JAYAPURA (PB)—Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP) mengapreasiasi kinerja positif yang ditunjukkan oleh Dinas Kesehatan Papua dan kabupaten/kota dalam menangani penyakit malaria di provinsi paling timur Indonesia ini.
“Ini sebuah hal yang positif ketika membaca di media massa terkait Penghargaan Rekor MURI yang diterima Dinkes Papua karena berhasil dalam pendistribusian kelambu anti nyamuk. Sebelum juga, UPT AIDS, TB dan Malaria juga bekerja bagus dalam penanggulangan TBC dimana RSUD Jayapura dan RSUD Nabire mendapat penghargaan sebagai rumah sakit dengan pengobatan TBC terbaik tingkat nasional,” kata Kepala Bidang Sekretariat UP2KP, Alexander Krisifu, SH kepada papuabangkit, Rabu (02/05/2018).
Menurut Alexander, sebagai sebuah wilayah endemik malaria, Papua memang memiliki prevalensi penyebaran penyakit malaria yang sangat tinggi. Namun, ia yakin, dengan semangat kerja dari Dinas Kesehatan Papua dan kabupaten/kota, terutama dalam hal penyegahan malaria menggunakan kelambu anti nyamuk, angka eliminasi malaria akan turun.
“Kami juga berterima kasih kepada Dinkes Papua terutama UPT AIDS, TB dan Malaria yang pada April lalu menggandeng UP2KP untuk turun ke lapangan mendistribusikan dan memantau penggunaan kelambu anti nyamuk. Kerjasama kemitraan ini kiranya terus dijaga karena dengan sinergitas seperti inilah, sebuah program bidang kesehatan bisa berjalan baik dan sukses,” tegas Alexander.
Sebagaimana diberitakan sebelumnyam Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Kesehatan mengharumkan nama Papua dengan menerima penghargaan Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) karena dinilai sukses dalam penyelenggaraan pemantauan penggunaan kelambu anti nyamuk secara serentak dengan jumlah terbanyak di seluruh Indonesia tahun 2018.
Penyerahan penghargaan Rekor MURI itu diterima oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua drg. Aloysius Giyai, M.Kes mewakili Penjabat Gubernur Papua pada acara Peringatan Pekan Imunisasi Dunia dan Hari Malaria Sedunia di Gedung Barokah, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Minggu (29/09/2018) disaksikan Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. Nila Moeloek, SpM(K).
Menurut Aloysius, Papua merupakan salah satu wilayah yang masuk kategori endemis tinggi dengan Annual Parasite Incidence (API) lebih dari 5 per 1.000 penduduk. Morbiditas malaria pada suatu wilayah ditentukan dengan API per tahun dimana target penularan malaria (eliminasi malaria) sampai tahun 2030 oleh Kementerian Kesehatan RI yakni dari 2 kasus menjadi 1 per 1.000 penduduk.
“Kita di Papua memang API masih tinggi. Tapi berkat kerja keras kami, sudah ada kemajuan drastis. Misalnya pada tahun 2013 API kita mencapai 103 per 1.000 penduduk tetapi tahun 2017 kemarin turun di angka 46. Dari pencapaian penggunaan kelambu anti malaria ini, kami berharap API kita bisa turun jadi 20 sehingga pada tahun 2020 ke angka belasan menuju target 1 per 1.000 penduduk di tahun 2030,” kata Aloysius. (Gusty Masan Raya)