Direktur RSUD Jayapura drg. Aloysius Giyai, M.Kes saat memberi penjelasan kepada kepada anggota Komisi IX DPR RI dapil Papua Mesak Mirin, SKM.M.Si terkait grand desain pembanguna rumah sakit itu, Rabu (14/10/2020)

 

JAYAPURA (PB.COM)—Dua anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Papua secara bergantian melakukan kunjungan kerja ke RSUD Jayapura pada hari yang sama, Rabu ((14/10/2020). Kunjungan pertama dilakukan anggota Komisi IX DPR RI dapil Papua Mesak Mirin, SKM.M.Si pagi hari. Disusul, anggota Komisi I DPR RI Yan Permenas Mandenas, S.Sos.M.Si pada siang hari.

Keduanya diterima Direktur RSUD Jayapura drg. Aloysius Giyai, M.Kes beserta jajaran direksi dan sejumlah pejabat eselon III dengan penuh ramah tamah. Kemudian, digelar dialog singkat di lantai III Gedung Instalasi Rawat Jalan selama sejam.

Direktur RSUD Jayapura drg. Aloysius Giyai, M.Kes mengatakan ia sangat mengapresiasi komitmen dan perjuangan dua legislator muda asal Papua ini sehingga RSUD Jayapura bisa mendapatkan anggaran dari Kementerian Kesehatan pada tahun 2020 dan 2021.

Anggota Komisi IX DPR RI dapil Papua Mesak Mirin, SKM.M.Si.

 

“Secara khusus, saya apresiasi perjuangan Saudara Saya Mesak Mirin yang duduk di Komisi IX DPR RI membidangi kesehatan. Berkat upaya beliau memperjuangkan kebutuhan kami, tahun ini kami dapat anggaran sebesar Rp 36 milyar untuk peralatan kedokteran di APBN Induk dan Rp 50 milyar dari Anggaran BA BUN (Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara—Red.) untuk belanja penanganan Covid seperti ventilator, PCR dan peralatan di ruang isolasi dan UGD. Kami sedang mencari distributor yang baik, karena itu pakai sistem E-Katalog. Sementara tahun depan, kami akan dapat anggaran sebesar Rp 73 miliar untuk bangunan dan Rp 24 miliar untuk alat kesehatan,” kata Aloysius.

Menurut Aloysius, sejak dulu RSUD Jayapura sudah dicap sebagai rumah sakit terburuk di Indonesia. Karena jtu, ia dan seluruh jajaran manajemen  bekomitmen mengubah paradigma pelayanan kesehatan dengan visi dan misi yang baru.

Adapun visi baru rumah sakit yaitu Terwujudnya Rumah Sakit Nasional Kawasan Timur Indonesia Dengan Pelayanan Kesehatan Terlengkap, Terbaik, Terpercaya, Bermutu dan Dibanggakan

Sementara motto RSUD Jayapura yaitu Keselamatan Pasien Adalah Prioritas Kami. Dimana nilai dasar yaitu PRIMA (Panutan, Ramah, Inovasi, Melayani, Aman). Dengan semboyan 5S yaitu Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Selamat.

“Kami rindukan rumah sakit ini menjadi rumah sakit medical tourism di kawasan Pacifik. Minimal kami ingin menjadikannya seperti Rumah Sakit St. Elisabeth di Singapura,” tegas mantan Direktur RSUD Abepura ini.

 

Perjuangkan Aspek Kesehatan

Anggota DPR RI Mesak Mirin di hadapan direksi RSUD Jayapura menegaskan dalam tupoksinya sebagai wakil rakyat asal Papua, ia akan tetap berkomitmen memperjuangkan  pembangunan kesehatan, terutama infrastruktur dan SDM kesehatan.

Direksi RSUD Jayapura dan staf berfoto bersama anggota Komisi IX DPR RI dapil Papua Mesak Mirin, SKM.M.Si

 

“Saya sudah baca histori bahwa rumah sakit ini dulu terbaik di  kawasan Pasifik. Saya apresiasi keseriusan manajemen untuk kembalikan kejayaan rumah sakit ini. Saya konsen perjuangkan RSUD Jayapura karena ini rumah sakit rujukan dan  jadi kebanggan orang Papua. Tadi sudah dengar presentasi Pak Direktur tentang grand desain dan itu harus didukung oleh negara dengan anggaran yang cukup. Dana 1 triliun pun negara tidak rugi kok kalau itu untuk menyelamatkan rakyat Papua,” tegas Mesak.

