Rapat koordinasi secara virtual antara Kepala DPPAD Papua dan pimpinan WVI dan Unicef.

 

JAYAPURA (PB.COM)—Berdasarkan survei Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Papua pada April 2020, sebanyak 45,9 persen siswa di Papua belajar secara daring (online). Sisanya belajar secara manual dan luring (offline), dan tidak belajar atau diliburkan. Sebelum sekolah kembali dibuka, perlu dipastikan anak-anak dapat belajar dengan baik. Oleh karena itu, Unicef dan Wahana Visi Indonesia (WVI) menggandeng pemerintah, menyosialisasikan Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Belajar dari Rumah selama masa pandemi.

Panduan yang ditetapkan melalui Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan No. 15 tahun 2020 tersebut dibuat oleh Kemdikbud bersama Unicef dan beberapa pihak lain, termasuk WVI, dengan tujuan utama memenuhi hak anak untuk mendapat layanan pendidikan selama darurat COVID-19. Selain itu, panduan dibutuhkan untuk melindungi warga satuan pendidikan/sekolah dari dampak buruk COVID19, mencegah penyebaran dan penularan COVID-19 di lingkungan satuan pendidikan, hingga memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi pendidik, siswa dan orangtua.

Dalam panduan, dijabarkan tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh berbagai pihak, mulai dari Dinas Pendidikan setempat, kepala sekolah, guru, hingga siswa dan orangtua siswa. Semua pihak memiliki peran penting yang harus dijalankan agar anak tetap terpenuhi pendidikannya dengan maksimal. Selain itu, terdapat pula panduan pembelajaran baik secara daring (online) maupun luring (offline) untuk peserta didik yang menghadapi keterbatasan perangkat, serta daerah yang tidak terjagkau sinyal internet.

WVI Zonal Papua bersama Unicef menggandeng Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah (PPAD) Provinsi Papua, Lembaga Penjaminan Mutu (LPMP) Papua, Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Menegah dan Pendidikan Khusus Kemdikbud, serta Sekteratiat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (Seknas SPAB) bersama-sama mendiseminasikan Pedoman Belajar Dari Rumah ini melalui Webinar yang berlangsung pada Jumat (12/6/2020).

Kepala Dinas PPAD Papua, Christian Sohilait, mengatakan, selama kurva kasus COVID-19 di Papua masih cenderung naik, maka anak-anak masih akan belajar di rumah. Untuk itu, maka harus dipastikan seluruh guru dan siswa dapat mengakses media, minimal radio, jika tidak ada internet.

“Pembelajaran kami upayakan berlangsung secara daring, juga dengan memanfaatkan televisi (TVRI), radio (RRI), juga mendistribusikan buku-buku bahan ajar untuk anak-anak,” ujar Christian.

Kepala LPMP Papua, Adrian Howay, mengungkapkan, tidak semua guru menguasai teknologi informasi. Karena itu LPMP mengadakan bimbingan teknis online dan menyebarkan informasi melalui Webinar untuk membekali para guru agar dapat memanfaatkan berbagai aplikasi untuk proses pembelajaran.

Untuk membantu proses belajar mengajar di Papua, WVI juga telah melakukan berbagai respon. Mega Indrawati, Education Team Leader WVI, menyebutkan, WVI mendampingi para guru dalam proses pembelajaran jarak jauh, membagikan bahan ajar, berbagi praktik baik dan mengadakan Webinar, juga mendistribusukan pesawat radio untuk anak. Buku cerita rakyat Papua untuk pengembangan literasi dan karakter yang disusun oleh WVI juga telah dicetak dan didistribusikan sebanyak 30.000 eksemplar oleh Dinas PPAD Papua.

“Di Wamena, sudah 1 bulan kami melakukan pembelajaran dengan radio, didukung oleh Dinas Pendidikan Jaya Wijaya dan RRI. Di Jayapura ada mobil sahabat anak yang berkeliling kampung. Kami menyosialisasikan pencegahan COVID-19 melalui pencetakan buku saku, dan kami mendsitribusikan buku bacaan untuk anak,” ujar Mega.

Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus, Kemdikbud, Praptono, menuju ke normal baru, maka sekolah harus memastikan kesehatan dan keselamatan semua warga sekolah. Karena itu, semua syarat dan protokol kesehatan harus dipenuhi.

“Yang paling utama, pastikan anak-anak mendapat pembelajaran di rumah sebelum sekolah dibuka kembali,” tutur Praptono.

Kemendikbud dan mitra juga telah mempersiapkan materi ajar yang dapat diakses oleh semua guru di link bit.ly/materipengayaanbdr.

Sekedar diketahui, Wahana Visi Indonesia adalah yayasan sosial kemanusiaan Kristen yang bekerja untuk kesejahteraan anak. WVI selalu berupaya membuat perubahan berkesinambungan pada kehidupan anak, keluarga dan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan, dan mendedikasikan diri untuk bekerja sama dengan masyarakat paling rentan tanpamembedakan agama, ras, etnis dan gender.

Sejak tahun 1998, Yayasan Wahana Visi Indonesia telah menjalankan program pengembangan masyarakat yang berfokus pada anak. Ratusan ribu anak di Indonesia telah merasakan manfaat program pendampingan WVI. (Gusty Masan Raya/PR)

Facebook Comments Box