JAYAPURA (PB) – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) diminta untuk tidak menjabat pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Papua periode 2017-2021.
Hal itu dikatakan Ketua Komisi V DPR Papua Yan P Mandenas yang menilai keterlibatan anggota DPR Papua pada kepengurusan KONI hanya untuk jajaran pimpinan DPRP. “Jadi, hanya ketua dan wakil ketua DPR yang bisa masuk pengurus KONI,” tegas Yan Mandenas kepada sejumlah wartawan di sela-sela kunjungan ke Stadion Utama Papua Bangkit di Kampung Harapan Sentani, Sabtu (25/11/2017) pekan kemarin.
Kata dia, larangan soal pejabat publik dan pejabat politik menjadi pengurus KONI, merupakan amanat Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (UU SKN). Secara lengkap, pasal itu berbunyi; Pengurus Komite Olahraga Nasional, Komite Olahraga Provinsi, dan Komite Olahraga Kabupaten /Kota bersifat mandiri dan tidak terikat dengan kegiatan jabatan struktural dan jabatan publik.
“Aturannya jelas dan bahkan telah ditegaskan dalam undang-undang, jadi kepengurus KONI Papua periode 20017-2021, jangan lagi anggota dewan masuk sebagai pengurus,” tukasnya.
Lanjutnya dalam rapat Badan Musyawarah (Bamus) sudah disampaikan bahwa tidak boleh lagi ada anggota dewan yang terlibat dalam kepengurus KONI. Kecuali cabang olahraga. “Lebih baik kita urus cabang olahraga, tidak perlu untuk menjadi pengurus KONI,” tegas Yan Mandenas yang juga sebagai ketua Pengprov IMI Papua.
Kepengurus KONI Papua harus diisi oleh orang-orang yang memiliki sumber daya manusia yang handal untuk membenahi olahraga Papua jika ingin menuai prestasi pada PON XX tahun 2020. “KONI butuh sumber daya manusia untuk membuat program untuk bagaimana mensukseskan PON 2020. Karena sukses prestasi itu yang perlu kita capai,” tegasnya.
Oleh sebab itu, Ketua KONI Papua terpilih yang juga Gubernur Papua Lukas Enembe yang akan dibantu tim formatur Klemen Tinal dan Dance Nere, diharapkan dapat memilih orang-orang yang tepat untuk menjadi pengurus KONI. “Saya harap kepengurusan KONI yang baru benar-benar orang yang mau bekerja untuk memajukan olahraga Papua, bukan menjadikan KONI sebagai pekerjaan sampingan,” harapnya. (YMF/Ed-Fri)