Koordinator BP3OKP terpilih untuk Wilayah Papua Pdt. Albert Yoku, S.Th foto bersama pengurus MKPTI usai resmikan Sentra Pertanian di Holtekamp, Selasa, 10 Januari 2023.

 

JAYAPURA (PB.COM)—Koordinator Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) terpilih untuk Wilayah Papua Pdt. Alberth Yoku, S.Th mendukung lembaga Masyarakat Ketahanan Pangan Timur Indonesia (MKPTI) yang sedang giat-giatnya meningkatkan ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi Orang Asli Papua (OAP) melalui bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan terpadu dan agribisnis di Papua.

Hal itu dikatakan Alberth Yoku saat meresmikan Sentra Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Perikanan Terpadu DPW MKPTI Provinsi Papua di Holtekamp, Selasa, 10 Januari 2023. Sentra pertanian seluas 80 hektar ini adalah milik Ketua Harian DPP MKPTI drg. Aloysius Giyai, M.Kes.

“Sentra pertanian seperti ini menjadi terobosan yang bagus untuk meningkatkan ketahanan pangan di Papua sekaligus mendorong income daerah dan ekonomi Orang Asli Papua. Saya akan laporkan kepada Bapak Wapres sebagai Ketua BP3OKP bahwa program yang konkrit dan menyentuh masyarakat seperti ini yang kita dorong dalam pembangunan Otsus Jilid II dengan bantuan dana,” ujar Pdt. Alberth.

Menurut mantan Ketua Sinode GKI di Tanah Papua ini, berdasarkan hasil KTT G20 di Bali pada November 2022 lalu, Papua menjadi salah satu wilayah penyandang krisis pangan sedunia. Tanah Papua yang sangat luas dan subur dinilai menjadi sumber gudang makanan dunia. Tentu saja, pemanfaatan lahan tidur seperti ini adalah salah satu solusi untuk mencapai produksi pertanian demi menjaga ketahanan pangan.

“Selain itu, kita juga bisa fokus untuk ekspor. Oleh karena itu, delapan negara di wilayah Pasifik sebenarnya jadi pintu gerbang bagi kita untuk mengekspor. Memang kita harus melakukan beberapa tingkatan. Seperti badan di Setwapres nanti kita komunikasikan Duta Besar kita di Papua New Guinea, Australia, New Zeland supaya kita lihat, oh mereka kurang ini jadi kita bisa pasok ke sana. Jadi kita harus kembangkan tanaman varietas unggulan berkualitas ekspor,” kata Alberth.

Pdt. Alberth juga menegaskan dirinya selaku Koordinator BP3OKP Papua sudah menggelar rapat dengan pihak perbankan dan menjelaskan terobosan-terobosan brilian di sektor pertanian dan peternakan yang dilakukan oleh MKPTI.

 

 

Pdt. Alberth Yoku saat meninjau sentra peternakan kandang babi di Holtekamp.

 

“Dan saya sudah memilih bahwa yang sudah jalan seperti MKPTI ini menjadi contoh prioritas atau pilot project dari BP3OKP di dalam kata-kata yang kita sebut dengan Percepatan Pembangunan Sosial Ekonomi dan Kemandirian Orang Asli Papua,” tuturnya.

Pada kesempatan  kunjungan itu, dengan seremonial sederhana, Pdt. Albert Yoku juga berkesempatan untuk meresmikan “Sentra Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Perikanan Terpadu DPW MKPTI Provinsi Papua,” yang selama ini menjadi lahan pertanian cabe, pisang dan ubi, peternakan babi dan sapi, serta budidaya ikan air tawar (nila).

“Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, saya selaku Koordinator Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua,  menggunting tali yang merambat di hutan untuk meresmikan tempat ini sebagai tanda bahwa yang hijau-hijau ini yang akan kita kembangkan. Tuhan memberkati,” kata Pdt. Alberth.

Turut hadir mendampingi, Adrian Indra, S.Sos,MBA selaku Sekretaris Jenderal DPP MKPTI, Wakil Sekjen DPP MKPTI Billy Brando Massie, Sekretaris Dewan Pelindung DPP MKPTI VDP Yohannes Unggul, S.E., M.M, dan Anggota Dewan Pelindung DPP MKPTI Max Abner Ohee, S.P.

