Bupati Jayawijaya John Wempi Wetipo didampingi wakilnya Jhon Banua ketika akan menyerahkan sertifikat tanah yang menjadi lahan pembangunan RS Vertikal Type B kepada pihak Kemenkes disaksikan Kadinkes Papua Aloysius Giyai, Senin (31/07/2017)

JAYAPURA (PB)—Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia mulai membangun rumah sakit vertikal type B di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua. Fasilitas kesehatan ini selain akan menjadi salah satu rumah sakit rujukan tersier di Indonesia Timur juga berfungsi melayani masyarakat di 9 kabupaten di Pegunungan Tengah Papua wilayah La Pago, di antaranya Lanny Jaya, Tolikara, Nduga, Yalimo, Mamberamo Tengah, Puncak Jaya, Puncak, Pegunungan Bintang dan Jayawijaya.

Kepala Dinaas Kesehatan Provinsi Papua, drg. Aloysius Giyai, M.Kes kepada Papua Bangkit menjelaskan bahwa pada Senin (31/07/2017), Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan dr. Untung memimpin 25 orang dari Kemenkes bersama Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes dr Bambang tiba di Wamena dan telah menerima sertifikat tanah yang menjadi lokasi pembangunan rumah sakit tersebut. Sertifikat tanah seluas 7 hekter di Distrik Hom Hom, Wamena itu diserahkan Bupati Jayawijaya John Wempi Wetipo didampingi wakilnya Jhon Banua kepada pihak Kemenkes disaksikan Aloysius dan tim Dinkes Papua, di antaranya Kepala Bidang Pengembangan SDM Dinkes Papua, Lesman Tabuni, SKM.MM.

“Dengan diterimanya sertifikat itu, pembangunan rumah sakit akan langsung jalan. Tuhan kasih berkat yang luar biasa di atas tanah ini sehingga akan hadir sebuah rumah sakit vertikal type B di Wamena. Rumah sakit ini langsung dikendalikan oleh Kementerian Kesehatan. Di dalam rumah sakit itu akan dilengkapi dengan fasilitas medis yang memadai serta tenaga dokter dan perawat yang lengkap,” kata Aloysius, Selasa (01/08/2017).

Menurut Aloysius, selain sebagai rujukan tersier wilayah Indonesia Timur, tujuan utama pembangunan rumah sakit ini adalah menjawab akses pelayanan kesehatan masyarakat Kabupaten Jayawijaya dan 9 kabupaten di sekelilingnya. Sebab selama ini, kata Aloysius, pasien rujukan dari RSUD Wamena harus dibawa ke Jayapura dan luar Papua. Jika fasilitas dan tenaga medis serta dokter yang nantinya bertugas lengkap, lanjut dia, maka rumah sakit ini bisa naik peringkat dari tipe B menjadi tipe A alias pelayanan bertaraf internasional.

“Ini benar-benar sebuah sejarah baru, sebab pembangunan rumah sakit vertikal tidak pernah ada di Papua dan baru kali ini di Papua,” ujarnya.

Mantan Direktur RSUD Abepura ini menargetkan, pembangunan rumah sakit ini bisa rampung sebelum pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020.   Ia mengakui, mulai dibangunnya rumah sakit vertikal type B di Papua ini adalah hasil dari perjuangan panjang tim Dinkes Provinsi Papua. Hasil ini tentu tidak terlepas dari dukungan penuh Gubernur Lukas Enembe yang mengajukan surat resmi kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Sp.M (K). Tak ketinggalan, anggota DPD RI, Robert Rouw yang selalu mendukung Dinkes Papua.

“Selama ini memang Tim Dinkes Papua terus mengawal usulan pembangunan rumah sakit vertikal ini dan mampu menyakinkan Badan Perencanaan Nasional, Kementerian Kesehatan, Kementerian Keuangan dan Komisi IX DPR RI sehingga pembangunan ini bisa dijawab,” tambah Aloysius.

Dana Rp 1,5 Triliun

Kadinkes Papua, Aloysius Giyai juga mengatakan, berdasarkan informasi awal yang diterima, Kementerian Kesehatan mengalokasikan anggaran sekitar Rp 1,5 Triliun untuk pembangunan rumah sakit vertikal type B di Wamena ini. Ia mengapresiasi Kementerian Kesehatan dan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI yang sunguh-sunguh menaruh perhatian untuk pembangunan rumah sakit tersebut.

“Bahkan Komisi IX DPR RI telah mengultimatium jika pembangunan rumah sakit tersebut tidak sesuai dengan penganggaran maka DPR RI akan memotong anggaran untuk Kementerian Kesehatan,” ujarnya.

Menurut Aloysius, Komisi IX DPR RI juga meminta kepada Kementerian Kesehatan agar lebih dahulu mengajukan draf alokasi anggaran pembangunan rumah sakit Wamena untuk dilihat sebelum draf anggaran lainnya dimasukan.

“Bagi saya itu sudah luar biasa. Kalau sudah seperti ini, saya tidak jadi Kepala Dinas Kesehatan Papua juga tidak papa yang penting cita-cita saya ingin pembangunan rumah sakit vertikal di pegunungan Papua sudah terwujud,” ujarnya. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box