JAYAPURA (PB) – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan Jembatan Holtekamp sebagai jembatan tipe pelengkung baja terpanjang yang pernah dibuat di Indonesia, ditargetkan dapat rampung lebih cepat yakni Juli 2018 dari rencana awal September 2018.
Jembatan sepanjang 732 meter ini berada diatas Teluk Yousefa yang menghubungkan Kota Jayapura dengan Distrik Muara Tami di Provinsi Papua. Nantinya waktu tempuh dari Kota Jayapura menuju perbatasan Skouw lebih cepat dari semula 2,5 jam menjadi 60 menit.
Dibangunnya Jembatan Holtekamp, selain memperlancar konektifitas, akan mendorong pengembangan wilayah Kota Jayapura ke Timur yakni ke arah Skouw. Hal ini juga ditunjang dengan pengembangan kawasan perbatasan Skouw sebagai embrio pusat ekonomi baru yang telah selesai bangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dan dilanjutkan dengan pembangunan pasar.
“(Keberadaan jembatan) akan mengendalikan laju perkembangan Kota Jayapura di bagian Barat yang berupa pegunungan dan sangat beresiko merusak hutan sebagai wilayah tangkapan air bagi keberlanjutan Kota Jayapura,” jelas Menteri Basuki saat meninjau lokasi pembangunan Jembatan Holtekamp, Papua, Sabtu (17/03/2018).
Pengembangan selanjutnya adalah untuk kawasan wisata air. Desain penataan kawasannya sudah dibuat oleh Kementerian PUPR dengan melibatkan arsitek Yori Antar.
Dalam kunjungan tersebut, Menteri Basuki melihat dua bentang utama yang telah selesai dilakukan pengangkatan dengan menggunakan tugboat.
“Alhamdulillah kedua bentang utama sudah naik dengan selamat. Ini menjadi karya anak bangsa yang membanggakan. Karena itu tadi saya ajak yel yel Insinyur Indonesia hebat. Mereka kerjakan ini dengan penuh ketelitian dibawah supervisi Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) dan Komite Keselamatan Konstruksi. Mudah-mudahan ini kembali menjadi awal yang baik untuk pembangunan infrastruktur ke depan,” jelas Menteri Basuki.
Masing-masing panjang bentang utama 112,5 meter, tinggi 20 meter dan berat 2.000 ton. Dibuat secara utuh di PT. PAL Indonesia di Surabaya dan pengiriman bentang utama pertama dilakukan pada 3 Desember 2017 dilepas oleh Menteri Basuki dan tiba tanggal 21 Desember 2017 Sedangkan bentang kedua dikirim tanggal 17 Desember 2017 dan tiba tanggal 2 Januari 2018.
Kedua bentang dikirim dengan menggunakan kapal dan menempuh perjalanan sejauh 3.200 km. Tantangan utama dalam lifting kedua bentang, selain beban adalah kondisi cuaca, arus air, dan angin.
Pembangunan jembatan dibiayai oleh Kementerian PUPR, sementara Pemerintah Provinsi Papua mendanai pembangunan jalan pendekat dari arah Holtekamp, dan Pemerintah Kota Jayapura membangun jalan pendekat dari arah Hamadi. Ditargetkan keeeluruhan jembatan dan jalan pendekat rampung pada akhir tahun 2018 yang akan datang.
Biaya pembangunan bentang utama jembatan adalah sebesar Rp 943 miliar yang dikerjakan oleh konsorsium kontraktor PT. PP sebagai pimpinan, PT Hutama Karya dan PT Nindya Karya.
Turut mendampingi Menteri Basuki yakni Dirjen Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto, Dirjen Cipta Karya Sri Hartoyo, Direktur PT.PP M.Toha Fauzi, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Jayapura Osman H. Marbun, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Merauke Nimrod Rumaropen dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja. (Frida)