Sekedar diketahui, Presiden RI Joko Widodo melalui Peraturan Presiden Nomor 121 Tahun 2022 tentang Badan Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) telah menunjuk Wakil Presiden Ma’ruf Amin sebagai sebagai Ketua Badan Pengarah BP3OKP yang kemudian disebut Badan Pengarah Papua (BPP).

Untuk wilayah Papua yang membawahi Provinsi Papua Selatan,  Papua Pegunungan, dan Provinsi Papua Tengah, Pdt. Alberth Yoku, S.Th ditunjuk sebagai Koordinator BP3OKP. Sementara Irene Manibuy ditunjuk sebagai Koordinator BP3OKP untuk Wilayah Papua Barat yang meliputi Papua Barat Daya. Keduanya sudah terpilih dan tinggal menunggu waktu untuk dilantik.

Mengenal MKPTI

Masyarakat Ketahanan Pangan Timur Indonesia (MKPTI) adalah sebuah lembaga baru yang bergerak di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan terpadu dan agribisnis. Lembaga ini berdiri di bawah payung hukum Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor Ahu-0012487.Ah.01.07.Tahun 2022 Tentang Pengesahan Pendirian Perkumpulan Masyarakat Ketahanan Pangan Timur Indonesia tertanggal 16 Desember 2022.

Adapun struktur pengurus Masyarakat Ketahanan Pangan Timur Indonesia (MKPTI) yakni Dr. Nahor Nekwek, S.Pd.,M.M sebagai Ketua Umum DPP MPKPTI, drg. Aloysius Giyai, M.Kes (Ketua Harian DPP MKPTI), Ika Kayame (Bendahara DPP MKPTI) dan Adrian Indra, S.Sos,MBA sebagai Sekretaris Jenderal DPP MKPTI. Sementara Pdt. Albert Yoku, S.Th didapuk sebagai Ketua Dewan Pelindung DPP MKPTI dan Dr. Kenius Kogoya,SP,M.Si sebagi Ketua Dewan Pembina DPP MKPTI.

“Tanah Papua ini sangat luas dan subur. Banyak lahan masih kosong. MKPTI hadir untuk mengajak seluruh masyarakat Papua untuk mulai berkolaborasi mengembangkan pertanian, perkebunan dan peternakan yang lebih modern untuk menjawabi kebutuhan pasar, menjaga ketahanan pangan di Papua, dan tentu saja memiliki prospek tinggi untuk meningkatkan perkenomian petani,” ujar Sekretaris Jenderal DPP MKPTI Adrian Indra, S.Sos,MBA.

Menurut Adrian, selama 2o tahun Otonomi Khusus (Otsus) Jilid I berjalan, derap pembangunan pertanian di Papua belum terasa seperti daerah lainnya di Indonesia. Padahal, pembagunan di sektor pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan adalah suatu solusi yang sangat tepat untuk meningkatkan kesejahteraan Orang Asli Papua (OAP).

“MKPTI mengamati perkembangan Food Estate di Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Kalteng yang telah memperlihatkan keberhasilannya. Dan tentunya kami berharap, di Provinsi Papua Pegunungan dan Provinsi Papua Tengah juga bisa dibangun Food Estate Khusus yaitu mengembangkan pertanian pangan sesuai makanan penduduk lokal setempat seperti ketela pohon, jagung, pisang dan sayuran. Juga peternakan ayam ras, babi dan sapi.

Saat ini, kata Adrian, MKPTI telah mendorong salah satu hasil unggulan dari bidang perkebunan yaitu kopi dan nenas di Kabupaten Yalimo. Bahkan masyarakat sudah bisa mengembangkan dari hasil perkebunan nenas itu menjadi produk selai nenas dan sirup nenas yang diolah secara tradisional.

“Selain itu kita juga sudah siapkan lahan seluas 80 Ha di Holtekamp dan 10 Ha di Koya yang akan dijadikan sebagai Pusat Pembibitan Tanaman Unggul dan Kebun Percontohan DPP MKPTI,” tegasnya. (Gusty Masan Raya)

Facebook Comments Box