JAYAPURA (PB.COM)—Dinas Kesehatan Provinsi Papua akan menurunkan tim surveilans untuk melakukan pemeriksaan Rapid Test secara massal kepada para penambang liar di Kawe, Kabupaten Boven Digoel. Wilayah ini menjadi salah satu klaster penyebaran Covid di Boven Digoel, dimana per 18 Juni 2020 terdapat 17 kasus, 3 sedang dirawat dan 14 sudah dinyatakan sembuh.
“Rencana pada Sabtu esok, sekitar 5 anggota tim akan turun. Dari Tanah Merah mereka naik helikopter dari Tanah Merah ke Kawe, daerah pendulangan emas tradisional di situ. Mereka akan lakukan Rapid Test bagi sekitar 6 ribu warga pendulang di sana. Lokasi ini ikut menyumbang kasus Covid di Boven Digoel. Kita ingin agar wilayah Selatan Papua ini bersih. Ini atas perintah Wagub kepada kami,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Dr. Robby Kayame, SKM.M.Kes kepada papuabangkit.com, Jumat (19/06/2020).
Sebelumnya, dalam rapat Forkopimda Mei lalu, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen Herman Asaribab dan Kapolda Papua Irjen Pol. Drs. Paulus Waterpauw diminta untuk menutup penambangan emas liar di Boven Digoel, Asmat, dan Pegunungan Bintang. Sebab area penambangan itu menjadi klaster penyebaran Covid di Boven Digoel.
Tim Lain Ke Pegunungan Bintang
Selain ke Boven Digoel, Dinas Kesehatan Papua juga mengirim satu tim lain ke Pegunungan Bintang untuk melakukan Rapid Test secara massal di wilayah itu. Tim juga bertugas membimbing dan mengajar para tenaga kesehatan di RSUD Oksibil dan Puskesmas di sana tentang cara penanaganan Covid sesuai protap.
“Empat orang yang turun, mereka sekitar empat hari di sana. Jadi di sana sudah ada yang reaktif, tim ini juga turun untuk ambil swab dan dibawa ke Jayapura, sekalian dengan mereka yang hasilnya reaktif pada Rapid Test nanti. Jika mereka positif, kita akan siapkan tenaga kesehatan agar mereka bisa rawat di Oksibil,” kata mantan Kepala Dinas Kesehatan Paniai ini.
Robby juga menegaskan, Wakil Gubernur Klemen Tinal, SE.MM telah memerintahkan kepada Tim Gugus Tugas Penanganan Covid di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Keerom untuk kembali melakukan Rapid Test massif. Sebab barometer penduduk di Papua ini ada di tiga wilayah ini.
“Kami Tim Bidang Kesehatan Satgas Covid akan turunkan kekuatan penuh. Alat Rapid Test kita masih cukup. Saat ini kita sudah beli 120 ribu lebih, tetapi sudah sebagian besar didistribusi. Saat ini masih ready sekitar 2 ribu, esok atau lusa akan masuk lagi sekitar 20 ribu-an. Dinas Kesehatan adalah ibarat Juru Mudi Kapal Covid, membawa sekian ribu penduduk di Papua sebagai penumpang. Kami tidak ingin ada penumpang yang tenggelam lagi. Cukup 16 orang yang sekarang,” tegas Robby.
Sementara itu terkait dengan penanganan pasien Covid, lanjut Robby, saat ini pihaknya juga sedang meracik obat tradisional lokal serta memesan obat-obatan ramuan tradisional dari Cina untuk membantu proses penyembuhan. Sebab dari Kementerian Kesehatan RI sudah merekomendasikan penggunaan obat tradisional sebagai obat suportif bagi penderita Covid.
“Selain itu tentu ada obat utama seperti antibiotik, anti virus, dan vitamin. Yang penting adalah patuhi 6 Wajib itu. Peran serta tokoh agama dan tokoh masyarakat agar masyarakat bisa patuh sangat penting. Karena jika masyarakat tidak patuh terhadap protokol kesehatan, itu pelecehan terhadap kami orang kesehatan yang sudah berjuang,” tegasnya. (Gusty Masan Raya)