Bupati Spei Yan Bidana, ST,M.Si saat memberikan arahan saat membuka Diklat Kepamongprajaan bagi 34 Kepala Distrik di Hotel MaxOne, Jalan Percetakan Negara, Kota Jayapura, Senin, 5 Mei 2025.

 

JAYAPURA (PB.COM)—Bupati Pegunungan Bintang Spei Yan Bidana, ST,M.Si mengatakan krisis air, krisis energi, dan krisis pangan yang sedang melanda dunia akhir-akhir ini adalah dampak pembangunan yang eksploitatif dan tidak menjaga ekologi, dimana hutan sebagai sumber kehidupan dibabat habis.

“Di Papua Selatan, hutan dua juta hektar lebih dibabat abis demi PSN. Itu sangat disayangkan. Saya tegaskan, saya tidak akan beri izin kepada investor untuk proyek seperti itu atau membuka perkebunan kelapa sawit yang merusak hutan Pegunungan Bintang,” kata Bupati Spei Bidana saat membuka Diklat Kepamongprajaan bagi 34 Kepala Distrik di Hotel MaxOne, Jalan Percetakan Negara, Kota Jayapura, Senin, 5 Mei 2025.

Oleh karena itu, Spei Bidana meminta kepada para kepala distrik di Pegubin untuk tetap menjaga hutan, menjaga kebersihan lingkungan, dan melakukan penghijauan. Ia mengapresiasi sejumlah kepala distrik seperti Distrik Okbab yang sudah mulai melakukan program membudidayakan kopi sebagai komoditi unggulan di wilayah itu.

Para kepala disrik yang hadir dalam Diklat Kepamongprajaan.

“Silahkan distrik lain tiru, mau tanam kopi, tanam kakao, atau tanam sagu. Yang penting jangan rusakkan hutan. Kita juga sudah canangkan untuk kebersihan lingkungan sejak menjelang HUT Pegunungan Bintang ke-22, jadi kepala distrik harus bergerak. Jadikan itu sebagai kebiasaan, habits. Tanam pohon, tanam komoditi, atau tanam bunga. Jaga juga kebersihan sepanjang sungai. Ramai-ramai kerja lakukan pembersihan dan tak perlu dianggarkan, tak perlu uang. Harus jadi tanggung jawab moril,” tegas mantan Kepala Bappeda Pegubin ini.

Menurut Bupati Spei, sekarang tinggal hanya hutan Papua dan hutan Amazone di Brazil yang menjadi penyanggah oksigen dunia. Sebab wilayah lain di seluruh belahan dunia sudah tak memiliki hutan lagi akibat pembangunan.

“Pegunungan Bintang adalah pusat hidrologi Papua dan kita sudah canangkan sebagai kabupaten konservasi. Jadi saya minta komitmen kita semua untuk menjaga hutan dan lingkungan kita,” tuturnya.

Terkait dengan krisis pangan dan stunting, politisi PDI Perjuangan ini juga meminta para kepala distrik harus memastikan bahwa setiap keluarga di kampung-kampung wajib berkebun untuk menanam ubi dan sayur-sayuran yang bergizi tinggi. Sebab kasus stunting yang sering terjadi di Papua karena anak-anak kekurangan makan sayur-sayuran akibat orang tuanya tidak berkebun.

“Pastikan juga setiap keluarga punya ternak. Kalau ternak babi susah dipelihara, minimal ternak ayam. Supaya jika dikonsumi dengan ubi dan sayur oleh ibu-ibu hamil, ada asupan gizi yang bisa mencegah stunting,” tegasnya. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box