JAYAPURA (PB) – Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP.MH menegaskan pelaksanaan pesta olahraga akbar PON XX tahun 2020 di Papua sudah pasti dan tidak perlu diragukan lagi. Apalagi, pemerintah pusat mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) untuk pelaksanaan PON XX di Papua.
“Itu sudah pasti. Kalau ragu – ragu lebih baik ko (kamu-red) mundur saja. Bagaimana orang meragukan, di Timika kita sudah punya gedung yang dibangun oleh Freeport. Bagaimana orang meragukan, ini sedikit lagi Kampung Harapan sudah mau selesai. Tanggal 29 Desember 2018 sudah selesai,” kata Gubernur sesaat sebelum meresmikan Kantor PB PON XX tahun 2020 di Jayapura, beberapa waktu lalu.
Stadion ini nantinya yang terbesar di Papua dan terbesar kedua di Indonesia setelah Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta. Dengan dua fasilitas venues yang sedang dibangun, Gubernur Lukas meyakini akan selesai tepat waktu. “Makanya APBD kita ini, kita harapkan untuk PB PON dan Pilkada 2018. Itu inti utama penggunaan APBD kita di tahun ini,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, kemungkinan dana pembangunan ini tidak cukup di PB PON. Akan tetapi nantinya di APBD Perubahan akan dipenuhi sehingga bisai sesuai target kebutuhan PB PON. “Kalau nantinya kekurangan di 2018, maka tidak ada kegiatan lain. Itu yang akan mengatasi kekurangan. Dengan demikian pasti akan diatasi kekurangannya. Tinggal Kabupaten Merauke, Biak dan Wamena yang didorong,” akunya.
Sementara untuk Kabupaten Mimika. Bupati Eltinus Omaleng sudah menyatakan akan mengerjakannya sendiri, dengan menggunakan dana APBD kabupatennya sendiri. Sehingga hanya Kabupaten Biak, Merauke dan Wamena yang akan mendapat kesempatan menjadi tuan rumah. Cabang olahraga yang mana ditempatkan di tiga kabupaten ini seperti apa, nantinya pemerintah provinsi akan membantu.
Dengan demikian, PON 2020 adalah satu kesuksesan dan kebanggaan masyarakat Papua. Karena harga diri dan martabat ada di situ yakni olahraga dan seni budaya, yang sudah melekat dalam diri orang Papua. Masih menurut Gubernur, patut disyukuri bahwa negara mempercayakan kepada Provinsi Papua untuk menjadi melaksanakan perhelatan pesta olahraga nasional ini.
“Ini dalam sejarah PON ke PON hanya satu – satunya Inpres hanya PON Papua. Itu tidak ada dalam sejarah PON dan baru kali ini keluar Instruksi Presdien (Inpres). Ini tidak main – main. Kita dikumpulkan dalam Rapat terbatas (Ratas),” tukasnya.
Oleh karena itu ia berharap seluruh perangkat harus disiapkan. Termasuk yang paling utama adalah para atlet yang akan bertanding. Menurutnya provinsi tertimur Indonesia ini harus mempunyai target dan harus pasang target umur sekian di tahun 2020, untuk dapat mengikuti lomba.
Seraya memberikan contoh, umur seorang atlet saat ini 15 tahun, di tahun 2020 umurnya sudah menginjak berapa. “Kita persembahkan untuk Indonesia prestasi atlet dari kita. Karena kita bukan saja menjadi tuan rumah untuk menang dan menjadi juara I. Akan tetapi kami mau tunjukkan bahwa kami adalah menyiapkan orang – orang berprestasi mengguncang Asia dan juga dunia,” ujarnya optimis.
Itulah sebabnya harus menyiapkan atlet yang baik. Saatnya anak – anak Papua disiapkan untuk prestasi yang luar biasa selevel dengan Asian Games atau Olympiade, itu yang dicari.
“Jangan hanya sekadar menjadi tuan rumah saja. Akan tetapi menyiapkan sumber daya manusia untuk menjadi yang lebih baik. Juara tidak penting, tetapi dari kita bisa persembahkan atlit pada level internasional bagi Indonesia,” tandasnya. (YMF/Ed-Fri)