Pater Neles Tebay

Oleh : Neles Tebay

Presiden Joko “Jokowi” Widodo menyambut baik gagasan dialog sektoral untuk mempercepat kemajuan dan pembangunan di tanah Papua. Gagasan tentang pentingnya dialog sektoral untuk Papua diangkat oleh  empat belas tokoh agama dan adat Papua dalam pertemuannya dengan Presiden Jokowi di Istana negara, Jakarta, 15/8. 
Dialog sektoral yang dimaksudkan para tokoh Papua adalah suatu forum atau pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak terkait dan berkompeten untuk membahas suatu sektor atau bidang tertentu, misalnya dialog sektoral untuk pendidikan, kesehatan, kehutanan, perkebunan, pertambangan, perikanan, dan lainnya.

Setiap sektor dibahas dalam satu dialog sektoral. Maka perlu diselenggarakan sejumlah dialog sektoral.

Peserta dialog sektoral mencakup Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, para ahli, praktisi, Perguruan Tinggi, pihak swasta, lembaga keagamaan, dan lembaga adat.

Dalam dialog sektoral, para peserta secara bersama mengidentifikasi masalah, menetapkan solusinya, dan membagi peran dan tugas bagi masing-masing pihak.

Dialog-dialog sektoral ini perlu diatur dengan baik. Agenda yang hendak dibahas dalam dialog sektoral perlu disiapkan. Peserta dialog sektoral perlu diseleksi sesuai sektor yang akan menjadi agenda pembahasan. Selain itu perlu dibuatkan rumusan tentang tujuan, target, moderator, dan notulen dari dialog sektoral. Semua hal ini perlu dipersiapkan secara baik agar dialog sektoral dapat memberikan hasil yang maksimal.

Mengingat pentingnya dialog sektoral dan banyaknya dialog sektoral yang perlu diselenggarakan, para tokoh Papua mengangkat perlunya orang khusus yang mengurus dialog-dialog sektoral ini. Para tokoh Papua mengusulkan agar Presiden Jokowi mengangkat satu orang sebagai person in charge, yang ditugaskan khusus untuk mengurus dialog-dialog sektoral ini.

Presiden Jokowi menyambut dan mendukung gagasan dialog sektoral. Dia juga menyadari pentingnya ada orang khusus yang mengurus dialog-dialog sektoral ini. Dukungan Presiden terhadap dialog sektoral diperlihatkan melalui penunjukkan secara langsung terhadap Pater Neles Tebay, Pak Teten Masduki selaku Kepala Staf Kepresidenan, dan Jenderal (Purn) Wiranto selaku Menteri Kemenkopolhukam, untuk mengurus dialog-dialog ini. Dengan penunjukkan ini, terbentuklah tim dialog yang terdiri dari tiga orang. Tim ini bekerja mempersiapkan pelaksanaan dialog-dialog sektoral.

Tentu Presiden masih perlu menunjuk siapa yang mengetuai tim dialog ini. Penunjukkan ketua tim ini perlu dilakukan untuk memperjelas, antara lain, tentang siapa yang menandatangani surat undangan yang dikirimkan kepada para peserta dialog sektoral.

Selain itu, Presiden perlu memperjelas peranan dan tugas dari setiap anggota tim dialog ini. Hal ini perlu agar mereka bertiga tidak saling menunggu atau mengharapkan, tetapi dapat melaksanakan tugasnya masing-masing untuk saling melengkapi satu sama lain dalam rangka menyukseskan pelaksanaan dialog sektoral.

Presiden kiranya perlu memperkenalkan penunjukkan tim dialog sektoral ini kepada  Para menteri, gubernur Papua dan Papua Barat, semua Bupati dan Walikota di Provinsi Papua dan Papua Barat. Perkenalan ini penting agar persiapan dan pelaksanaan dialog sektoral didukung oleh Pemerintah Pusat, Pemeritah Daerah provinsi, dan pemerintah Daerah Kabupaten/kota, serta berbagai elemen masyarakat sipil di tanah Papua. Bukan hanya perkenalan, tetapi presiden dapat memohon dukungan dari semua Kementerian dan Lembaga di Jakarta, dan Pemerintah Daerah, dan  berbagai kelompok dalam masyarakat sipil di tanah Papua agar dialog-dialog sektoral dapat terlaksana dengan lancar dan sukses.

Dengan penunjukkan tim dialog ini, bagi saya, menjadi jelas bahwa Presiden memperlihatkan keseriusannya terhadap gagasan dialog sektoral. Kini ada pejabat di Jakarta yang ditugaskan khusus oleh Presiden Jokowi untuk mengurus dialog-dialog sektoral.

Maka, siapa saja yang ingin memberikan masukan tentang dialog sektoral dalam kaitan dengan Papua, boleh menemui atau menghubungi Pak Teten atau Pak Wiranto di Jakarta. Pater Neles Tebay yang tinggal di Jayapura akan bekerjasama dengan kedua pejabat di atas untuk mensukseskan penyelenggaraan dialog-dialog sektoral demi  mempercepat kemajuan dan pembangunan di tanah Papua.

(Penulis adalah Dosen Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Fajar Timur, Abepura,. Koordinator Jaringan Damai Papua (JDP). Penerima The Tji Hak Soon justice and Peace award dari Seul, Korea Selatan, tahun 2013. Salah satu dari empat belas tokoh Papua yang bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, 15/8-2017)

 

Facebook Comments Box