JAYAPURAÂ – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua memprediksi akan terjadinya peningkatan kasus post trauma stress disaster pascakerusuhan yang terjadi di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Senin 23 September 2019 lalu.
Oleh karenanya dibutuhkan petugas trauma healing dan kesehatan jiwa yang akan membantu para pengungsi sembuh dari trauma yang dialami saat kerusuhan
Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Dr. Silwanus Sumule SpB di Jayapura, Kamis (3/10/2019) lalu mengatakan, selain petugas trauma, juga perlu adanya pendampingan kesehatan jiwa dan psikologis.
“Selain itu, kemungkinan adanya kasus infeksi akibat luka kerusuhan juga akan kembali meningkat sehingga apabila kondisi sudah aman perlu adanya penyisiran kasus atau pelayanan di puskesmas,” katanya.
Menurut Silwanus, gangguan kesehatan pada ibu hamil juga diperkirakan semakin meningkat karena gangguan psikologis dan tempat penampungan yang sesak.
“Subklaster Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) pada pertengahan masa tanggap darurat juga perlu lebih insentif,” ujarnya.
Selain itu potensi Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti diare, campak dan ISPA juga perlu diperhatikan dengan melakukan pengamatan ketat serta perbaikan kesehatan lingkungan di lokasi pengungsian.
“Langkah atau upaya yang kami tempuh yakni memberdayakan puskesmas dan klinik yang ada di setiap lokasi pengungsian,” terangnya.
Silwanus menambahkan pihaknya juga merekomendasikan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua untuk memberikan jaminan keamanan bagi seluruh tenaga kesehatan khususnya di lokasi terdampak kerusuhan. (Andi/Frida)
Facebook Comments Box