JAYAPURA (PB.COM) – Sekda Papua Hery Dosinaen menegaskan, aksi teror yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tidak ada kaitan dengan perhelatan iven olahraga nasional empat tahunan yang akan digelar di Bumi Cenderawasih pada 20 Oktober sampai 2 November 2020 mendatang.
“Kami tidak melihat seperti itu, adanya upaya untuk menggagalkan PON di Papua,” ungkapnya kepada wartawan di Jayapura, Kamis (12/3/2020).
Sekda menegaskan, tidak benar jika ada pihak yang mengindikasikan serangan KKB sebagai upaya menggagalkan ivent olahraga tingkat nasional. Sebab, kejadian tersebut sudah pernah terjadi sebelumnya.
“Ketika aksi KKB dihubungkan dengan PON, saya kira itu sangat kecil korelasinya, tetapi ini tugas dan tanggungjawab Pemda, TNI-Polri serta semua masyarakat agar menjaga kondisi kemanan tetap terkendali,” kata Sekda.
Menurutnya untuk menjaga situasi kemanan di Mimika khususnya di Tembagapura, TNI-Polri sudah menurunkan tim ke lapangan untuk mengamankan masyarakat yang mengungsi. “Panglima dan Kapolda secara intensi sudah turun ke lapangan dan pemerintah kabupaten berkewajiban untuk melihat dan mengakomodir masyarakat yang mengungsi,” terangnya.
Untuk menjaga kondisi keamanan, Gubernur menghimbau kepada seluruh masyarakat agar dapat mengendailikan diri dan tidak terpengaruh oleh oknum-oknum tertentu yang sengaja melakukan provokasi. “Teror ini dilakukan oleh kelompok yang tidak bertanggungjawab,” tandasnya.
Sebab itu, kata Sekda, merupakan tugas dan wewenang aparat keamanan baik Polri maupun TNI untuk melakukan konsolidasi terhadap kelompok ini.
Disinggung mengenai adanya siswa-siswi yang terancam tidak mengikuti ujian nasional akibat mengungsi, di mana Pemrov Papua melalui Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Papua menurunkan tim melihat kondisi objektif di lapangan, kata Sekda, pemerintah akan siapkan tempat. “Kalau banyak pengungsi, kita akan akomodir pada satu tempat untuk bisa mengikuti ujian. Pemprov mempunyai kewajiban untuk melihat kondisi,” ucap Sekda. (Toding)