Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Papua Tengah dr. Dr. Silwanus Sumule, Sp.OG(K) dan Direktur RSUD Jayapura, drg. Aloysius Giyai, M.Kes menunjukkan dokumen PKS yang ditandatanganinya di Aula RSUD Jayapura, Senin, 7 Agustus 2023.

JAYAPURA (PB.COM)Provinsi Papua Tengah dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura resmi menjalin kerjasama pelayanan kesehatan bagi pasien Orang Asli Papua (OAP) yang tidak mampu. Dengan kerja sama ini, pasien yang berasal dari Nabire, Paniai, Dogiyai, Deiyai, Intan Jaya, Mimika, Puncak, dan Puncak Jaya bisa berobat gratis cukup membawa KTP atau Kartu Keluarga.

Adalah Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Papua Tengah dr. Dr. Silwanus Sumule, Sp.OG(K) menginisiasi lahirnya kerja sama ini. Hadir mewakili Pemprov Papua Tengah, Silwanus Sumule dan Direktur RSUD Jayapura, drg. Aloysius Giyai, M.Kes, Senin, 7 Agustus 2023 menandatangani naskah Perjanjian Kerja Sama (PKS) itu di Aula RSUD Jayapura.

Momen ini sekaligus menjadi ajang temu kangen Aloysius dan Silwanus, dua pemimpin yang menjadi sahabat, rekan kerja, plus atasan dan bawahan selama belasan tahun lamanya.

Penandatangana Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Papua Tengah dr. Dr. Silwanus Sumule, Sp.OG(K) dan Direktur RSUD Jayapura, drg. Aloysius Giyai, M.Kes di Aula RSUD Jayapura, Senin, 7 Agustus 2023.

Direktur RSUD Jayapura Aloysius Giyai dalam sambutannya mengapresiasi terobosan yang dilakukan oleh Kadinkes Silwanus Sumule. Ia menyebut Silwanus sebagai salah satu kader terbaiknya yang kini sukses menjadi pejabat eselon dua di DOB Papua Tengah itu.

“Saya salut hari ini dia (dokter Silwanus-Red.) sudah menjadi pejabat eselon IIA. Sebagai yang pernah menjadi partner kerja, saya bangga,” ujar Aloysius disambut tepuk tangan hadirin.

Aloysius Giyai dan Silwanus Sumule adalah dua dokter yang sudah bekerja bersama-sama selama 13 tahun, terhitung sejak 2009 hingga 2022. Berkat terobosan dan kepedulian mereka, selama masa itu, tiga program kesehatan gratis bagi Orang Asli Papua (OAP) di Papua dirintis untuk menolong jutaan rakyat Papua.

dr. Silwanus Sumule.

Jaminan kesehatan gratis bagi OAP yang pertama bernama Jaminan Kesehatan Papua (JAMKESPA). JAMKESPA lahir di tahun 2009 di kala Dokter Aloysius Giyai menjadi Direktur RSUD Jayapura. Sementara Dokter Silwanus Sumule bekerja sebagai dokter spesialis kandungan di rumah sakit itu.

“Kami dua yang rancang Juknis dan Pergub JAMKESPA lalu ditandatangani oleh Gubernur Barnabas Suebu waktu itu. Tapi JAMKESPA terbatas hanya di rumah sakit pemerintah milik Provinsi Papua saja, sesuai Pergub No 151 tahun 2009,” ujar Dokter Silwanus.

Saat Aloysius Giyai dilantik Gubernur Lukas Enembe, SIP.MH menjadi Kepala Dinas Kesehatan Papua pada 6 Maret 2014, tak lama berselang Silwanus pun naik menjadi Sekretaris Dinas Kesehatan Papua mendampingi Aloysius. Di masa itulah, keduanya melahirkan jaminan kesehatan baru bagi Orang Asli Papua bernama Kartu Papua Sehat (KPS).

Pelaksanaan KPS ini tertuang dalam Peraturan Gubernur (Pergub) No 6 Tahun 2014 tentang Jaminan Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Kartu Papua Sehat. Sementara pelaksanannya berpedoman pada  Petunjuk Teknis (Juknis) No 440/5051/2014 Tahun 2014 tentang pelaksanaan Kartu Papua Sehat. Seperti sebelumnya, Silwanus adalah sosok di belakang perumusan Juknis dan Pergub ini untuk menerjemahkan pikiran dan maksud Aloysius.