Mesak menegaskan ia akan tetap berjuang keras agar orang Papua harus sehat dengan mengawal anggaran di Pusat. Tahun 2021, kata Mesak, ia telah perjuangkan anggaran Rp 73 miliar bagi RSUD Jayapura. Apalagi, tahun 2021 ada agenda nasional PON XX Papua.

“Tahun-tahun ke depan harus minimal Rp 200 miliar dari Pemerintah Pusat,” kata politisi PAN yang adalah alumni FKM Uncen ini.

Ia juga mengatakan dirinya sudah menyampaikan kepada Menteri Kesehatan untuk mempertimbangkan dibukanya salah satu Fakultas Obat Tradisional di Papua dengan memanfaatkan potensi alam di Papua yang kaya.

“Daripada tiap tahun kita habiskan APBN untuk beli obat Cina. Saya sudah  diskusi dengan Pak Menteri Kesehatan untuk dikaji ke depan,” katanya.

 

Pastikan Papua Siap Hadapi Perang Biologis

Sementara itu Anggota Komisi I DPR RI Yan P. Mandenas mengatakan pihaknya sudah menerima grand desain RSUD Jayapura di Jakarta.

“Tugas saya memang bukan membawahi kesehatan tapi dalam hal politik anggaran akan kami upayakan untuk memperjuangkan anggaran ini bersama Pak Mesak dan teman-teman di Komisi IX. Saya minta Pak Direktur bentuk tim kecil untuk kawal di kementerian,” katanya.

Direktur RSUD Jayapura drg. Aloysius Giyai, M.Kes sat menyerahkan proposal kepada anggota Komisi I DPR RI Yan Permenas Mandenas, S.Sos.M.Si untuk diperjuangkan di Kementerian Kominfo terkait SIM RS.

 

Menurut Yan Mandenas, kunjungannya kali ini ke Papua termasuk ke RSUD Jayapura adalah membahas kesiapan pasukan biologis di masa pandemi Covid-19. Dimana para tenaga kesehatan saat ini menjadi garda terdepan pertahanan negara yang harus benar-benar siap.

“Ini perang yang terus mengancam dan memporak porandakan ekonomi. Ini ancaman pertahanan negara terbesar kita. RSUD Jayapura ini menjadi pertahanan kita di paling Timur Indonesia. Karena itu, kita butuh tenaga dokter, perawat, bidan yang cukup,” urainya.

Ia mengatakan perang biologis ini masih terus berlangsung. Dimana ini merupakan imbas dari perang dagang Cina dan Amerika dalam hal pertahanan ekonomi. Selain Covid, diprediksi ada ancaman virus lain yang lebih berbahaya yaitu flu babi. Oleh karena itu, bidang kesehatan, termasuk RSUD Jayapura harus benar-benar siap dari sisi infrastruktur dan SDM untuk menghadapi perang biologis ini.

Direktur RSUD Jayapura drg. Aloysius Giyai, M.Kes saat memberi penjelasan tentang grand desain pembangunan rumah sakit itu kepada anggota Komisi I DPR RI Yan Permenas Mandenas, S.Sos.M.Si dan tim.

 

“Butuh obat-obat yang diracik untuk menyembuhkannya. Kalau vaksin kan harus melalui tahap uji dan lain-lain. Saya dapat informasi bahwa Pemerintah Pusat sedang menyiapkan satu juta vaksin. Pendududuk kita 200 an juta berarti masih kurang,” ujar Yan.

Direktur RSUD Jayapura drg. Aloysius Giyai, M.Kes mengatakan kendati bukan membawahi bidang kesehatan namun ia yakin dengan kekuatan lobi dan politik anggaran, Yan Mandenas sebagai salah seorang legislator muda Papua potensial mampu membantu rumah sakit rujukan tertinggi di Papua ini.

“Yang kami harapkan Pak Yan bantu kami itu misi 4 itu dari sisi telekomunikasi. Kami sudah siapkan proposal untuk Pak Yan perjuangkan di Kementerian Kominfo untuk benahi jaringan sistem telekomunikasi kami di rumah sakit ini, terutama bagi SIM RS,” kata Aloysius Giyai.

Menurut Aloysius sebagai daerah otonomi khusus, semestinya pemerintah Pusat memberi perhatian serius kepada Papua dalam hal anggaran untuk membangun kesehatan di Papua.

“Negara harus hadir mendukung pembenahan pelayanan di rumah sakit dengan anggaran yg cukup. Perlu politik kebijakan untuk mendukung rencana grand desain RSUD Jayapura,” tegas mantan Kepala Dinas Kesehatan Papua 2014-2020 ini. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box