Bupati Pegunungan Bintang, Spei Yan Bidana, ST,M.Si

JAYAPURA (PB.COM)Bupati Pegunungan Bintang (Pegubin), Provinsi Papua Pegunungan, Spei Yan Bidana, ST,M.Si meminta warganya, terutama para pengguna smartphone android yang biasa mengakses media sosial untuk bersama-sama menangkal hoax dengan tidak ikut menyebarkan informasi yang belum diverifikasi kebenarannya oleh pihak berwewenang.

Sebab tak dapat dipungkiri, insiden Januari 2023 lalu di Oksibil sempat menimbulkan banyaknya hoax yang beredar di masyarakat, entah lewat whatsapp, facebook atau twitter yang memprovokasi dan menakuti warga Pegubin saat itu.

“Jujur saat ini, Pegunungan Bintang khususnya Kota Oksibil adalah salah satu daerah dengan penyebar hoax terbesar di Papua. Oleh karena itu, saya minta kepada seluruh masyarakat pengguna android, kalau terima informasi, tolong lakukan langkah ini: saring sebelum sharing. Karena dampaknya besar ketika kita ikut sebarkan berita bohong atau hoax dan memicu hal yang tidak kita inginkan,” tegas Bupati Spei di saat memimpin apel pagi di Kantor Bupati Pegubin, awal pekan ini, Senin, 6 Maret 2023.

Menurut Spei, masyarakat Pegunungan Bintang mesti semakin dewasa dan bijak dalam bermedia sosial dengan belajar dari pengalaman kelam masa lalu. Bahwa tak ada manfaat apa pun dengan penyebaran berita bohong itu. Yang ada malah memicu konflik. Misalnya pada kasus insiden pembakaran sekolah dan kantor Dukcapil di Oksibil pada Januari 2023 lalu, berseliweran hoax yang memicu kepanikan warga hingga sebagian tinggalkan kota itu.

“Ini tidak boleh terjadi lagi. Kita harus samakan pola pikir untuk sama-sama menjaga Kamtibmas, menjaga dusun kita, kampung kita, kota Oksibil kita tetap aman dan kondusif. Ya harus dengan kesadaran diri kita. Kunci awal jalannya roda pembangunan suatu daerah adalah keamanan,” tegas Politisi PDI Perjuangan ini.

Lalu apa itu hoax? Hoax adalah informasi yang direkayasa untuk menutupi informasi sebenarnya. Atau juga bisa diartikan sebagai upaya pemutarbalikan fakta menggunakan informasi yang meyakinkan tetapi tidak dapat diverifikasi kebenarannya.

Menurut Ketua Komunitas Masyarakat Indonesia Anti Fitnah (Mafinfo) Septiaji Eko Nugroho, maraknya kabar hoax jika dibiarkan amat mungkin membuat perpecahan sesama anak bangsa. 

Hoax juga bisa diartikan sebagai tindakan mengaburkan informasi yang sebenarnya, dengan cara membanjiri suatu media dengan pesan yang salah agar bisa menutupi pesan yang benar,” katanya.

Ia melihat penyebaran “hoax” mulai marak sejak media sosial populer digunakan oleh masyarakat Indonesia karena sifatnya yang memungkinkan akun anonim untuk berkontribusi, juga setiap orang tidak peduli latar belakangnya punya kesempatan yang sama untuk menulis apapun yang belum tentu valid. (Gusty Masan Raya/dbs)

Facebook Comments Box