
Bupati Pegunungan Bintang Spei Yan Bidana, ST,M.Si didampingi Anggota Komisi XII DPR RI Arif Riyanto Uopdana, ST foto bersama Dirjen Gastrik Kementerian ESDM, Rabu, 2 Juli 2025 di Jakarta.
JAKARTA (PB.COM)—Bupati Pegunungan Bintang (Pegubin) Spei Yan Bidana, ST,M.Si didampingi Anggota Komisi XII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dari Daerah Pemilihan (Dapil) Provinsi Papua Pegunungan, Arif Riyanto Uopdana, ST, Rabu, 2 Juli 2025 bertemu Direktur Jenderal Ketenagalistrikan (Dirjen Gastrik) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jisman P. Hutajulu di Jakarta.
Dalam pertemuan itu, kedua politisi PDI Perjuangan ini meminta komitmen Kementerian ESDM untuk “menghidupkan” kembali Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Oksibil setelah intake dan turbinnya rusak dihantam banjir.
“Kami minta Kementerian ESDM bisa segera ambil alih PLTM Oksibil yang belum beroperasi akibat banjir dan segera direvitalisasi. Sudah 80 tahun Indonesia Merdeka, tapi di Kota Oksibil saja masih pakai listrik desa. Setiap tahun kami habiskan Rp 16 miliar untuk beli BBM dan hanya nyala 6-7 jam,” kata Bupati Spei Bidana saat menghubungi papuabangkit.com, Rabu, 2 Juli 2025.
“Kami berharap, Kementerian ESDM memerintahkan PLN agar bisa mengelola langsung kelistrikan di Oksibil dan beberapa distrik di sekitarnya supaya masyarakat bisa menikmati layanan listrik 24 jam seperti daerah lain,” tambah Spei.
Pada kesempatan itu, Bupati Spei juga meminta agar dibangun layanan Listrik desa di 277 kampung di Pegubin sesuai program Presiden Prabowo.
“Minimal tahun 2029 itu, sudah 70 persen desa di Pegunungan Bintang sudah dialiri listrik. Supaya ekonomi bertumbuh, anak-anak bisa belajar malam hari,” tuturnya.
Sementara itu, Anggota Komisi XII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dari Daerah Pemilihan (Dapil) Provinsi Papua Pegunungan, Arif Riyanto Uopdana, ST mendorong agar Kementerian ESDM bisa fokus dan komitmen membangun Listrik Desa di Pegunungan Bintang.
Menurut Arif, Pegunungan Bintang sendiri saat ini Rasio Desa Berlistrik (RDB) masih sangat kecil yaitu kurang dari 22 % saja dari total 277 kampung. Hampir mayoritas kampung di Pegunungan Bintang belum memiliki akses listrik. Padahal, listrik adalah salah satu kebutuhan pokok di era globalisasi yang sangat urgen dibangun.
“Kami berharap, program Listrik Desa yang saat ini sedang direncanakan oleh Pemerintah Pusat sampai nanti tahun 2029, dapat segera terealisasi. Supaya bisa dinikmati oleh masyarakat di kampung-kampung di seluruh Pegunungan Bintang yang selama ini masih gelap gulita,” tegas Arif. (Gusty Masan Raya)