Petugas kesehatan dari Marthen Indey Jayapura saat memakamkan jenazah salah seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Minggu, 12 Juli 2020 di Pemakaman Buper Waena, Kota Jayapura.

 

JAYAPURA (PB.COM)Miris! Mungkin itu kata yang tepat untuk melukis kondisi perkembangan Corona Virus Disease atau akrab dikenal Covid-19 di Provinsi Papua. Lima bulan lamanya berjibaku dengan wabah asal Wuhan ini, dan sejumlah strategi penanganan dan skenario kebijakan diambil, namun hingga hari ini, lonjakan penambahan kasus masih saja terus terjadi.

Apa yang salah? Kebijakan? Atau masyarakat sebagai garda terdepan?

Berdasarkan data per Minggu, 12 Juli 2020, angka kumulatif kasus Covid di Papua menembus 2.291, dimana 1.174 pasien sedang dirawat (51 %), 1.094 sudah dinyatakan sembuh (48 persen) dan 20 orang meninggal dunia (1 persen).

“Ada tambahan kasus baru sebanyak 98 pasien hari ini yakni 79 pasien dari Kota Jayapura, 7 pasien baru dari Kabupaten Lanny Jaya, 6 pasien dari Kabupaten Jayapura, Keerom sembanya 4 pasien dan Mimika sebanyak 2 pasien,” kata Juru Bicara Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua dr. Silwanus Sumule, Sp.OG(K) saat memberi keterangan pers secara virtual dari Media Center Satgas Covid-19 Provinsi Papua, Minggu, 12 Juli 2020, malam.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Dr. Robby Kayame, SKM.M.Kes menilai, angka kasus ini bakal terus bertambah seiring dibukanya kembali sejumlah aktivitas yang tidak disertai dengan kepatuhan masyarakat untuk mengikuti protokol kesehatan.

“Kami pantau, mulai dari pantai, pasar, mall, jalan raya, warung makan dan tempat nongkrong, semua penuh. Rata-rata tidak jaga jarak, tidak  pakai masker. Ini benar-benar konyol. Masyarakat seakan tidak mau peduli. Jika demikian, dan angka naik terus, pemerintah tak punya uang lagi, dan tenaga kesehatan pun kelelahan dan berjatuhan ikut terpapar, apa yang bakal terjadi,” tegas Robby menjawab papuabangkit.com, Sabtu, 11 Juli 2020 di kantornya.

Menurut Robby, ketersediaan dana untuk penanganan Covid di Provinsi Papua tentu ada batasnya. Sementara sejumlah besar tenaga kesehatan juga ikut terpapar Covid. Oleh karena itu, ia meminta agar protokol kesehatan berupa 6 hal wajib yang digaungkan Dinas Kesehatan Papua meliputi wajib jaga jarak, tidak berkumpul, pakai masker, cuci tangan, periksa kesehatan dan wajib berdoa mesti dijalankan secara konsisten seluruh masyarakat Papua.

“Pemerintah Provinsi Papua, Forkopimda dan bupati/walikota se-Papua telah memberi kelonggaran untuk mempertimbangkan aspek ekonomi masyarakat. Tetapi harusnya dijalankan dengan memenuhi protokol kesehatan. Kalau begini terus, kapan kita bisa selesai dari Covid,” keluh mantan Kepala Dinas Paniai ini.

Berdasarkan data, saat ini Papua berada pada urutan 6 nasional sebagai daerah dengan kasus  Covid tertinggi. Episentrum penularan covid berada di Kota Jayapura dengan jumlah kasus mencapai 1.371 orang per 12 Juli 2020.

“Sosialisasi yang terus menerus, edukasi dan informasi yang berulang kali, bahkan dengan mengerahkan aparat keamanan pun sudah dicoba. Tetapi karakter masyarakat di Papua, terutama di Kota Jayapura ini sepertinya malas tahu. Covid ini benar-benar ada, mohon kita semua saling mengingatkan untuk mematuhi protokol kesehatan. Kalau angka naik terus, lalu kapan kita masuk penerapan era New Normal,” kata Sekretaris Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua, Alex Krisifu, SH. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box