Kepala BPOM Jayapura, Mojaza Sirait dan staf  bersama J. Yumin Wonda memegang beberapa produk kosmetik yang dihasilkan dari buah merah di Doyo Bambar, Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu (01/09/2021).

 

JAYAPURA (PB.COM)—Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Jayapura terus melakukan sejumlah terobosan dalam pelayanannya. Salah satunya Program Sagu Papua atau Siap Dampingi UMKM Papua yakni dengan turun langsung dan melakukan pendampingan kepada para pengusaha, terutama Orang Asli Papua yang punya inovasi dalam menciptakan produknya.

Misalnya pada  Rabu (01/09/2021), Kepala BPOM Jayapura, Mojaza Sirait mengunjungi pabrik tempat produksi bahan kosmetik berupa sabun, sampo, hand body lotion berbahan dasar buah merah dan tanaman endemic Papua milik pengusaha asli Papua, J. Yumin Wonda yang terletak di Doyo Bambar, Kabupaten Jayapura, Papua.

“Kami datang dan melihat langsung pabrik sebagai tempat produksi kosmetik dari bahan buah merah. Di antaranya sabun, shampo hingga hand body lotion yang diproduksi oleh perusahaan milik pak Yumin Wonda ini. Kami ingin membantu mendampingi sehingga semua proses produksinya lancar. Apalagi, apa yang dibuat disini sangat luar biasa karena dari bahan asli Papua berupa buah merah dan tumbuhan endemik lain yang tidak ada di Indonesia bahkan dunia,” kata Mojaza Sirait.

Pria yang akrab disapa Mozes ini menjelaskan, pihak BPOM pada prinsipnya hanya sebagai pendampingan dan memberikan masukan agar proses produksi yang dilakukan bisa lebih mudah dan efektif. Perusahaan ini, lanjutnya, sudah pernah mendaftarkan produk kosmetik sejak tahun 2018 dan mendapatkan izin dari BPOM Jayapura setelah melalui proses secara aturan.

“Namun, pihak BPOM ingin melihat langsung karena sempat ada kekosongan produk di pasaran. Apa kira-kira kendala, maka kami datamg melihat kira-kira apa yang bisa kami lakukan pendampingan supaya izin edar itu bisa terus digunakan. Ini agar usaha lokal daerah kita  mampu bersaing. Produk daerah kita terutama buah merah mempunyai nilai tambah yang lebih luas lagi. Sebab produksi yang ada sekarang masih relatif sangat terbatas,” terang Mozes.

Saat meninjau pabrik pembuatan kosmetik dari buah merah.

 

Menurut Mozes, kedatangan BPOM Jayapura juga ingin mengetahui kendala produksi yang dialami perusahaan ini. Jika ada kendala yang berkaitan dengan badan POM, maka pihaknya akan membantu perusahaan agar semakin lebih produktif menghasilkan produknya demi menjangkau permintaan pasar ke seluruh daerah di Papua.

“Melalui Program Sagu Papua atau Siap Dampingi UMKM Papua, kami dari BPOM Jayapura dengan sepenuh hati siap membantu dan mendukung sampai tuntas perizinan produk kosmetik yang sedang dikerjakan oleh Yumin Wonda dan karyawannya,” tegasnya.

Ia menambahkan, sebagai produk lokal, produk komestik khas daerah ini memiliki keunggulan dan ciri khas tersendiri. Oleh karena itu, jika sudah diproduksi dealam jumlah yang banyak tentu akan menjangkau konsumen hingga luar Papua. Masyarakat tak perlu ragu sebab keamanannya terjamin.

“Intinya, kami akan dukung terus sampai tuntas. Jangan pernah segan bertanya atau konsultasi tentang apapun itu. Kami akan lakukan pendampingan dengan sebaik-baiknya. Misalnya soal alur produksi yang kita lihat bersama tadi. Semuanya sudah sangat baik, tinggal kita beri pendampingan misalnya bagaimana pemanfaatan alur dan ruang kerja. Agar tak banyak waktu dan tenaga yang terbuang hingga banyak space ruang mubazir saat melakukan proses kerja,” urainya.

Sementara pemilik pabrik produksi kosmetik berbahan buah merah, J. Yumin Wonda memberi apresiasi pada BPOM Jayapura yang hadir dan memberi pendampingan dalam usahanya.

“Kami sangat berterimakasih dengan kehadiran BPOM untuk mendampingi dan memberi masukan agar kami bekerja lebih efektif dan efisien dan menghasilkan produksi lebih banyak ke depan. Kami juga berharap kerjasama dan pendampingan seperti ini akan terus berjalan,” kata Yumin.

Dia menuturkan, pabrik yang dikelolanya antara lain memproduksi sabun cair, sabun batang, shampo, hand body lotion, hingga cairan pencuci piring, lantai dan kaca.

“Untuk sabun, shampo dan hand body lotion itu memang kita menggunakan bahan dari buah merah dan tanaman khas Papua. Kalau nama tanaman campuran lainnya, itu di daerah kami di Puncak Jaya sebut Wunggani. Dahulu turun temurun orang tua kami saat mau mandi, mereka petik dan menumpuk buahnya. Nanti akan keluar busa seperti sabun. Itulah yang dipakai sebagai sabun mandi,” tutur Yumin.

Pria yang juga saat ini menjabat Plt. Ketua DPC Partai Demokrat Puncak Jaya ini mengaku sedang merenovasi pabriknya dan menambah jumlah mesin guna meningkatkan jumlah produksi dan menjangkau pasaran di Papua dan luar Papua. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box