
Wakil Gubernur Papua Tengah Deinas Geley, S.Sos,M.Si dalam sebuah kesempatan di Kabupaten Intan Jaya.
NABIRE (PB.COM)—Provinsi Papua Tengah dalam ancaman HIV-AIDS! Berdasarkan data kumulatif dari tahun 1998 hingga Desember 2024 yang dikeluarkan Dinas Kesehatan setempat, jumlah kasus Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA) di Papua Tengah mencapai 22.868 orang.
Tingginya jumlah penderita ODHA ini membuat Wakil Gubernur (Wagub) Papua Tengah Deinas Geley, S.Sos,M.Si prihatin dan angkat biacara. Menurut Deinas, ancaman penyakit HIV-AIDS di Papua Tengah sangat serius dan berpotensi menghapus masa depan generasi muda di wilayah DOB ini.
“Kalau kita tidak ambil langkah, kita manusia, khususnya orang-orang Papua ini, bisa habis semua. Khususnya generasi muda,” ujar Wagub Deinas Geley dalam rekaman suara yang diterima media di Nabire, Papua Tengah, Selasa, 13 Mei 2025.
Menurut Wagub Deinas Geley, demi menyelamatkan generasi muda Papua Tengah, salah satu langkah yang harus segera diambil Dinas Kesehatan, rumah sakit, Puskesmas, dan Komisi Penanggulangan AIDS (AIDS) baik di tingkat provinsi maupun kabupaten adalah melakukan tes HIV secara massif ke sekolah-sekolah.
“Kepala Dinas, rumah sakit dan Puskesmas harus siapkan program tes massal. Semua siswa wajib periksa mulai dari SMP kelas 3 sampai SMA. Semua sekolah harus dicek. Kalau sudah terinfeksi, harus segera diberi obat. Kalau belum, jaga diri baik-baik,” kata Geley.
Wagub Deinas Geley juga menyoroti bahaya hubungan seks bebas sebagai penyebab utama penyebaran HIV, yang sering kali tidak disadari oleh korban. “Ini pembunuhan terstruktur dan masif. Perempuan dan laki-laki yang sudah tahu terinfeksi, tapi tetap berhubungan bebas, ini sangat berbahaya,” tegasnya.
Politisi PAN ini menambahkan, Pemerintah Provinsi Papua Tengah telah merancang pembangunan rumah sakit besar dengan fasilitas khusus, bagi anak-anak yang terinfeksi HIV.
“Kita harus siapkan ruangan khusus. Mereka tidak boleh tinggal dengan orang tua, tapi dikumpulkan di tempat khusus agar pengobatan lebih terkontrol oleh dokter,” katanya.
Lima Kebijakan Strategis
Sebelumnya, saat berbicara di depan forum Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) Kabupaten Nabire Tahun 2025 di Aula Setda Nabire, Selasa, 6 Mei 2025, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Papua Tengah, dr. Agus, M.Kes,CH,Med.CHt membeberkan lima Kebijakan Strategis Papua Tengah Dalam Pengendalian HIV-AIDS.
Pertama, Integrasi STBP dengan program penanggulangan penyakit menular untuk mendukung strategi daerah dalam pencegahan HIV/AIDS di Papua Tengah.
Kedua, Pendekatan komunitas dalam tes HIV gratis dimana pemerintah daerah akan menyediakan layanan tes HIV berbasis komunitas untuk meningkatkan deteksi dini dan pengobatan cepat.
Ketiga, Peningkatan edukasi kesehatan di wilayah pedalaman dikombinasikan dengan edukasi pencegahan HIV-AIDS di distrik dan kampung, termasuk sosialisasi di rumah ibadah dan sekolah.
Keempat, Penguatan sistem rujukan dan layanan ARV guna memastikan pasien HIV-AIDS yang terdeteksi melalui STBP mendapat akses pengobatan ARV tanpa hambatan administratif.
Kelima, Kolaborasi dengan stakeholder pentahelix, dimana Pemerintah Papua Tengah menggandeng akademisi, dunia usaha, media, dan masyarakat dalam upaya pencegahan dan pengobatan HIV-AIDS.
“Pendekatan Pentahelix memungkinkan integrasi multi-sektoral dalam penanganan HIV-AIDS di Papua Tengah. Pelaksanaan STBP akan lebih sukses apabila semua unsur bekerja sama dan saling berkontribusi dalam peningkatan kesadaran masyarakat melalui edukasi dan sosialisasi, optimalisasi pemeriksaan HIV-Sifilis secara masif dan sukarela, dan penghapusan stigma terhadap ODHA,” tegas dr. Agus. (Abeth You/Gusty Masan Raya)