Apara keamanan saat mendatangi Distrik Wandai guna mengevakuasi korban penembakan KKB, Sabtu (23/05/2020) pagi.

 

JAYAPURA (PB.COM)Proses evakuasi dua petugas medis yang merupakan anggota Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Intan Jaya, Papua yaitu Eniko Somou, SKM (38) dan  Almalek Bagau, SKM (32) yang diduga ditembak oleh Kelompok Kriminal Bersenjata di Distrik Wandae pada Jumat (22/05/2020), punya cerita sedih.

Sebelum aparat keamanan (TNI/Polri) berhasil mengevakuasi korban dengan menggunakan pesawat Smart Air menuju Nabire pada Sabtu (23/05/2020), warga di Kampung Mbugulo Distrik Wandai, tempat lokasi kejadian, berjuang dengan susah payah mengevakuasi korban dengan alat tandu ke Pastoran Bilae Distrik Homeyo, menempuh perjalanan beberapa jam.

“Korban selamat atas nama Almalek Bagau sudah kita evakuasi ke Nabire dengan menggunakan pesawat tadi pagi, sekarang dalam penanganan medis di RSUD Nabire. Sedangkan Eniko yang meninggal, sekarang di rumah duka di Kampung Pogapa menunggu kesepakatan keluarga untuk pemakaman,” ujar Kapolres Intan Jaya AKBP Yuli Karre Pongbala, Sabtu (23/05/2020) siang.

Tapi sebelum dievakuasi, kata Yuli, masyarakat sudah lebih dahulu menggotong atau menandu kedua korban ke Pastoran Bilae Distrik Homeyo dan bermalam di sana. Mereka ditandu turun naik gunung menempuh perjalanan beberapa jam. Korban Eniko yang meninggal ditandu ke Kampung Pogapa, sedangkan Almalek yang dalam kondisi kritis dengan ojek ke Sugapa.

Korban selamat, Almalek Bagau saat menjalani perawatan medis di RSUD Nabire. 

Menurut Yuli, untuk sampai ke Distrik Sugapa Ibukota Intan Jaya, bukanlah perkara mudah. Daerah ini berada di ketinggian dengan karakteristik wilayah perbukitan curam. Kedua korban harus ditandu dengan cara bergotong royong oleh masyarakat mulai dari Kampung Mbugulo Distrik Wandai menuju Kampung Bilae Distrik Homeyo.

Setelah diinapkan semalam di Pastoran Bilae, korban kritis dievakuasi dengan menggunakan sepeda motor ojek ke Distrik Sugapa melalui jalan Trans Papua. Selanjutnya, Sabtu pagi, korban ia dievakuasi dari Sugapa ke Kota Nabire dengan menggunakan pesawat Smart Air. Tiba di bandara Douw Atarure Nabire dijemput oleh Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni, kapolres, dan kepala dinas kesehatan setempat.

“Kami belum bisa gali keterangan lebih banyak dari korban yang selamat karena masih trauma, jadi kami belum bisa pastikan, apakah pelaku menggunakan parang atau dengan alat lain. Tetapi yang jelas ada luka tembak pada bagian kaki. Kemungkinan kakinya akan segera dioperasi,” kata Kapolres Yuli.

 

Kronologi Kejadian

Sementara itu, dalam rilis Humas Polda Papua yang diterima redaksi, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Drs. Ahmad Musthofa Kamal, SH menjelaskan bahwa kejadian pada Jumat (22/05/2020) Pkl. 09.00 WIT, bermula ketika korban Eunico atau Heniko Somou mengantar obat-obatan Covid-19 ke Distrik Wandai.

Ketika mengetahui bahwa KKB dari Distrik Ndeotadi sedang masuk di wilayah Distrik Wandai, Somou pun menyampaikan kepada warga di Kampung Mbugulo Distrik Wandai agar segera menjauh dari KKB yang berada di aeral pasar guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Drs. Ahmad Musthofa Kamal, SH

“Mendengar hal itu, KKB langsung melakukan pengejaran terhadap korban Somou di areal pasar Kampung Mbugulo Distrik Wandai. Saat korban mengetahui dirinya di kejar oleh KKB, korban langsung berlari menuju ke rumah korban lain, Almalek Bagau,” kata Ahmad sebagaimana dalam rilisnya.

Almalek Bagau adalah Kepala Puskesmas Wandae. Setibanya di rumah Bagau, KKB langsung melepaskan beberapa tembakan ke arah Somou hingga korban terjatuh. Korban lain, Bagau yang hendak melakukan pertolongan, juga mendapatkan penganiayaan dan ditembak oleh KKB. Melihat kedua korban sudah tidak berdaya, kelompok tersebut langsung meninggalkan lokasi kejadian menuju ke Kampung Jae Distrik Wandai.

Aparat keamanan berdialog dengan warga Distrik Wandai saat proses evakuasi kedua korban. 

“Selang beberapa jam kemudian masyarakat Kampung Mbugulo mengevakuasi kedua korban menuju ke Distrik Homeyo dan diinapkan semalam di Pastoran Bilae, lalu lanjut pagi tadi dengan motor ojek melalui jalur Trans Papua,” urainya.

Ahmad menjelaskan, korban Eniko Somou yang meninggal dunia mengalami luka tembak pada bagian kaki kiri dan kanan. Sedangkan Almalek Bagau mengalami luka tembak pada bagian kaki dan tangan dan saat ini masih kritis.

“Kami sangat menyayangkan kejadian ini. Kedua korban ini merupakan tenaga medis yang mempunyai tugas mulia untuk membantu masyarakat dalam bidang kesehatan. Apalagi sekarang ini pemerintah sedang menghadapi pandemi Covid-19, sehingga perlu penanganan yang cepat dan tepat. Tetapi semua itu terhambat oleh kejadian penembakan yang dilakukan oleh KKB,” kata Ahmad.

Ia menegaskan, usai melakukan evakuasi kedua korban, aparat keamanan (TNI/Polri) melakukan pengejaran terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata dan melakukan penyelidikan dan penyidikan peristiwa berdarah ini. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box