Kepala Dinas Kesehatan Papua, drg. Aloysius Giyai, M.Kes

JAYAPURA (PB.COM)—Dinas Kesehatan Provinsi Papua menggelar Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) tahun 2019 di Aston Hotel Jayapura. Kegiatan bertemakan Kolaborasi Provinsi dan Kabupaten/Kota Dalam Peningkatan Derajat Kesehatan Provinsi Papua ini dimulai sejak Minggu-Selasa (28-30/04/2019).

Dalam kegiatan itu, salah satu agenda yang dibahas adalah pemantapan kesiapan dinas kesehatan di Provinsi Papua dan beberapa kabupaten yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2020. Sebanyak 47 cabang olahraga (cabor) akan diperlombakan pada PON XX yang digelar di lima cluster yakni Jayapura, Wamena, Merauke, Biak dan Timika.

Kepala Dinas Kesehatan Papua drg. Aloysius Giyai, M.Kes mengapresiasi para kepala dinas kesehatan dan rumah sakit yang sudah bekerja menyiapkan diri menyambut pelaksanaan PON di daerahnya masing-masing, baik meningkatkan fasilitas kesehatan yang ada maupun di area venue dari cabang olahraga yang dipertandingkan.

“Dalam raker ini, saya sudah tegaskan bahwa tiap bulan, kami dari Dinas Kesehatan Provinsi yakni Tim Koordinator dari masing-masing cluster akan melakukan monitoring dan evaluasi ke beberapa kabupaten yang menjadi tuan rumah PON. Waktu sudah dekat, kami harapkan komitmen dan keseriusan dari dinas kesehatan kabupaten/kota,” tegas Aloysius menjawa papuabangkit.com di sela-sela Rakerkesda.

Para peserta Rakerkesda Papua saat mempraktikan senam peregangan otot terbaru yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan RI.

Menurut Aloysius, hal paling urgen bagi tiap dinas kesehatan adalah penyediaan tenaga dan infrastruktur rumah sakit, penyediaan kelangkaan profesi baik dokter spesialis maupun penunjang lain maupun alat-alat kesehatan lainnya untuk menunjang pelayanan bagi para atlit dan tim PON yang datang.

Kepala Dinas Kesehatan Keerom dr. Ronny Situmorang mengatakan, pihaknya sangat siap untuk menghadapi PON XX Papua dimana Keerom mendapat dua cabor yakni balap sepeda dan pencak silat.

“Kita sedang bangun gedung ICU di RS dan ruang rawat inap untuk atlit-atlit PON, pengadaan ambulance roda 4. Semuanya sudah kita adakan untuk tahun 2019 ini. Sementara dari sisi tenaga kita akan bikin pelatihan bagi para dokter dan perawat, sementara kita akan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi, apakah kita yang buat atau dari mereka,” ujar dr. Ronny kepada wartawan di Jayapura, Selasa (30/04/2019).

Menurut Ronny, salah satu hal yang menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan Keerom adalah penanggulangan penyakit malaria. Ia mengatakan, pada 2016, berdasarkan data yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan RI, kasus malaria di Keerom menempati angka tertinggi di Papua. Karena itu, sejak 2017 pihaknya sudah membangun malaria center. Ia berharap, kasus malaria ke depan hingga penyelenggaraan PON XX Oktober 2020 nanti bisa turun drastic.

Kepala Dinas Kesehatan Keerom dr. Ronny Situmorang

“Berbagai langkah kita lakukan untuk menekan angka malaria. Misalnya kegiatan pelatihan di kampung-kampung yang di-support oleh Kementerian Kesehatan untuk memerangi malaria. Malaria ini kan yang paling pertama ialah mencegah gigitan nyamuk. Langkah pertama ya sarang-sarang nyamuk harus kita berantas, kemudian dengan tidur memakai kelambu, dan berantas lingkungan di rumah dan luar rumah yang berpotensi berkembang biaknya nyamuk. Selain itu, kualitas pemeriksaan malaria harus kita tingkatkan, supaya kita tahu hasilnya benar-benar malaria lalu bagi penderita harus tuntas minum obat sesuai SOP dari Kemenkes, ” katanya. (Gusty Masan Raya)

 

 

Facebook Comments Box