HUJAN YANG MENGGUYUR bumi Port Numbay sejak semalam masih menyisakan gerimis. Langit tampak mendung. Matahari masih tampak malu-malu bercahaya. Ribuan kursi yang disediakan KPU Papua selaku panitia di halaman Kantor Gubernur Papua di Jalan Soa Siu Dok II Jayapura, mulanya tampak kosong hingga Pukul 11.00 pagi. Hanya tampak puluhan polisi dan brimob dengan mobil baracuda dibantu sejumlah anggota TNI lengkap dengan senjata terlihat lalu lalang.
Namun kondisi ini tiba-tiba berubah drastis ketika bunyi sirene kendaraan Patwal yang memimpin konvoi dari Buper Waena memasuki pintu gerbang. Terhitung, sekitar dua ratusan kendaraan roda empat mengiringi perjalanan para calon gubernur dan wakil gubernur serta calon bupati dan wakil bupati yang siap bertarung pada Pilkada Serentak Jilid III 2018.
Ya, hari ini, Sabtu (24/02/2018), Komisi Pemilihan Umum (KPU) Papua menggelar Acara Deklarasi Kampanye Damai sekaligus membuka tahapan kampanye selama tiga bulan lamanya. Dua pasang calon gubernur dan wakil gubernur tampak antusias mengikuti kegiatan ini. Uniknya, kali ini warna baju mereka sama: putih. Seakan berpesan, hati, niat dan komitmen mereka pun putih untuk sama-sama menggelar Pilkada yang santun, damai dan bermartabat.
Calon Gubernur Papua yang diusung Koalisi Papua Bangkit Jilid II, Lukas Enembe, SIP.MH mengenakan baju katun berwarna putih, sedangkan wakilnya Klemen Tinal, SE.MM dengan balutan baju batik Papua dihiasi gambar cenderawasih. Di Kubu JOSUA, calon gubernur Jhon Wempi Wetipo, SH.MH dan calon wakil gubernur DR. Habel Melkias Suwae juga mengenakan baju putih ala Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra, partai yang mengusung mereka.
Belasan pasangan calon bupati dan calon wakil bupati yang bertarung di Pilkada Serentak Jilid III juga tampak hadir. Ada Kabupaten Mamberamo Tengah, Jayawijaya, Puncak, Biak Numfor, Mimika, Paniai, dan Deiyai. Hanya saja, mereka tidak banyak membawa massa pendukungnya. Ribuan kursi yang disiapkan panitia justru dipadati oleh kader partai, simpatisan dan massa pendukung kedua pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Papua.
Massa LUKMEN, Lukas dan Klemen mendominasi dimana mereka berada di sisi kiri panggung. Mereka memegang ribuan poster foto dan nomor urut sang jagoannya. Ketika yel-yel yang diberikan mc dari panggung, mereka antusias mengangkat poster nomor urut 1 itu dengan tangan kiri dan menunjuk jari telunjuk kanan. Kader Demokrat paling banyak, disusul Golkar, Hanura, PAN, NasDem, PPP, PKB, PKS dan PKPI dengan jaket kebesarannya masing-masing. Sedangkan massa JOSUA di bagian kanan didominasi kostum warna merah. Warna khas PDIP.
Sebelum acara digelar, massa pendukung kedua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur menari bersama-sama. Sejumlah penyanyi berbakat, di antaranya Nowela jebolan Indonesian Idol tampil menghibur masyarakat yang makin lama makin banyak menyesaki halaman kantor Gubernur. Suasana gembira, keakraban dan persaudaran tampak terasa. Hentakan kaki dan liukan badan mereka menari Yospan membuat wajah tegang hadapi pertarungan Pilkada itu hilang. Ini benar-benar terasa sebuah pesta. Ya pesta demokrasi.
Pemilu Tanpa Darah, Tanpa Korban Nyawa
Papua menjadi salah satu daerah yang rawan terjadinya konflik saat pesta demokrasi. Ini fakta. Pada Pilkada Serentak 2015 dan 2017, sejumlah konflik memakan korban nyawa dan harta benda. Selain itu, catatan KPU Papua, dua Pilkada serentak itu pun selalu berakhir di meja Mahkamah Konstitusi. Lalu bagaimana dengan Pilkada Serentak Jilid III 2018 ini? Ya, di hari Deklarasi Kampanye Damai ini, harapan dari aparat keamanan, pengawas hingga penyelenggara cuma satu: Pilkada Tanpa Darah, Tanpa Korban Nyawa.
“Pengamatan dari Jakarta, kita di Papua ini selalu terjadi konflik saat Pilkada. Ayo kita ubah image itu. Oleh karena itu, semuanya kembali ke Pasangan dan massa pendukungnya. Kita inginkan Pilkada damai. Karena dari yang damai kita bisa hasilkan pemimpin yang berkualitas. Pesta ini harus dirayakan dengan gembira. Cukuplah korban nyawa dan darah seperti tahun lalu. Kami Kodam Cenderawasih siap meembantu Pemda dan bantu Polda. Kami bantu amankan pesta demokrasi,” ujar Pangdam XVII Cendrawasih melalui Kasdam Brigjen TNI I Nyoman Cantiasa.
