JAKARTA (PB.COM)-Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan keluarganya tengah berduka. Sang istri tercinta, Alm. Ani Yudhoyono meninggal dunia di RS National University Hospital, Singapura, 1 Juni 2019, setelah 3 bulan lebih ia berjuang melawan kanker darah yang dideritanya.
Duka SBY, duka bangsa. Sebab Ani, Sang Ibu Negara yang terkenal cerdas, dermawan dan sangat peduli pada kemanusiaan itu, adalah juga simbol kekuatan bangsa selama SBY memimpin Indonesia 10 tahun lamanya. Presiden Jokowi dan sejumlah tokoh bangsa hadir memberi penghormatan terakhir.
Bahkan, Ketua Umum PDIP, Megawati Sukarnoputri, yang belasan tahun lamanya memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan SBY, ikut hadir di pemakaman Ani. Bertemu dan bersalaman dengan SBY atas nama kemanusiaan dan menyampaikan ikut berduka.
Kepergian Ani Yudhoyono, tak hanya menyedihkan, tetapi oleh sebagian elit politik dianggap sebagai era baru hubungan SBY dengan Mega membaik. Di sisi lain, kondisi politik yang memanas oleh polarisasi antarpendukung selama Pilpres, kini terasa lebih sejuk dan membangkitkan harapan damai.
Sayangnya, kondisi ini tak bertahan lama. Calon Presiden Prabowo Subianto membuat pernyataan ‘panas’ dan mengejutkan di tengah duka ini dan melukai SBY. Saat kunjungannya ke kediaman SBY di Puri Cikeas, Jawa Barat, Senin (03/06/2019), Prabowo malah mengungkapkan secara telanjang kepada pers, informasi soal pilihan politik almarhumah Ani Yudhoyono. Membangkitkan polarisasi, memantik antipati pada SBY.
SBY kaget. Tercengang. Sedih. Dan merasa pernyataan Prabowo itu tak elok diumbar di media. Ketua Umum Partai Demokrat ini pun buru-buru meralat pernyataan Prabowo.
“Ini hari penuh ujian bagi saya. Ibu Ani jangan dikaitkan dengan politik. Jadi, please, saya mohon Pak Prabowo yang pilih politik itu tidak tepat, tidak elok untuk disampaikan,” kata SBY di Puri Cikeas, Bogor, Jabar, Senin (03/06/2019).
SBY meminta semua pihak mengerti kondisi keluarganya yang baru saja ditinggal almarhumah dan tengah berduka sehingga pernyataan itu tidak tepat disampaikan pada kondisi demikian.
“Tolong mengerti perasaan kami. Ibu Ani yang baru saja berpulang, beliau tidak ingin dikaitkan dengan politik apa pun.”
Sebelumnya, Prabowo Subianto mengaku mendapatkan informasi perihal pilihan politik Ani Yudhoyono ketika Pilpres 2014 dan 2019. Namun, SBY disebut sebelumnya meminta pernyataan itu tidak diungkapkan ke publik.
Saat berbicara kepada pers, awalnya, Prabowo mengatakan kedatangannya hanyalah untuk menyampaikan dukacita secara langsung kepada SBY dan keluarga, tanpa kepentingan politik apa pun terkait dengan wafatnya Ani Yudhoyono.
Di tengah pernyataan, Prabowo tiba-tiba mengaku mendapat informasi soal pilihan Ibu Ani ketika Pilpres 2014 dan 2019.
Sewaktu Prabowo memberi penjelasan, SBY berdiri di belakang Prabowo, merekatkan jemari kedua tangan di depan badan. Saat Prabowo menyinggung persoalan politik, SBY mendadak memindahkan posisi tangan dan menyilangkannya di bagian dada.
Prabowo membalikkan badan, memberi hormat militer, bersalaman, bercipika satu pipi dengan SBY. SBY mengayunkan tangan, mempersilakan Prabowo meninggalkan Cikeas.
“Bukan hanya tidak elok dan tidak relevan dengan tujuan takziah, tapi juga menyakiti hati keluarga Pak SBY yang tengah berduka. Semoga pak Prabowo menyadari khilafnya,” kata Peneliti Senior LIPI Syamsuddin Haris.
Namun, seusai ‘insiden,’ Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, menyatakan SBY tidak lagi mempermasalahkan hal itu. Ferdinand pun mengatakan Prabowo sudah melakukan klarifikasi kepada SBY dan hubungan keduanya dinyatakan baik-baik saja.
Apapun itu, SBY pantas menyesalkan pernyataan Prabowo. Pernyataan yang tak hanya menggores pedih jiwa SBY yang sedang berduka, juga melukai hati anak negeri ini yang tengah tumbuh harapan akan situasi bangsa yang damai saat melihat para tokoh bangsa bersilahturami nan sejuk. (Gusty Masan Raya/dbs)