Berbeda dengan JAMKESPA yang hanya berlaku di rumah sakit milik Pemprov Papua, Kartu Papua Sehat jangkauannya lebih luas, mengcover Orang Asli Papua (OAP) kategori tidak mampu di seluruh Provinsi Papua. Tak hanya rumah sakit milik Pemprov Papua dan Pemda kabupaten/kota, rumah sakit swasta dan sejumlah klinik pun digandeng, di antaranya RS Dian Harapan, RS Provita dan Klinik Walhole.

Untuk mendukung pelayanan pasien rujukan dari Papua, empat rumah sakit terbesar pun diajak kerja sama dengan Pemprov Papua, yakni RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, RSUD Dr. Soetomo Surabata, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, dan RS Cikini Jakarta. Sementara untuk mengangkut pasien dari pedalaman Papua, Pemprov Papua melalui Dinas Kesehatan Papua ketika itu melakukan kerja sama dengan penerbangan keagamaan, AMA dan MAF.

Pernah Dicopot, Kini Naik Lagi

Pada 23 Januari 2020, Gubernur Lukas Enembe melantik Aloysius Giyai menjadi Direktur RSUD Jayapura. Jabatan Kadinkes ditinggalkan. Silwanus pun dibawanya serta, menduduki kursi Wakil Direktur Umum dan Keuangan. Sayangnya, keduanya dicopot secara mendadak oleh Gubernur Lukas pada 20 Agustus 2021 tanpa alasan yang jelas. Padahal, berbagai terobosan dan kemajuan telah dan sedang dilakukan keduanya saat itu.

Dua bulan kemudian, Aloysius pun menerima tawaran dari Bupati Pegunungan Bintang, Spei Yan Bidana, ST,M.Si menjadi Plt. Sekretaris Daerah. Tepat 25 Oktober 2021, jabatan itu resmi diembannya. Lagi-lagi, Dokter Silwanus dibawanya turun gunung dan disipakan jabatan baru sebagai Asisten II Setda Pegunungan Bintang.

Satu tahun menjabat, Aloysius pun mengundurkan diri. Sebab sesuai aturan sebagai pelaksana tugas sekda, perpanjangan jabatan seperti ini hanya satu kali selama enam bulan. Bupati Spei pun mempercayakan Silwanus menjadi Plt. Sekda Pegunungan Bintang, hingga ia resmi dilantik menjadi Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Papua Tengah oleh Pj Gubernur Ribka Haluk pada, Senin, 17 Juli 2023.

drg. Aloysius Giyai, M.Kes

Setelah mencermati matinya Kartu Papua Sehat dan melihat terbatasnya item pembiayaan BPJS, Aloysius dan Silwanus sedih. Keduanya pun berputar otak, dan kemudian merumuskan Jaminan Kesehatan Gratis ini dengan sebutan “BPJS Plus-Plus” dan dibaptis dengan nama Kartu Otsus Sehat (KO SEHAT).

“Intinya, jaminan ini membantu pasien Orang Asli Papua tidak mampu yang tidak dicover oleh BPJS seperti Ambulance, peti mati, pen ortopedi dan sebagainya. Sebagai perintis Kartu Papua Sehat, saya sedih melihat masyarakat Asli Papua yang selama tahun 2014-2021 masih berobat gratis kini harus keluarkan uang tambahan, karena sebagian biaya tidak ditanggung BPJS. Nah karena itulah, sejak pimpin RSUD Jayapura dua bulan lalu, kami genjot Pemda di seluruh Papua untuk kerjasama dengan kami bantu pasien OAP yang tidak mampu,” tegas Aloysius.

Walau berbeda suku, Aloysius dan Sumule adalah dua sahabat dan rekan kerja yang sama-sama lahir di Mee Pago. Aloysius lahir di Kampung Onago Kabupaten Deiyai, 8 September 1972, sementara Silwanus lahir di Enarotali Kabupaten Paniai, 3 Juni 1971. Tetapi keduanya sama-sama satu almamater: Universitas Airlangga Surabaya. Aloysius adalah lulusan kedokteran gigi 1999 dan Magister Kesehatan tahun 2002, sedangkan Silwanus adalah alumni dokter spesialis kandungan tahun 2007.

Teruslah berkarya kedua dokter hebat bagi Tanah Papua. Perjuanganmu mengingatkan pesan bernas dari Marthen Luther King Jr; “Jika seseorang belum menemukan sesuatu untuk diperjuangkan hingga akhir hayatnya, maka kehidupannya tidak berharga.” (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box