JAKARTA (PB)—Presiden Joko Widodo kembali menegaskan bahwa tidak ada keharusan bagi sekolah di seluruh Tanah Air untuk menerapkan program pendidikan karakter lima hari sekolah (Full Day School).
Penegasan tersebut disampaikan Presiden pada Minggu, (13/08/2017), usai membagikan 1.725 Kartu Indonesia Pintar di SMP Negeri 7 Jember.
“Ini untuk kedua kalinya ingin saya sampaikan (yang masih ditanyakan) mengenai lima hari sekolah. Perlu saya sampaikan, perlu saya tegaskan lagi bahwa tidak ada keharusan untuk lima hari sekolah. Jadi tidak ada keharusan full day school. Supaya diketahui,” ujar Presiden kepada para jurnalis sebagaimana rilis yang diterima Papua Bangkit dari Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
Meski demikian, Kepala Negara tetap memberikan izin kepada sekolah-sekolah yang telah menerapkan kebijakan full day school. Namun dengan syarat, kebijakan tersebut harus diterima oleh masyarakat dan para tokoh agama setempat.
“Yang selama ini enam hari silakan lanjutkan. Tidak perlu berubah sampai lima hari. Yang sudah lima hari dan itu kalau memang diinginkan oleh semua pihak ya silakan diteruskan. Kalau diinginkan oleh masyarakat dan ulama silakan,” tuturnya.
Bagi Kartu Pintar
Pada kesempatan itu, Presiden Jokwi menyerahkan 1.725 Kartu Indonesia Pintar (KIP), terdiri dari 500 untuk siswa SD, 473 untuk siswa SMP, 300 untuk siswa SMA, 300 siswa SMK dan 152 untuk Paket k B dan C di SMP Negeri 7, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur, Minggu (13/08/2017).
Kartu Indonesia Pintar (KIP) menjamin dan memastikan seluruh anak usia sekolah dari keluarga kurang mampu terdaftar sebagai penerima bantuan tunai pendidikan sampai lulus SMA/SMK/MA. Besarnya bantuan yang diberikan berbeda-beda, yakni siswa SD mendapatkan bantuan Rp450 ribu, siswa SMP menerima Rp750 ribu dan siswa SMA/SMK mendapatkan Rp1 juta.
Presiden Jokowi mengingatkan para pelajar agar menggunakan dana bantuan KIP untuk keperluan pendidikan, seperti membeli sepatu, tas, buku.
“Kalau dananya dipakai bukan untuk kerluan sekolah, terus ketahuan kartunya dicabut, ini janjian kita,” kata Jokowi.
Dalam pertemuan ini, ada yang berbeda dalam kuis berhadiah sepeda, jika biasanya Jokowi memberikan pertanyaan tentang Pancasila, nama-nama pulau, kota, kabupaten. Kali ini Presiden meminta pelajar yang memiliki keterampilan khusus, yaitu pencak silat dan membaca puisi untuk menunjukkan keahliannya. Bahkan Presiden menduetkan siswa SMP bernama Aliya dan siswa SD bernama Nabila membacakan puisi.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo. (Gusty Masan Raya/JR)