Tim Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Abepura bersama anak-anak korban banjir di Pasar Youtefa, Kota Jayapura, Distrik Abepura (Foto: dr Sisca Maharani)

 

JAYAPURA (PB.COM)—Banjir yang melanda Kota Jayapura pada Kamis dini hari, 7 Januari 2022, tak hanya memakan korban jiwa sebanyak 8 orang, dan ribuan rumah terendam beserta barang-barang yang rusak.

Bencana akibat intensitas hujan yang sangat tinggi itu, juga meninggalkan trauma yang cukup besar bagi sebagian besar warga terdampak. Terutama anak-anak korban yang tinggal di wilayah langganan banjir seperti Pasar Youtefa, Kelurahan Wai Mhorock, Distrik Abepura.

Suasana pengobatan massal bagi warga korban banjir di Pasar Youtefa, Selasa, 11 Januari 2022 (foto: dr. Sisca Maharani)

Berbagai uluran tangan peduli dan aksi nyata kemanusiaan bermunculan. Tak ketinggalan, para tenaga kesehatan dari Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Abepura bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dari Komite Medik RSJD Abepura, Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia (IPKJI) Provinsi Papua, dan Komisariat PPNI RSJD Abepura.

Mereka melakukan sejumlah kegiatan sosial dan bantuan medis, terutama hadir memberikan Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psiko Sosial (DPKJS) dengan menggelar terapi trauma healing bagi warga yang menjadi korban banjir.

Anak-anak korban banjir di Pasar Youtefa saat menerima pendampingan dari tim kesehatan RSJD Abepura, Sabtu, 15 Januari 2022 (foto: dr. Sisca Maharani)

“Kegiatan ini kita lakukan di pemukiman Pasar Youtefa. Karena di sini wilayah dengan dampak terparah dari bencana banjir. Pada Selasa, 11 Januari 2022, kami menggelar kegiatan pengobatan massal dan pembagian nasi kotak kepada warga,” kata dr. Sisca Maharani dari RSJD Abepura dihubungi papuabangkit.com.

Pada, Sabtu, 15 Januari 2021, kata dokter Sisca, pihaknya turun untuk melakukan pendampingan psikologis berupa trauma healing, home visit atau kunjungan dari rumah ke rumah, pembagian sembako, paket snack, dan alat tulis bagi anak-anak sekolah.

“Sementara pada Minggu 16 Januari 2022, kami kembali lakukan pengobatan massal, home visit, dan trauma healing untuk implementasi manajemen stress. Kita juga lakukan latihan mengencangkan dan mengendurkan otot atau Progressive Muscle Relaxation (PMR) dengan hipnotis lima jari,” tutur Sisca.

Kelompok usia dewasa yang siap menjalani terapi latihan PMR dari tim kesehatan RSJD Abepura  (foto: dr. Sisca Maharani)

Menurut dokter Sisca, dalam giat pendampingan psikologis ini, anak-anak korban banjir diajak bermain untuk menghilangkan trauma mereka. Terdapat seratus anak yang mendapat layanan ini, yakni 15 orang anak berusia 11-17, ada 57 anak berusia 6-10 tahun, dan yang usia 1- 5 tahun ada 28 orang.

“Therapi PMR dan home visit ada 35 orang, sedangkan yang ikut pengobatan massal ada 120 orang. Untuk orang dewasa, therapi-nya kami sesuaikan dengan kelompok umur,” urainya.

Dokter Sisca berharap, pengobatan, bantuan sosial dan trauma healing yang dilakukan oleh pihaknya mampu memulihkan psikologi para korban banjir sehingga mereka  bisa bangkit lagi pascabencana. Terutama, anak-anak tidak lagi dibayangi perasaan takut akan bencana yang mereka alami.

Kegiatan sosial ini digelar atas prakarsa Direktur RSJD Abepura, dr. Guy Yana Emma Come M.PH selaku Dewan Penasehat. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box