Suasana Dies Natalis STK Touye Paapa Deiyai ke VIII di aula Paroki K3 Damabagata, Dekenat Tigi, Rabu, 24 Agustus 2022.

 

DEIYAI (PB.COM)—Sekolah Tinggi Katolik (STK) Touye Paapa Deiyai, Keuskupan Timika, Papua terus melakukan perbaikan dan pembenahan menajemen, kurikulum dan iklim pendidikan guna meningkatkan mutu perguruan tinggi yang berlokasi di Damabagata, Distrik Tigi Timur, Kabupaten Deiyai itu. Pihak manajemen lembaga itu menargetkan ke depan bisa meraih akreditasi B.

“Ada banyak kemajuan di perguruan tinggi ini, di antaranya kami sudah miliki kampus sendiri, awalnya kontrak gedung SMP YPPK Waghete, Deiyai. Lalu semua data akademika entah sekolah maupun mahasiswa terinput dalam Forlap Dikti. Kami juga memiliki dosen sertifikasi dan rata-rata setiap tahun memiliki dosen S-2 ber-NIDN (nomor induk dosen nasional) berjumlah 8 orang. Sebelumnya ada empat orang,” kata Ketua Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik (PKK) Yohakim Tekege usai Dies Natalis STK Touye Paapa Deiyai ke VIII di lingkungan kampus, Rabu, 24 Agustus 2022.

Menurut Tekege, seiring dengan perubahan kurikulum, pihaknya juga telah mengganti program studi Pendidikan Agama Katolik beralih menjadi Pendidikan Keagamaan Katolik.

“Dan itu secara resmi inputnya di PDDikti atau Pangkalan Data Pendidikan Tinggi. Jadi sudah migrasi 100 persen. Penertiban di kampus semua diinput di Forlap Dikti,” ucapnya.

Ia mengaku, para dosen setiap tahun beban kerja dibayarkan sesuai dengan pangkatnya sehingga pihaknya melaporkan sesuai dengan prosedur agar dinilai oleh tim asesor.

“Diberikan tunjangan profesi tergantung pangkat yang dimilki dosen. Misalnya III/D, maka dia memperoleh uang Rp 15 juta lebih. Untuk mengajukan kenaikan pangkat tentu melalui prosedurnya. Setelah itu akan dinilai oleh tim asesor,” tutur dia.

Selain itu, lanjut Takege, sebanyak tiga orang dosen telah diperbolehkan lanjut jenjang S-3, langsung dibiayai penuh oleh Kemendag hingga selesai.

“Saya rasa itu kemajuan, jadi nasib yang sama diperoleh oleh kampus lain, kami juga dapat. Mahasiswa kami juga dapat beasiswa dari Kemenag Rp 2.500.000,- per semester. Jadi dalam satu tahun, mahasiswa di sini dapat uang dua kali. Mata kuliah juga sama, kecuali yang lokal,” urainya.

 Satu-satunya PT Milik Keuskupan Timika

Ketua STK Touye Paapa Deiyai, Oktovianus Pekei mengatakan, untuk tahun ajaran 2022 pihaknya menerima 64 mahasiswa.

“Mereka (mahasiswa) ada yang datang dari Intan Jaya, Mimika, Biak, dan Pantai Selatan. STK Touye Paapa ini milik Keuskupan Timika, dan ini satu-satunya perguruan tinggi milik Keuskupan Timika. Jadi umat Katolik yang ada di wilayah Keuskupan Timika berdatangan ke sini,” ujar Pekei.

Untuk itu, ia mengingatkan agar STK Touye Paapa Deiyai terus berbenah. Baik dari segi sumber daya manusia maupun fasilitas.

“Kita harus saling mengingatkan. Kalau ada yang kurang, kita tutupi dengan kelebihan yang lain,” ucapnya.

Menurut Pekei, waktu adalah hal yang sangat penting dan bermakna. Tidak hanya itu, kekuatan persatuan juga penting untuk menyongsong masa depan.

“Waktu yang bermakna, artinya setiap waktu itu bermakna dan The Power of Unity harus tetap kita jaga supaya kita bebas dari intrik-intrik yang dapat mengganggu perjalanan kampus ini,” bilang dia.

Ia pun berharap semua pihak dapat bekerja sama dengan baik dan mau berjuang bersama demi kemajuan kampus milik Keuskupan Timika ini.

“Mari kita berjuang bersama, mari kita menderita dalam tanda petik untuk menyongsong masa depan yang lebih baik,” tegas Pekei. (Yamoye/GMR)

Facebook Comments Box