JAYAPURA (PB.COM) – Sekertaris Daerah Papua, Hery Dosinaen meminta para mahasiswa eksodus yang sampai saat ini masih berada di Papua dan belum kembali kota studi agar tidak mudah terpancing dengan isu isu yang tidak jelas sumbernya.
Hal ini ditegaskan Hery mengingat sejak agustus sampai saat ini, belum ada solusi terkait persoalan pemulangan ratusan mahasiswa eksodus tersebut.
Merujuk dari itu, ungkap Sekda, pemerintah provinsi akan melakukan pendataan. “Nanti ada pendataan, bapak gubernur juga sudah perintahkan untuk bersurat ke semua perguruan tinggi,” ujar Sekda Hery di Jayapura belum lama ini.
Sebelumnya Hery mengakui, ia bersama Ketua MRP Timotius Murib, sempat menggelar pertemuan dengan kelompok yang mengaku sebagai mahasiswa eksodus.
Hanya saja pertemuan tersebut tidak menghasilkan apa-apa karena para mahasiswa menginginkan bertemu dengan Gubernur Papua, Lukas Enembe.
“Mahasiswa eksodus ada minta pertemuan langsung dengan bapak gubernur, nanti kita akan jadwalkan ulang. Pada prinsipnya (gubernur) meminta mereka untuk tenang, jangan terprovokasi dengan siapapun juga,” kata Hery.
Terkait persoalan ini, ungkap Hery, Gubernur Papua, telah mengkomunikasikannya dengan pemerintah pusat. Dimana nenurut Gubernur masalah mahasiswa eksodus tidak bisa disepelekan karena bisa berimbas pada masalah sosial yang cukup luas.
“Kemarin bapak gubernur sudah bertemu dengan Mendagri dan beberapa menteri terkait untuk berbicara tentang masalah mahasiswa ini,” tutur Hery.
Sebelumnya Bupati Yahukimo, Abock Busup, menemukan fakta lain mengenai masalah mahasiswa eksodus. Menurut dia, sejak masalah tersebut muncul, Pemerintah Kabupaten Yahukimo telah membuka posko Asrama Yahukimo yang ada di Kota Jayapura.
Posko tersebut didirikan untuk mendata para mahasiswa asal Yahukimo yang ikut kembali ke Papua karena isu rasisme. “Hingga saya bicara sekarang, tidak ada satupun daftar nama yang diserahkan kepada Pemerintah Yahukimo,” ujarnya di Jayapura, Sabtu (4/1/2020).
Abock mengatakan, ada kelompok yang mengatasnamakan mahasiswa eksodus di Distrik Dekai, Yahukimo dan mendirikan posko.
Dari kelompok tersebut, didapatkan daftar nama para mahasiswa yang kemudian dicocokkan dengan data Dinas Pendidikan Yahukimo. “Dari 580 mahasiswa asal Yahukimo yang studi di luar Papua, nama mereka tidak ada di daftar ini,” sebutnya. (Andi/Frida)