JAYAPURA (PB.COM)—Mewakili para pastor atau imam Projo di Keuskupan Jayapura, Pastor Yan You, Pr menyampaikan terima kasih dan apresiasi bagi kehadiran, sumbangan tenaga dan pikiran, serta komitmen yang tinggi yang telah ditunjukkan Pastor Paulus Wolor, Pr dalam pembinaan para calon imam di SMAK Seminari St. Fransiskus Asisi Waena.
“Saya kenal Pastor Paul sebagai sebagai sosok yang diam dan tenang. Diam bukan berarti makan dalam. Dia tenang dan sangat serius dalam tugas yang dipercayakan, terutama selama dia menjadi Kepala Sekolah dan Rektor SMAK Seminari St Fransiskus Asisi. Dia lebih banyak diam, sedikit bicara tetapi bekerja sangat banyak. Apalagi tidak mudah menjadi rektor di tengah seminaris dengan anak-anak usia remaja. Kadang-kadang dia mengeluh ada yang lompat tembok, minum alkohol atau merokok. Tapi dia tenang menghadapi para siswa dengan penuh kebapakan untuk membina mereka,” kata Pastor Yan saat perayaan 25 Tahun Perak Imamat Pastor Paulus Wolor, Pr di kompleks SMAK Seminari St. Fransiskus Asisi Waena, Jayapura, Papua, Selasa (08/09/2020)..
Menurut Pastor Yan yang juga Ketua STFT Fajar Timur ini, Keuskupan Jayapura sangat terbantu dengan kehadiran sosok Pembina seminari seperti Paulus Wolor, Pr. Di tengah kekurangan tenaga pastor yang bertugas membina dan mendidik para calon imam di seminari, sosok seperti Pastor Paul memang sangat dibutuhkan.
“Motto perayaan dia memang “Yang Ada Padaku Hanya Ini.” Tetapi bagi saya, sudah cukup banyak yang diberikan Pastor Paul kepada keuskupan dengan melahirkan banyak frater ke seminari tinggi maupun para lulusan seminari yang cerdas di beberapa perguruan tinggi. Karena Seminari ini tidak hanya menyiapkan calon imam tetapi juga para awam yang terdidik dan berkarakter,” tegas Pastor Yan.
Tokoh umat Paroki KTDW Hardus Desa mengatakan Pastor Paul Wolor, Pr adalah sosok pastor yang memiliki integritas tinggi, berwibawa dan pekerja keras.
“Itu kesan saya. Ia punya komitmen, disiplin, tertib dan. Saya selalu terkesan dengan khotbahnya yang selalu memberi inspirasi. Kalau saya perhatikan dia khotbah saat misa live streaming, dia sungguh bertanggungjawab karena dia selalu siapkan dalam teks yang terstruktur. Artinya dia punya komitmen untuk selalu punya waktu untuk menyusun khotbahnya setiap hari,” kata Hardus.
Sementara mantan anak didiknya di SMAK St Fransiskus Asisi Waena Hendrik Ugepa mengatakan perjalanan karya pelayanan Pastor Paul dari Flores hingga Sibolga dan akhirnya masuk ke Papua adalah sebagai bukti ia menunjukkan kasih dan pelayanannya dengan memberi diri seperti moto tahbisanya Yang Ada Padaku Hanya Ini.
“Selama menjadi rektor kami, dia sangat disiplin, tegas, tetapi berjiwa kebapakan. Dia selalu dekat dan akrab dengan kami para seminaris. Apa yang dia punya, dia bagikan kepada kami. Kami berterima kasih atas jasa beliau,” kata Hendrik.
Untuk diketahui, Pastor Paul Wolor, Pr saat ini adalah Pastor Paroki Kristus Terang Dunia Waena. Mulanya dia adalah imam Keuskupan Larantuka Flores Timur yang ditahbiskan bersama 29 diakon lainnya pada 8 September 1995 oleh Uskup Donatus Djagom SVD. Pada tahun 2011, Uskup Jayapura Leo Laba Ladjar, OFM meminta bantuan tenaga Pembina di seminari kepada Uskup Larantuka Mgr Frans Kopong Kung, Pr. Karena itu, Pastor Paul pun diutus ke Jayapura.
Sejak masuk Keuskupan Jayapura pada 2011, Pastor Paul bertugas menjadi pembina hingga dipercayakan memimpin SMAK Seminari St. Fransiskus Asisi Waena sebagai rektor dan kepala sekolah. Pada Maret 2020, ia kemudian dipindahkan ke Paroki KTDW dan menjadi pastor paroki menggantikan Pastor Barnabas Daryana, Pr yang berpindah tugas ke Paroki Gembala Baik Abepura.
Komunitas Paguyuban Lamaholot (Flores Timur dan Lembata) di Jayapura menyelenggarakan perayaan syukur 25 tahun imamatnya dengan acara sederhana di Aula SMAK Seminari St. Fransiskus Asisi Waena. Acara diawali dengan perayaan ekaristi dan ramah tama sederhana dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan masa Pandemi Covid-19. Tarian dan lagu-lagu bernuansa Lamaholot mewarnai perayaan ini. Hadir sejumlah pastor di antaranya Deken Dekanat Jayapura Pastor Robertus Tandilinding, Pr.
“Saya berterima kasih kepada keluarga, Uskup Jayapura, rekan-rekan pastor, umat paroki Waena, para seminaris St Fransiskus Waena, para pengurus paguyuban Lamaholot, dan panitia yang telah menyelenggarakan acara ini. Sebab dukungan doa bapa ibu semua adalah kekuatan bagi saya untuk terus melangkah dalam karya pelayanan saya sebagai pastor,” kata Pastor Paul.
Ketua Panitia Anton Maturbongs dalam sambutannya mengatakan, kendati perayaan ini diselenggarakan dalam suasan Covid dan digelar secara sederhana, namun tidak mengurangi makna refletifnya, terutama terkait moto yang menjadi tema perayaan ini: Yang Ada Padaku Hanya Ini.
“Sebelum perayaan ini, kami juga sempat menggelar acara Live Streaming berupa obrolan warung Epu Orin mengisahkan perjalanan panggilan Pastor Paul dalam nuansa Lamaholot. Banyak yang menonton dan memberi tanggapan positif. Kiranya ini menjadi inspirasi dan juga dukungan doa bagi Pastor Paul untuk menapaki jalan panggilan imamatnya terutama dalam tugasnya menggembalakan domba-domba di Paroki KTDW,” kata Anton. (Gusty Masan Raya)