Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Edward Sembiring, S.Hut.M.Si  foto bersama usai penanaman pohon secara simbolis di sepanjang Sungai Tami, Keerom.

 

JAYAPURA (PB.COM)Dalam rangka memperingati Hari Bakti Rimbawan ke-38, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua bersama Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua, seluruh UPT KLHK lingkup Provinsi Papua, Forkopimda Kabupaten Keerom, Saka Wanabakti, dan Satgas Pamtas RI-PNG menanam 700 bibit pohon di sepanjang sisi jembatan Sungai Tami, Kabupaten Keerom, Papua, Senin (15/03/2021).

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Edward Sembiring, S.Hut.M.Si dalam sambutannya pada giat tersebut mengatakan aksi penanaman ratusan pohon ini sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan mitigasi bencana.

“Semua bibit yang tersedia merupakan bibit produktif yang bersertifikat, dan akan ditanam pada lahan seluas 15 hektar,” kata Edward sebagaimana rilis yang diterima papuabangkit.com.

Menurut Edward, para rimbawan sudah selayaknya melakukan giat tanam-menanam pohon secara berkesinambungan tanpa batas waktu. Ia berharap aksi ini dapat menjadi contoh yang baik bagi masyarakat sehingga mereka akan melakukan hal serupa demi menjaga alam dan lingkungan tetap lestari.

Salah seorang siswi di Kabupaten Keerom dan anggota TNI dari Satgas Pamtas RI-PNG melakukan penanaman pohon bersama.

 

Kepala Seksi Evaluasi Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung pada BPDAS HL Memberamo Yanthes Donniko menjelaskan 700 bibit pohon yang ditanam  terdiri atas 500 MPTS (Multy Purpose Tree Species) dan 200 bambu. Bibit MPTS itu antara lain, kemiri (Aleurites moluccanus), nangka (Artocarpus heterophyllus), dan alpukat (Persea americana).

“Penanaman pada hari ini itu hanya secara simbolis. Ratusan bibit lainnya akan ditanam secara berkala. Khusus bambu, nantinya akan ditanam di bantaran Sungai Tami sebagai pencegah erosi. Sementara ini, Sungai Tami di sisi jembatan tersebut masih dalam proses normalisasi dengan peletakan bronjong kawat. Bila telah rampung proses normalisasi sungai, barulah menanam bibit bambu. Yanthes menjelaskan, bila 200 batang bambu belum mencukupi, nantinya akan ditambahkan bibit lagi,” urai Yanthes.

Sementara itu Bupati Keerom, Piter Gusbager, S.Hut mengatakan Hari Bakti Rimbawan merupakan agenda penting yang diperingati sebagai wujud Jiwa Korsa satu keluarga besar rimbawan guna memupuk kesetiakawanan, dan menanamkan ruh pengabdian kepada bangsa dan negara.

Bupati Keerom, Piter Gusbager, S.Hut saat melakukan penanaman pohon secara simbolis.

“Caranya adalah dengan tindakan-tindakan nyata dengan menanam pohon seperti ini agar hutan dijaga dan dapat berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini, penyadaran kepada setiap individu merupakan langkah yang sangat penting, bahwa masalah kehutanan bukan hanya milik rimbawan atau orang kehutanan,” kata Pieter.

Menurut Pieter, manusia tak akan pernah bisa hidup tanpa lingkungan yang baik dan hutan yang lestari. Sebaliknya, lingkungan dan hutan dapat hidup sejahtera tanpa manusia. Artinya, tanpa lingkungan yang baik dan hutan lestari, manusia sama dengan tiada. Atas dasar itu, Piter mengajak semua orang untuk mengirim pesan bahwa lingkungan tempat kita berpijak wajib dijaga.

“Kita bersyukur bahwa kondisi ekologi di Kabupaten Keerom relatif masih seimbang. Hal ini ikut berpengaruh menekan laju penyebaran Covid-19. Mitigasi bencana yang kita lakukan hari ini semestinya bukan hanya untuk bencana, tetapi juga untuk menjaga kondisi lingkungan tetap seimbang,” tutur pria yang pernah menjadi Dosen UNIPA Manokwari ini.  

Hari Bakti Rimbawan ke-38 yang jatuh pada 16 Maret 2021 mengusung tema “Terus Berbakti Di Tengah Pandemi Untuk Lingkungan Dan Hutan Lestari”. Selain dalam rangka itu, kegiatan penanaman pohon yang digelar BKSDA Papua dan stake holder-nya ini juga merupakan rangkaian Road to Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2021, yang jatuh pada tanggal 10 Agustus mendatang. (Gusty Masan Raya/PR)

Facebook Comments Box