JAKARTA (PB.COM)–Panitia Besar (PB) Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVI Papua siap menyelenggarakan pesta olahraga tingkat nasional Peparnas XVI Papua. Pertandingan akan digelar di dua klaster, Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura. Kesiapan gelaran ini dalam berbagai aspek tinggal sentuhan akhir untuk dirampungkan.
“Kesiapan gelaran Peparnas XVI Papua sudah mencapai 95 persen,” kata Wakil Ketua II PB Peparnas XVI Papua Hans Hamadi pada acara dialog virtual Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk Kawal Kesiapan Peparnas XVI Papua, Senin (18/10/2021).
Peparnas XVI akan dibuka pada tanggal 5 November dan penutupan pada 13 November 2021. Sedangkan laga awal pertama akan dilakukan pada pada tanggal 6 November 2021. Saat ini, lanjut Hans, pihaknya tengah berkoodinasi secara intensif, khususnya berkaitan dengan pelayanan para atlet yang akan berlaga. Mulai dari akomodasi hingga pertandingan hingga hal-hal kecil. Sehingga, pelayanan yang diberikan dapat berdampak positif pada performa para setiap atlet yang akan berlaga.
Dalam ajang ini, terdapat sekitar 20 bidang kepanitiaan yang dibentuk dan berharap bisa meraih sukses layaknya ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua. Panitia juga meggandeng Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
“Ada 20 panitia yang terdiri dari sembilan bidang telah mendapatkan Surat Keputusan (SK) dari National Paralympic Committe (NPC) beberapa waktu lalu,” kata dia.
Terkait dengan peralatan pendukung, mayoritas sudah berada di Papua saat ini, dan beberapa waktu ke depan, akan segera didistribusikan ke setiap venue yang akan dipergunakan oleh para atlet yang akan berlaga. Terdapat sekitar 12 venue yang akan dipergunakan di ajang nasional ini.
Ada 12 cabang olahraga (Cabor) yang akan dipertandingkan yakni angkat berat, atletik, boccia, bulu tangkis, catur, judo, menembak, panahan, renang, sepakbola CP, tenis lapangan kursi roda, serta tenis meja. Hingga Senin (18/10/2021), peralatan dari satu Cabor saja yang belum tiba di lokasi yakni Boccia yang merupakan Cabor yang pertama kali dipertandingkan dalam ajang Peparnas kali ini.
“Peralatan sudah tiba di Pelabuhan, hanya tinggal dipasang pada venue yang akan dipergunakan,” katanya. Berkaitan dengan alat bantu atau Ramp bagi para yang akan berlaga juga telah dipersiapkan. Dari mulai ketibaan di bandar udara, tempat pertandingan, hingga hotel tempat para atlet tersebut beristirahat. Semuanya telah dipersiapkan untuk menunjang mobilitas para atlet agar semakin optimal.
Menurut Hans, pihak NPC Indonesia juga membantu sepenuhnya dalam merekomendasikan tempat-tempat yang memiliki fasilitas bagi penyandang disabilitas di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura. Transportasi yang akan dipergunakan juga dimodifikasi, sehingga memudahkan mobilitas para atlet.
“Dari awal sudah kami siapkan Ramp ditempat-tempat yang akan dipergunakan oleh atlet. Kemudian, memodifikasi alat transportasi,” tutur Hans.
Dalam beberapa waktu ke depan, dimulai 21-23 Oktober 2021, NPC Indonesia juga akan melakukan rekrutmen yang membantu dalam penyelenggaraan Peparnas VXI 2020. Ini penting dilakukan, mengingat para relawan merupakan salah satu faktor dalam menyukseskan perhelatan ini ke depan.
Setiap relawan akan mendapatkan pelatihan yang diberikan dari Kementerian Sosial (Kemsos). Mereka akan diberikan pelatihan yang berkaitan dengan tugasnya dalam mendampingi setiap atlet kala pertandingan berlangsung. Atau tugasnya dalam membantu atlet yang hendak berlaga dalam setiap pertandingan.
“Kami sudah minta Kemsos untuk membantu melakukan pelatihan,” kata Hans. Terakhir yang berkaitan dengan penanganan COVID-19, PB Peparnas akan melakukan penangan secara ketat, termasuk langsung menjatuhkan diskualifikasi pada atlet yang terkonfirmasi positif. Kota dan Kabiupaten Jayapura seperti diketahui saat ini sudah masuk dalam kategori zona hijau.
Dari mulai sejak kedatangan, tes Polymerase Chain Reaction (PCR) menjadi syarat yang wajib ketika kedatangan. Dan kebijakan karantina juga diberlakukan sesuai dengan aturan yang berlaku. Vaksinasi dan disiplin protokol kesehatan (prokes) juga menjadi hal yang harus dilakukan oleh setiap orang yang berpartisipasi dalam ajang ini.
Dengan begitu, ancaman merebaknya virus dapat segera diantisipasi secara optimal oleh berbagai pemangku kepentingan yang terkait.
“Kami juga tegas, bagi kontingen yang kedapatan membawa atletnya positif kita akan diskualifikasi,” katanya.
Hans melanjutkan, semua langkah-langkah di atas dilakukan sebagai upaya menyukseskan ajang Peparnas XVI Papua. Karena dari ajang ini dapat memberikan kesan kepada masyarakat luas bahwa Papua merupakan tempat yang ramah bagi penyandang disabilitas.
“Peparnas harus berhasil. Cahaya kemenangan dari Papua akan kami tunjukkan dari Perparnas. Ada kejutan baru dengan adanya Peparnas di papua,” pungkasnya. (Gusty Masan Raya/Rilis)