dimanfaatkan oleh teman-teman media di Papua karena diberi kepercayaan oleh publik menjadi corong informasi yang benar tentang Covid,” katanya.
Hanya saja, kata Wens, industri media juga mendapat pukulan secara ekonomi atau finansial. Sebab sejumlah industri yang menjadi sumber pendapatan iklan atau berita advertorial di masa sebelum wabah, seperti industri pariwisata, otomotif, properti, dan infrastruktur sedang terpukul.
“Dengan ini industri media pun terpukul. Padahal pers adalah satu dari sepuluh industri yang tetap bekerja. Sementara dana pemerintah pun banyak yang dialihkan untuk penanaganan Covid. Karena itu penting ada kerjasama antara media dan pemerintah daerah untuk membantu menghidupkan media secara finansial,” katanya.
Wakil Gubernur Klemen Tinal, SE.MM mengatakan kerjasama dengan media ini sangat penting. Jika masyarakat mendapat informasi dari media yang tepat, maka mereka bisa memproteksi diri dari Covid-19.
“Media hari ini sangat didambakan masyarakat. Dia tiap hari menunggu informasi tentang Covid. Media harus beri edukasi bahwa penguatan sistem kesehatan yang penting, bukan dampak sosial ekonomi. Pers harus memberikan edukasi agar masyarakat bisa memproteksi dirinya dari Covid-19,” kata Klemen Tinal.
Menurut Klemen, setiap hari Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Provinsi Papua selalu menginformasikan berapa jumlah kasus positif, berapa dirawat, berapa yang meninggal, berapa ODP dan berapa PDP. Dengan demikian masyarakat bisa mengetahui perkembangan kasus Covid di Papua.
Ia menegaskan, Pemerintah Provinsi Papua saat ini lebih fokus pada penguatan sistem kesehatan dalam upaya penanganan dan pengendalian Covid-19. Selain itu, penanganan dampak ekonomi dan perlindungan sosial terhadap masyarakat secara langsung adalah dua langkah kebijakan lain.
“Saat ini kita belum terapkan New Normal secara menyeluruh di Papua, hanya 15 kabupaten yang masuk zona hijau. Untuk 14 kabupaten yang sudah zona merah, yang sudah punya kasus positif, OPD dan PDP, kita masih tunggu angka kenaikan kasus ini menurun. Kita harapkan Juli bisa turun sehingga Agustus kita bisa terapkan New Normal,” katanya. (Gusty Masan Raya)