Kepala Balai Benih Induk Perkebunan pada Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua Terry Ansanay, SP.MM

 

JAYAPURA (PB.COM)—Kepala Balai Benih Induk Perkebunan pada Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua Terry Ansanay, SP.MM mengapreasiasi terobosan yang dilakukan lembaga Masyarakat Ketahanan Pangan Timur Indonesia (MKPTI), khususnya drg. Aloysius Giyai, M.Kes selaku Ketua Harian DPP MKPTI yang membuka lahan miliknya menjadi sentra pertanian guna mendorong ketahanan pangan di Kota Jayapura.

“Kami dari Balai Benih pada prinsipnya siap berkoordinasi dan membangun sinergitas dengan program seperti ini. Sebab lahan-lahan tidur ini bisa dibuka untuk bidang pertanian, baik itu peternakan, perkebunan, ketahanan pangan, dan hortikultura. Kalau untuk benih padi, kedelai, atau tanaman perkebunan bisa didapatkan di Balai kita di Besum. Juga untuk ternak babi, kita punya balai produsen bibit babi di Kampung Harapan, Sentani,” kata Terry saat menghadiri peresmian “Sentra Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Perikanan Terpadu DPW MKPTI Provinsi Papua” oleh Koordinator BP3OKP Wilayah Papua Pdt. Albert Yoku, S.Th di Holtekamp, Selasa, 10 Januari 2023.

Menurut Terry, melihat luas lahan mencapai 80 hektar, alangkah baik jika dibuat desain pengembangan pertanian yang professional agar lebih fokus dan produktif. Misalnya, sistem peternakan bisa dibangun semi modern dengan pakan yang bagus. Atau pertanian dan perkebunan yang fokus pada jenis tanaman tertentu seperti padi, jagung, ubi atau buah-buahan (jeruk, mangga, atau rambutan dll).

“Tergantung desain sentra pertanian ini mau dikembangkan ke arah mana. Apa mau dijadikan tempat pelatihan dan pembinaan bagi petani dengan produksi yang pas-pasan, atau untuk penuhi kebutuhan pasar dengan produksi yang tinggi. Kalau tujuan pasar, kita bangun untuk sasaran pasar. Contohnya daging, pengembangan ternak harus lebih professional. Sistem kandangnya bagaimana, pakannya bagaimana,” urainya.

Koordinator BP3OKP terpilih untuk Wilayah Papua Pdt. Albert Yoku, S.Th foto bersama usai resmikan Sentra Pertanian di Holtekamp, Selasa, 10 Januari 2023.

 

Tetapi dengan melihat letak Sentra Pertanian MKPTI Provinsi Papua di Holtekamp yang sangat strategis yakni di kawasan wisata kelas A dan berada di tepian batas wilayah antarnegara RI-PNG, Terry menyarankan alangkah baiknya lahan ini dijadikan juga sebagai pilot project untuk tempat agrowisata, edukasi, pengkaderan, dan melahirkan Petani Muda Milenial di Papua.

“Jadi sebagai tempat pelatihan cara pembenihan, cara beternak yang baik. Pada prinsipnya kami siap bantu. Sumber-sumber benih dan bibit itu sudah ada. Memang untuk mempercepat program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, kita butuh lembaga seperti BP3OKP ini sebagai perpanjangan tangan pemerintah untuk melengkapi apa yang dibutuhkan. Teknis pendampingan bisa dimintakan kepada kami di Dinas Pertanian dan Pangan Papua. Misalnya untuk peternakan babi, sapi atau ayam, kita bisa datangkan dokter hewan,” ujar Terry.

Ia menilai, potensi sentra pertanian Holtekamp ini sangat menjanjikan. Tanahnya sangat subur karena dahulu daerah ini merupakan kawasan hutan lindung yang berlimpah cadangan air.

“Cukup gali beberapa meter saja kita langsung dapat air. Jadi tak usah sumur pompa, tinggal tarik saja pakai mesin Alkon. Tetapi saya menyarankan agar pohon sagu yang mengelilingi kawasan ini jangan ditebang, karena ia jadi sumber mata air,” bilangnya.

Terry juga mengapreasiasi gebrakan yang dilakukan oleh Koordinator BP3OKP Wilayah Papua Pdt. Alberth Yoku dan pengurus MKPTI yang menjadikan sektor pertanian sebagai salah satu fokus pembangunan di era Otonomi Khusus Papua Jilid II.

“Kebijakan pemerintah ini sudah tepat karena dengan adanya BP3OKP ini bisa memutus mata rantai kendali birokarasi yang cukup panjang sehingga masyarakat lokal Asli Papua langsung disentuh. Kami dari Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua, khususnya Balai Benih siap pada prinsipnya siap berkolaborasi dan koordinasi,” tuturnya.

Anggota Dewan Pelindung DPP MKPTI Max Abner Ohee, S.P mengatakan, jika Sentra Pertanian MKPTI ini menjadi tempat edukasi bagi masyarakat umum, maka akan ada banyak generasi muda Papua yang terinspirasi dan tertarik untuk terjun langsung menjadi petani.

Anggota Dewan Pelindung DPP MKPTI Max Abner Ohee, S.P

 

“Program Petani Milenial Papua harus kita galakkan. Tanah kita ini sangat luas dan subur, tapi sektor pertanian belum banyak menggerakan generasi muda Papua untuk jadikan sebagai pilihan hidup. Padahal prospeknya sangat menjanjikan. Terima kasih kepada Bapak Koordinator BP3OKP Wilayah Papua untuk mendukung kami bersama MKPTI kita galakkan ketahanan pangan dan meningkatkan ekonomi Orang Asli Papua lewat pertanian,” tegas Max Ohee.

Sementara itu, salah satu pengelola Sentra Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Perikanan Terpadu DPW MKPTI Provinsi Papua di Holtekamp, Nunung Saputra mengatakan sejauh ini pihaknya menjadikan lahan nan luas ini sebagai tempat pertanian untuk tanaman cabe, pisang dan ubi yang masih terbatas. Selain itu, ada juga peternakan babi dan sapi, serta budidaya ikan air tawar (nila).

“Kami sangat berterima kasih atas semua masukan dari Pak Pdt Albert, Pak Terry dan Pak Adrian. Kami akan desain pengembangan ke depan secara lebih modern dan professional untuk meningkatkan produksi. Misalnya soal saran tanam cabe dan beberapa jenis pisang, ini juga sangat bagus,” kata Nunung. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box