Yulianus Dwaa, SKM

 

JAYAPURA (PB.COM)—Pergantian drg. Aloysius Giyai, M.Kes dari Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)  Jayapura menuai polemik. Pergantian tersebut dinilai tanpa indikator yang jelas pengambilan keputusan, mengingat peran dan jasa besar Aloysius Giyai dalam pengembangan grand desain kesehatan di Bumi Cenderawasih.

“Tentu kita pertanyakan indikator apa yang menjadi alasan pergantian drg. Aloysius Giyai. Padahal kita tahu, dia sedang berjuang mengubah wajah RSUD Jayapura yang kumuh selama ini dan sekarang jadi bagus,” ujar Ketua Ikatan Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Uncen, Yulianus Dwaa, SKM via telepon seluler, Jumat (20/08/2021).

Menurut Dwaa, Aloysius di mata tenaga kesehatan di tanah Papua, merupakan tokoh kesehatan yang sepak terjangnya tidak tersaingi. Bahkan, para penggantinya di beberapa jabatan strategis sebelumnya, belum mampu mengikuti jejak putra terbaik Mee ini dalam berinovasi program untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Provinsi Papua.

“Beliau orang asli Papua, track record jelas, punya prestasi dalam memajukan kesehatan di Papua. Berbagai terobosannya bahkan mendapat pengakuan dari negara melalui Kementerian Kesehatan, bahkan mantan menteri dr. Terawan hadir dalam raker kesehatan tingkat Provinsi Papua saat dia masih jabat Kadinkes Papua,” imbuhnya.

Yulianus Dwaa pun lantas meragukan penggantinya bisa melakukan terobosan-terobosan seperti yang sudah dilakukan oleh Aloysius Giyai. “Pergantian pejabat itu hal yang biasa,  tapi kita prihatin dengan model pergantian tanpa ada indikator yang jelas,” bebernya.

 Soroti Pernyataan Jubir Gubernur

Secara tegas, Yulianus Dwaa juga menyayangkan pernyataan dari Jubir Gubernur Papua, M.  Rifai Darus terkait dengan pergantian Direktur RSUD Jayapura.

“Pernyataan saudara jubir adalah pembohongan publik dan tidak bisa diterima oleh kami. Seorang ASN berprestasi seperti Aloysius Giyai dinilai berkinerja rendah. Ini kan lucu  namanya,” ujarnya.

Menurut Yulianus, pernyataan jubir ke media terkait kinerja Aloysius lebih mementingkan proyek infrastruktur itu tidak tepat. Jubir seharusnya berbicara soal indikator utama yang dinilai oleh Gubernur  atau pergantian pejabat dalam rangka rotasi jabatan.

“Pembangunan infrastruktur rumah sakit juga bagian dari pemenuhan kebutuhan pelayanan rumah sakit,  jadi saling berkaitan. Rumah sakit yang baik butuh gedung dan fasilitas kesehatan yang lengkap. Selama ini bertahun-tahun pasien dirujuk ke luar Papua. Karena itu, saudara Jubir jangan sampaikan pernyataan yang ambigu kepada publik,” tegasnya.

RSUD Jayapura, ujar Yulianus Dwaa, saat ini tengah berbenah dan maju pesat. Tak hanya infrastruktur, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), hingga cakupan pelayanan lainnya tengah dibenahi, sehingga menjadi rumah sakit yang benar-benar hadir memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Papua.

“RSUD Jayapura tengah berbenah termasuk peningkatan akreditasi rumah sakit,  nah ini kan dikerjakan berjenjang, bukan harus satu dua hari jadi kayak main sulap,” ujarnya.

Oleh karena itu ia berharap, dalam rotasi yang dilakukan terutama dalam rumpun OPD kesehatan diharapkan agar memperhatikan sosok-sosok yang pantas untuk menduduki jabatan tersebut.

Sebelumnya,  Jubir Gubernur Papua,  M. Rifai Darus menyebutkan Gubernur menyoroti lemahnya pelayanan rumah sakit terhadap pasien saat beberapa kali melakukan inspeksi mendadak (sidak).

Lembaga kesehatan ini terkesan lebih mementingkan proyek infrastruktur, padahal pelayanan medis tak maksimal. (Yamander/Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box