Wakil Kepada Kepolisian Daerah (Wakapolda) Papua, Kombes. Pol Drs. Yakobus Marjuki menegaskan, pihaknya mendukumg Pilkada Damai. Polda, kata dia, telah melakukan road show untuk mengajak berbagai pihak membangun persepsi Bersama bahwa Pilkada sejatinya adalah pesta gembira yang harus dirayakan secara damai.
Menurut Yakobus, Polda Papua siap mengawal terwujudnya pelaksanaan Pilkada Serentak Jilid III yang damai dengan 6 komitmen, di antaranya menjaga independensi KPU selaku penyelanggara, pasangan tak boleh mengerahkan massa bila terjadi konflik, media massa harus seimbang dalam pemberitaan, dan perlunya keterlibatan para pemantau seperti LSM, tokoh adat, pemuda, perempuan dan OKP untuk memantau pelaksanaan Pilkada Damai yang bermartabat dan demokratis.
“Kita cegah manipulasi politik. Bapak kapolda minta jangan ada korban dalam Pilkada ini. Tidak ada pengrusakan. Jika ada ketidakpuasan, harus diselesaikan secara musyawarah dan bila perlu tempuh jalur hukum. Sejak H plus 1, semua rumah calon dan kantor KPU dijaga polisi. Kami tegaskan kami akan lakukan pendekatan persuasif tapi kami mohon semua pasangan dan masa pendukung membantu kami untuk menjaga Papua tetap aman selama Pilkada,” ujar Yakobus.
Anggota KPU RI Evi Novida Ginting mengatakan, dirinya hadir di Tanah Papua yang indah dan kaya ini tentu ingin punya pesan bahwa slogan Kampanye Damai yang dideklarasikan hari ini bukan hanya slogan semata tapi harus diwujudkan. Oleh karena itu, kata dia, KPU saat ini mendorong agar pelaksanaan kampanye bagi setiap pasangan dilakukan secara dialogis.
“Kami berharap setiap pasangan calon bisa menjaga pendukungnya agar tidak melanggar aturan kampanye. Kami ingin memastikan bahwa kampanye kita tanpa konflik, tanpa kekerasan. Lagu Aku Papua yang kita dengar tadi menggambarkan bahwa kita satu, kita harus damai hingga pemungutan suara nanti pada 27 Juni 2018,” kata Evi.
Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKKP) RI Profesor Dr. Harjono mengatakan yang terpenting adalah rakyat Papua sebentar lagi merayakan pesta demokrasi. Pesta itu harus gembira dan damai. Bukan penuh konflik, kebencian dan permusuhan.
“Kalau nanti pasangan calon deklarasi damai, peganglah komitmen mereka. Kontrollah, awasilah. Jika mereka lakukan kampamye tidak damai, tegurlah dan bila tidak laporkan secara hukum,” kata Harjono.
Hal senada ditegaskan anggota Badan Pengawas Pemilu RI, Fritz Edward Siregar, SH,LL.M.PhD. Ia mengingatkan, pemilu adalah pesta bersama dan milik rakyat. “Janganlah rakyat menjadi penumpang, apalagi korban Pilkada,” kata Fritz.
Sementara itu, Ketua KPU Provinsi Papua, Adam Arisoy, SE menutup rangkaian sambutan mengatakan, Acara Deklarasi Pilkada Damai di Papua molor satu minggu dari jadwal yang ditetapkan secara nasional akibat tertundanya tahapan verifikasi berkas calon gubernur dan wakil gubernur dari MRP.
“Kami KPU papua dan 29 KPu di kabupaten dan kota sudah siap laksanakan Pilkada Serentak 2018. Kami sudah lakukan pemutakhiran data. Kami ucapkan terima kasih kepada Pemprov Papua yang dukung kami dalam pendanaan Pilgub Papua. Akhir kata, saya meminta kita semua belajar dari pengalaman. Pada Pilkada 2015 dan 2016, semua berakhir di MK. Juga terjadi konflik yang menimbulkan korban nyawa dan harta benda. Tahun ini kita harapkan tidak terjadi lagi. Pelajaran ini kiranya jadi acuan dan catatan bagi kita semua, bagi kami selaku penyelenggara, Bawaslu, TNI/Polri, dan terutama pasangan calon agar bisa menciptakan kedamaian,” tutur Adam.
Usai sambutan Ketua KPU Papua, para calon gubernur wakil gubernur, serta calon bupati dan wakil bupati membacakan sumpah janjinya untuk menciptakan Pilkada Damai di hadapan KPU, Bawaslu, TNI/Polri, Forkopimda Papua dan semua undangan dan menandatangani komitmen untuk menggelar Pilkada Damai di Papua. Sesudah itu, KPU Papua secara simbolis menyerahkan alat peraga kampanye kepada masing-masing Ketua Tim Koalisi Pengusung calon gubernur dan wakil gubernur dan ditutup dengan pelepasan balon.
Selamat memasuki masa kampanye. Mari kita ciptakan kampanye yang santun, damai dan bermartabat guna menghindari konflik, menghindari partumpahan darah dan korban nyawa, hingga memasuki hari H pencoblosan pada 27 Juni 2018 mendatang. Kita yakin kita pasti bisa. Karena Papua rumah kita, kita sendira yang menjaganya! (Stysan/Humas Tim KPB II)